Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesta GMT 9 Maret, Nyepi bagi Umat Hindu

9 Maret 2016   01:04 Diperbarui: 9 Maret 2016   08:54 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi suasana perayaan Nyepi di Bali. (bali.panduanwisata.id)"][/caption]Rabu, 9 Maret 2016 adalah hari teristimewa bagi Indonesia sebab Gerhana Matahari Total atau kerap disebut GMT ini, 10 provinsi atau lebih tepat 11 daerah berawal dari bagian Indonesia barat hingga timur, dataran Indonesia dilalui lintasan fenomena GMT dengan lama gerhana total antara 1 menit 30 detik hingga 3 menitan. 

Daerah seperti, Palembang, Palangka Raya, Palu, Luwuk, Bangka Belitung, Sampit, Balikpapan, Tanjung Pandan, Poso, Ternate, dan Halmahera merupakan jalur lintasan Gerhana Matahari Total. Peristwa langka ini merupakan fenomena alam yang terjadi pagi hari dan langit menjadi gelap. Ketika Matahari akan tertutup Bulan sehingga mahkotanya dapat terlihat. 

Gerhana Matahari dengan prosentase 65 persen hingga 95 persen benar-benar total hampir di seluruh wilayah Indonesia. Wilayah ini akan melihat Gerhana Matahari sebagian sebab tidak dilintasi bayangan inti (umbra) Bulan, namun oleh bayangan yang lebih terang (penumbra) Bulan. Fenomena lainnya, dan sangat menarik unik meski bukan gerhana total, namun gerhana sabit.

Selama tahun 2016 ini akan berlangsung dua Gerhana Matahari, yakni Gerhana Matahari Total (GMT), 9 Maret 2016 dan Gerhana Matahari Cincin (GMC), 1 September 2016. Kedua gerhana tersebut berselang enam bulan. Pada abad ke-21 ini terdapat 224 Gerhana Matahari (GM), yang terdiri dari 77 Gerhana Matahari Sebagian (GMS), 68 GMT, 72 GMC, dan 7 Gerhana Matahari Hibrida (GMH). GMT 2016 merupakan Gerhana Matahari ke-33 di abad ke-21 atau GMT ke-9 di abad ke-21. GMT 2016 merupakan jalur GMT yang pertama melintasi Indonesia di abad ke-21. Demikian penuturan Astronom Moedji Raharto di Kompas edisi cetak Selasa, 8 Maret 2016.

Lebih lanjut, Moedji, selama abad ke-21 ada lima jalur GMT yang melintasi wilayah Indonesia, termasuk meliputi GMT 2016, lalu 20 April 2042 (melewati Jambi), GMT 12 September 2053 (jalur melewati Nusa Tenggara Barat), GMT 22 Mei 2096 (melewati Bandar Lampung), dan GMT 24 Agustus 2098 (melewati Medan). "Jadi GMT 2016 merupakan fenomena langka bagi masyarakat Indonesia, apalagi tidak semua ibukota provinsi di Indonesia dilalui gerhana ini," ungkapnya.

Sangat masuk akal, jika sejumlah kegiatan ilmiah terkait GMT 2016 melibatkan peneliti dari luar negeri. Amerika Serikat, lokasi penelitian, Belitung, Balikpapan, Tanah Grogot, Palu, Ternate, Halmahera Timur. Australia, lokasi penelitian, Ternate, Maba. Austria, lokasi penelitian, Ternate. Inggris, lokasi penelitian, Palu, Ternate. Jepang, lokasi penelitian, Balikpapan, Samarinda, Ternate. Jerman, lokasi penelitian, Belitung. Kanada, lokasi penelitian, Ternate. Malaysia, lokasi penelitian, Palembang, Palangkaraya, Tanah Grogot. Perancis, lokasi penelitian, Ternate, Maba. Rusia, lokasi penelitian, Ternate. Spanyol, lokasi penelitian, Ternate. Swedia, lokasi penelitian, Belitung. 

Tak kurang topik penelitian ilmiah yang dilakukan BMKG, LIPI, Lapan, Observatorium Bosscha, ITB, dan NASA turut ambil bagian. Adapun lokasi penelitian BMKG, Palu (jalur GMT), Manado, Kupang, Jayapura, Pelabuhanratu, Tangerang, Tuntungan, Gunung Sitoli, dan Liwa (non-GMT) dengan topik penelitian, gravitasi dan kemagnetan bumi. Observatorium Bosscha, ITB, lokasi penelitian, Taman Kalora, Poso, dengan topik penelitian, korona matahari, termasuk penelitian yang berkaitan dengan gerak bandul, dan pengaruh GMT terhadap perilaku burung. LIPI, lokasi penelitian, Parigi Moutong, dengan topik penelitian, respons mamalia terhadap GMT. Taman Nasional Lore Lindu, dengan topik penelitian, respons burung, serangga, amfibi, reptil, terhadap GMT. Lapan dan NASA, lokasi penelitian, Pulau Plum, Maba, dengan topik penelitian, durasi gerhana matahari terutama sifat fisik gerhana dan efek gravitasi, burung Maleo dan Kelelawar. Lapan juga melakukan penelitian di beberapa tempat, di Ternate, dengan topik penelitian ionosfer dan geomagnet, serta fotometri dan spektroskopi korona matahari. Parigi Moutong, dengan topik penelitian perilaku kelelawar. Bukit Tangkiling, dengan topik penelitian perilaku orang utan di Borneo. Ternate (jalur GMT), Kupang, Manado, Parepare, Kototabang, dan Sumedang (non-GMT) dengan topik penelitian, gangguan geomagnet. Benteng Tolukko, dengan topik penelitian penghitungan kembali efek lensa gravitasi. Maba, Halmahera Timur, dengan topik penelitian pemotretan dan spektroskopi korona matahari. Palembang, dengan topik penelitian atmosfer yang dikaitkan dengan GMT. Biak, Manado, Kupang, Pontianak, dan Bandung, dengan topik penelitian pengaruh GMT terhadap konduktivitas dan dinamika lapisan ionosfer di daerah totalitas gerhana. Sejumlah kegiatan ilmiah ini, dikutip dari Litbang Kompas dan pemberitaan Kompas.

GMT juga bukan sekadar untuk diteliti, dipotret, disaksikan dan diabadikan dalam obyek 'wisata ilmiah' namun, 'wisata' saling menghargai, menghormati, dan tepo seliro bahwa di Bali dan umat Hindu, 9 Maret merupakan Nyepi, perayaan Tahun Baru Saka 1938. Sebab itu, Nyepi saat gerhana merupakan momen penyepian, puasa, tidak menyalakan api, tidak bepergian, dan tidak mengadakan hiburan. Peristiwa gerhana perlu dijadikan momentum bagi umat Hindu mengaktualisasikan setidak-tidaknya, kebajikan intelektual, kebajikan mental spiritual, kebajikan sosial, kultural, dan edukasional.

Pesta Gerhana Matahari Total 9 Maret bersama Nyepi membelajarkan manusia untuk tidak gaduh, taruhlah pemanasan jelang Pilgub DKI Jakarta 2017 dan gaduh antarmenteri. Kegaduhan juga perlu dikendalikan dengan membuka diri untuk menghasilkan perdamaian dan toleransi yang terbangun dalam spirit Gerhana Matahari Total, bertepatan dengan perayaan Nyepi yang jatuh pada tilem kesanga, dan hikmah sebagai upaya penyucian atau ruwatan bhuana alit (alam manusia) dan bhuana agung (alam semesta) melalui upacara Tawur Kesanga. 

"Gerhana matahari total besok itu istimewa karena bersamaan dengan hari raya Nyepi," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam sambutannya pada acara perayaan Tawur Agung Kesanga di kompleks Candi Prambanan, Sleman, Selasa (8/3). Menurutnya, tema perayaan Nyepi tahun ini adalah "Keberagaman Perekat Persatuan" dan relevan dengan keberagaman dan kemajemukan yang ada di Indonesia. Selain itu, imbuh Lukman, tema Nyepi juga bisa menjadi sumber inspirasi dalam memelihara keberagaman. "Sebab dalam memelihara keberagaman tersebut perlu adanya ikatan kokoh yakni persatuan," katanya

Terbukti, ucapan selamat para netizen kepada umat Hindu yang tengah merayakan Hari Raya Nyepi ini, tidak sepi menghiasi lini masa twitter. Salah satunya, akun twitter milik Iwan Fals @iwanfals, "Selamat Nyepi, Gerhana Matahari & Selamat Mengitropeksi Diri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun