[caption caption="Kompas/Agus Susanto Aktivitas maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Sumber: Kompas.com)"][/caption]
Begini kisahnya, saat ronda di dunia maya, saya membaca berita Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar dijadwalkan menggunakan pesawat Garuda untuk terbang ke DI Yogyakarta untuk menghadiri seminar nasional "Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Pedesaan" di University Club Universitas Gadjah Mada. Penerbangan dari Jakarta dijadwalkan pukul 08.05 WIB. Namun Marwan Jafar beserta rombongan baru tiba pukul 08.00 dan terkejar. Marwan Jafar pun dialihkan ke pesawat Garuda berikutnya pukul 10.05 WIB. Penerbangannya harus tertunda akibat gangguan teknis dan menunggu untuk diperbaiki.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar pun mengkritik pelayanan Garuda. Namun, pernyataannya berbuah merdu kicau di lini massa twitter. Seorang pengguna twitter ahmad zaky @ahmadz4ky berkomentar, "Kalau ada pejabat ketinggalan pswt, ya cari aja pswt/airlines berikut. Ga usah marah2 yaa pak #garudaku." Lalu, akun twitter milik NIRA SYAFIRA @FiraNSF menulis cuitannya,"Bapak Menteri terhormat, kalau mau dtg ke bandara&terlambat sesuka hati lebih baik sewa/membeli jet pribadi seperti Syahrini saja #Garudaku." Rupanya, pernyataan Marwan ditanggapi koleganya di pemerintah, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, turut berkicau, diduga cuitan Pramono ini, terkait dengan pernyataan Marwan. "Hari gini koq masih ada pejabat yg minta dilayani berlebihan, sudah ngga jamannya. Kalau terlambat ya ditinggal saja #Garudaku," tulis Pramono di akun miliknya, @pramonoanung tanggal 24 Februai 2016, pukul 18.52.
Ketika seorang pengguna twitter menautkan status akun milik Pramono Anung tersebut, sekitar pukul 23.02, tanggal 24 Februari 2016. Sontak dibalas Marwan Jafar, pada pukul 23.04, "Hari gini kok baca berita masih setengah-setengah yo dibaca baik-baik beritanya. Baru komentar senengane ngono kui," tulis Marwan di akun miliknya, @marwan_jafar.
Menurutnya, melalui twitternya, @marwan_jafar, Marwan menjelaskan, "Wong saya protesnya karena pelayananya kurang bagus, kok kalian protesnya ke mana-mana, Piye toh." Lebih lanjut, ia menanggapi pihak-pihak yang mengkritiknya, "Orang yg memutar balikkan fakta dan berkata tdk sesuai dg fakta yg sesungguhnya adalah dhollun mudhillun,sesat menyesatkan.Na'udzu billah," cuit Marwan, tanggal 25 Februari 2016, pukul 09.09.
Netizen lain pun ikut berkomentar,"@marwan_jafar setuju pak menteri. Tapi penerbangan lainnya juga tak kalah buruk dan abaikan hak2 penumpang," kicau akun @SutanMajoEndah.
Akun milik risharyudi triwibowo @triwibowoaja,"ayo dong Garuda berbenah! Anak emas harus manajemen berlian! @RiniSoemarnoID @IndonesiaGaruda @marwan_jafar."
Pihak Maskapai Garuda Indonesia dalam akun resminya, segera memberikan klarifikasi. "@marwan_jafar (2/2) pelayanan kami kedepannya. Semoga kejadian yg Anda alami tidak terulang kembali di penerbangan Anda selanjutnya. -Harry," bunyi cuitan Garuda Indonesia di akunnya, @IndonesiaGaruda, tanggal 24 Feb 2016, pukul 09.51.
Kritik Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar terungkap juga dalam seminar nasional "Peta Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa dan Kawasan Pedesaan" di University Club Universitas Gadjah Mada. "Evaluasi Garuda. Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," ujar Menteri Marwan, di depan para akademisi, pejabat daera, dan undangan lainnya.
Menurut Marwan, proteksi terhadap Garuda sangat besar bahkan telah memgakibatkan banyak program unggul lainnya terabaikan. Ia menyontohkan ketika sebuah maskapai penerbangan swasta hendak menanamkan investasi hingga Rp 5 triliun di Lebak, Banten untuk membangun bandara. Proyek ini akhirnya digagalkan gara-gara untuk memproteksi Garuda. "Lebak itu masuk daerah tertinggal binaan kami. Tapi gara-gara untuk proteksi Garuda, akhirnya program bandara di Lebak yang bertaraf Internasional ini diabaikan. Maskapai lain sampai dianak tirikan gara-gara proteksi Garuda. Tapi sayangnya, kinerja Garuda jelek seperti ini. Harus dievaluasi direksi Garuda ini," ungkapnya.