Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebelum Teror Thamrin, Ayman al-Zawahiri Sebut Kemenangan Dari Nusantara

15 Januari 2016   02:48 Diperbarui: 16 Januari 2016   07:42 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak aksi teror dengan menggunakan bom di Hotel Marriott dan Ritz Carlton, kawasan Mega Kuningan. Nama Al Qaeda selalu menghiasi liputan-liputan media massa, hingga seorang jurnalis investigasi Robert Dreyfuss menulis buku Devil's Game: How the United States Helped Unleash Fundamentalist Islam. 

Pemimpin al-Qaida, Ayman al-Zawahiri tiba-tiba kembali muncul melalui pesan audio bersamaan ISIS mengklaim sebagai aktor serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, siang tadi. Penting untuk diperhatikan, meski belum jelas apakah pernyataan Ayman al-Zawahiri ini terkait dengan serangan tersebut atau Al Qaeda membangun koalisi dengan ISIS, khususnya sasaran utama adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina? Masih samar. 

Dalam pesan ini, Pemimpin al-Qaida, Ayman al-Zawahiri menggunakan istilah Nusantara selain istilah Indonesia. 

Tentunya, menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi unit-unit anti teror dari Badan Intelijen Negara (BIN), Polri dan TNI. Apalagi, terselip informasi yang dilontarkan oleh anasir-anasir politik nasional bahwa serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, siang tadi, merupakan pengalihan isu, divestasi freeport dan kontrak karya. Informasi tersebut lumayan memperkeruh situasi pergerakan keamanan nasional. Namun, publik perlu menyikapi secara bijak pengawasan tentang divestasi freeport dan kontrak karya agar pengelolaan tidak dalam ketiak freeport. 

Terkait pernyataan pesan audio Pemimpin al-Qaida, Ayman al-Zawahiri ini, menurut amatan saya, sedikit janggal sebab Ayman al-Zawahiri mengatakan bahwa Abu Bakr al-Baghdadi bukan pemimpin dunia muslim. Di sisi lain, generasi penerus bin Laden ini menyerukan jihad di Indonesia sebelum serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, siang tadi.

Melalui, media milik al-Qaida, Al-Sahab, merilis video Ayman Al-Zawahiri, mendesak jihadis di Nusantara (istilah Indonesia digunakan oleh jihadis untuk menggambarkan Asia Timur) "untuk berupaya menghilangkan rezim sekuler di Indonesia, Malaysia dan Filipina dan menggantinya dengan rezim Islam berdasarkan Syariah." 

Dalam pesan audionya, menekankan kebutuhan mendesak "mengumpulkan bangsa Islam untuk mewujudkan gagasan kekhalifahan Islam di Asia Timur" dan menjelaskan bahwa tujuan utama dari perang melawan kepentingan Amerika Serikat di kawasan itu adalah " melindungi wilayah Muslim dan menghalangi penjahat terbesar."

Meski Tim di BBC Monitoring mengatakan ada kemungkinan pesan ini ditujukan untuk mengurangi pengaruh kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) di Asia Tenggara. Beberapa kelompok di Filipina selatan sudah menyatakan kesetiaan ke ISIS sementara ratusan warga Indonesia diperkirakan bergabung dengan ISIS di Suriah atau Irak.

Penting untuk diperhatikan bersama, Bachrum disebutkan ingin membuktikan pengaruhnya di Indonesia agar bisa menjadi pimpinan ISIS di Asia Tenggara. "Di Asia Tenggara, ada Bachrum Naim yang ingin mendirikan Khatibah Nusantara. Dia juga ingin menjadi leader untuk kelompok ISIS di Asia Tengah," ujar Tito dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Kamis petang.

Sangat jelas, penyebutan istilah Nusantara dalam pesan audio Pemimpin al-Qaida, Ayman al-Zawahiri, Khatibah Nusantara sasaran utama adalah Indonesia. Menjadi kewaspadaan bersama, hal ini sangat erat hubunganna dengan sel-sel kelompok lama di Indonesia dan rapuh keterpautannya dengan sel-sel tidur di Malaysia, Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina. 

 Selamat bertugas seluruh aparat keamanan Indonesia, TNI, Polri beserta jajarannya, dan BIN. Tetap Waspada #KamiTidakTakut

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun