Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg yang diterbitkan pada 22 Desember 2020, Adam Boehler, CEO International Development Finance Corporation, mengatakan bahwa Indonesia dapat memperoleh hingga $2 miliar lebih dalam bantuan pembangunan jika meresmikan hubungan dengan Tel Aviv.
Seperti banyak negara mayoritas Muslim di dunia, dan sebagian besar Timur Tengah, Indonesia tidak pernah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, karena menentang pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Indonesia yang menjadi pendukung kemerdekaan Palestina telah berulang kali menolak kabar tersebut. Kementerian Luar Negeri RI juga menekankan Indonesia tidak akan mengakui Israel sebelum tercapainya two-states solution dengan Palestina. Bahkan, Presiden Joko Widodo mendorong negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)Â untuk memboikot produk-produk Israel. Dorongan itu merupakan salah satu bentuk peningkatan dukungan OKI terhadap kemerdekaan Palestina.Â
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan terdapat urgensi bagi OKI untuk meningkatkan dukungan terhadap Palestina melalui sejumlah langkah-langkah konkret, yaitu penguatan tekanan kepada Israel, termasuk boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan.Â
"Penguatan tekanan kepada Israel, termasuk boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan (Palestina)," ujar Jokowi dalam pidato penutup Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (LB) ke-5 OKI di Jakarta Convention Center, Senin, 7 Maret 2016.
Baca: Boikot Produk Israel, Jokowi Ibarat Little Soekarno
Tetapi selama masa pemerintahan Trump, negara-negara Arab dan Muslim didorong untuk secara terbuka mengakui Israel, dan sejauh ini berhasil meyakinkan Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan untuk melakukannya.
Setiap pengakuan mendapat imbalan material yang signifikan: Uni Emirat Arab (UEA)  dijanjikan armada pesawat jet tempur siluman dan Maroko memperoleh pengakuan resmi Amerika Serikat  yang telah lama dicari atas pendudukannya di Sahara Barat. Sementara itu, Sudan telah dihapus dari daftar negara pendukung terorisme.
Saran Boehler muncul seminggu setelah laporan pers Israel bahwa Indonesia, bersama dengan Oman, adalah negara-negara berikutnya yang mungkin mengakui pemerintah Israel -- membuka kembali pertanyaan yang telah ada selama Israel dan Indonesia adalah negara merdeka.
Saat itu, Pemerintah Indonesia dengan cepat bergerak menyangkal laporan tersebut. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia "Tidak memiliki niat untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel." Ia menambahkan, "Indonesia akan terus mendukung kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara dan parameter internasional lainnya yang disepakati."
Posisi ini juga didukung oleh organisasi-organisasi Islam yang mencakup spektrum politik Indonesia, yang telah lama memprotes tindakan Israel di Wilayah Pendudukan dan sering memberikan sumbangan untuk tujuan Palestina.