Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Setelah Pembunuhannya, Masih Belum Ada Keadilan Bagi Jamal Khashoggi

3 Januari 2022   22:05 Diperbarui: 4 Januari 2022   06:37 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bbc.com/

Pada 2 Oktober 2018 lalu, jurnalis The Washington Post Jamal Khashoggi, terbunuh setelah menginjakkan kaki di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki. Ia aktif menulis atas pelbagai laporannya tentang invasi Uni Soviet di Afganistan hingga kebangkitan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden. 

Otoritas Saudi  tegas menyatakan bahwa aksi pembunuhan Khashoggi tidak ada sangkut paut apa pun dengan Putra Mahkota Kerajaan sekaligus penguasa de facto Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. Regu khusus dan Wakil Kepala Intelijen Saudi yang membentuknya konon bertindak secara independen--di luar kendali MBS.

Kasus pembunuhan kolumnis The Washington Post Jamal Khashoggi diduga keras melibatkan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memperumit hubungan Saudi dan Amerika Serikat. Kendati sejumlah petinggi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat menyatakan protes, pemerintah Amerika Serikat dipandang tak berani bersikap tegas terhadap Saudi.

Sikap bimbang  Trump wajar adanya di tengah kehangatan hubungan bisnis dan diplomatik Saudi-Amerika Serikat. Dalam setahun terakhir, misalnya, Jared Kushner, menantu sekaligus penasihat senior Trump, berusaha menjalin hubungan erat dengan MBS demi kepentingan bisnis.

Tak hanya itu, Trump saat ini sedang mempertaruhkan Saudi sebagai salah satu pasar senjata terpenting Amerika Serikat. Berdasarkan laporan Stockholm International Peace Research Institute (Sipri), Trends in International Arms Transfers, 2017, Paman Sam adalah negara eksportir senjata terbesar di dunia pada 2017, mengalahkan Rusia.

Kepentingan Amerika Serikat terhadap Saudi tak hanya meliputi perdagangan senjata. Saudi adalah salah satu investor utama di pusat teknologi dunia, Silicon Valley. Sejumlah besar startup teknologi ternama kecipratan dana investasi Kerajaan Saudi. Seperti dilaporkan oleh Quartz, beberapa produk startup tersebut adalah Lfyt, Uber dan Magic Leap. 

Selain itu, Saudi juga telah menyuntikkan dana sebesar 45 miliar dolar AS ke pendaanaan ventura Vision Fund milik Softbank. Dengan dana total 93 miliar dolar AS, praktis hampir separuh dana Vision Fund berasal dari Saudi. 

Hingga saat ini, Vision Fund telah berinvestasi setidaknya 26 perusahaan, termasuk Slack, WeWork, serta GM Cruise. Menurut catatan ReCode, Uber merupakan perusahaan yang mendapatkan pendanaan terbesar yang mencapai 9,3 miliar dolar Amerika Serikat.

Namun, di masa pemerintahan Joe Biden, The New York Times, 26 Februari  2021, menurunkan hasil investigasinya berjudul  The Report on Jamal Khashoggi's Killing, Biden merilis laporan tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, setebal 4 halaman. Sebuah tanda bahwa Biden mencoba mengisolasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi, yang menurut badan intelijen Amerika menyetujui pembunuhan yang direncanakan.

Akankah upaya Biden berhasil?

Pelapor Khusus (Special Rapporteur) Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) yang menangani masalah-masalah ekstra yudisial, Agnes Callamard mengeluarkan hasil investigasinya  Annex to the Report of the Special Rapporteur on extrajudicial, summary or arbitrary executions: Investigation into the unlawful death of Mr. Jamal Khashoggi, pada 19 Juni 2019, disimpulkan bahwa kematian Khashoggi terjadi karena aksi "pembunuhan yang menjadi tanggung jawab Kerajaan Arab Saudi," alias tanggung jawab Mohammed bin Salman. Callamard mengklaim menemukan "bukti-bukti terpercaya" yang mengarah kepada MBS sebagai otak pembunuhan Jamal Khasoggi. Meskipun tak merinci "bukti-bukti terpercaya" yang dimaksud, The Washington Post yang melakukan investigasi bersama 15 media di seluruh dunia serta Amnesty International dan Citizen Labs meyakini bahwa salah satu "bukti-bukti terpercaya" itu adalah penggunaan teknologi tingkat tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun