Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Money

Yang Mulia Mesin Pembangunan

9 Desember 2015   07:24 Diperbarui: 9 Desember 2015   21:05 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Dalam laman Kompas Jokowi memerintahkan jajaran menteri Kabinet Kerja fokus bekerja menyelesaikan program pembangunan tahun 2015, jangan sibuk menjadi komentator. Arahan-arahan itu sudah berulangkali disampaikan oleh Jokowi. Termasuk permintaan agar para menterinya tidak mengungkapkan perbedaan pendapat di luar forum rapat. Jokowi tidak ingin upaya pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi terganggu oleh kegaduhan politik. Seperti laman Berita Satu, dikatakan, mulai Januari tahun depan, pemerintah harus berlari cepat menjalankan program‎ pembangunan. Peraturan yang mengganjal arus masuk investasi juga harus dipangkas. 

Apalagi, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi, mengatakan kasus tersebut pun harus segera diselesaikan sehingga pemerintah dapat lebih fokus pada pembangunan nasional. "Termasuk juga apa yang terjadi terakhir ini dengan peristiwa Freeport dll, ini menghilangkan konsentrasi-konsentrasi pembangunan kita karena semua pemikirannya kepada apa yang terjadi di DPR," kata Sofjan di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (4/12).

Yup! Artinya, yang paling mendekati "tujuan universal" dalam dunia kontemporer adalah pembangunan, sepuhan abad dua puluh untuk mitos kemajuan. Agama zaman modern, filsafat, dan psikiatri banyak membicarakan tantangan bagi perkembangan individual yaitu perjuangan umat manusia untuk mewujudkan potensi mereka sepenuhnya. Bagi bangsa-bangsa miskin, perkataan pembangunan berarti melepaskan diri dari keterbelakangan dan dominasi asing. Bagi bangsa-bangsa kaya, perkataan ini melambangkan meningkatnya kemungkinan-kemungkinan, yakni tercapainya masyarakat makmur dan kemudian transendensinya, yaitu suatu proses yang berpuncak pada sebuah dunia pasca industri di mana masalah kelangkaan telah lenyap. Tahun 1960-an dielu-elukan sebagai "Dasawarsa Pembangunan", dan Perang Dingin yang mencapai puncaknya pada masa itu dilancarkan atas nama pembangunan. Persoalannya adalah "model Dunia Bebas" ataukah "model Komunis" yang akan menang. Yang kaya, yang miskin, Kapitalis maupun Komunis, semuanya mendukung pembangunan.

Popularitas istilah ini banyak didukung oleh kenyataan bahwa maknanya bergantung pada pemakainya. Dalam berbagai laporan ekonomi dan dokumen negara ini, sejak tahun 1960-an, pembangunan mempunyai arti khusus. Masyarakat yang sedang berkembang adalah masyarakat yang pendapatan per kapita dan produk kotor nasionalnya sedang meningkat. Meningkatnya taraf kegiatan ekonomi mereka akan menghasilkan tabungan yang dibutuhkan untuk membeli karcis masuk ke abad duapuluh satu berupa jalan-jalan, sekolah, dan rumah sakit, serta kemampuan industri yang akan menyenangkan.

Akan tetapi, ketika korporasi sejagad menyatakan diri mereka sebagai mesin pembangunan, kita dapat menilai pernyataan mereka hanya jika kita mengetahui di jalur pembangunan mana mereka berada. Di dunia dimana mayoritas orang tidur dengan perut lapar, definisi mekanis mengenai pembangunan yang didasarkan pada laju pertumbuhan tidaklah pantas. Apabila sebuah model pembangunan ingin bermakna di dunia di mana sebagian besar orang berjuang agar sekadar tetap hidup maka model tersebut harus, seperti pernyataan ahli teori pembangunan Dudley Seers, memberikan jawaban terhadap masalah-masalah sosial akhir abad keduapuluh yang paling gawat dan saling berkaitan yaitu kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. 

Kini fakta tahun 2015 membenarkan hal itu. Adalah fakta yang tidak menyenangkan ketika jalur pembangunan yang ditempuh korporasi sejagad di tahun-tahun itu ternyata lebih memperburuk keadaan kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan ketimbang turut membantu memecahkannya.

Saya jadi teringat, kata-kata juru bicara Union Carbide disebutkan oleh Gyorgy Adam dalam The New Hungarian Quarterly, halaman 203, "Tidak semestinya bagi suatu korporasi internasional untuk meletakkan kemakmuran negara di mana ia melakukan bisnis di atas yang lain."

 

 

Sumber infografis: Sasaran Pembangunan Nasional 2015-2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun