Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Terkait Pemberitaan Bendera ISIS, FPI Menjawab

17 Januari 2016   15:42 Diperbarui: 17 Januari 2016   16:16 11057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam tulisan Antara Cuitan Allan Nairn dan Bendera ISIS disebutkan akun twitter @AllanNairn14 milik Allan Nairn bertuliskan,"Antiterror peop shld remember tht supporters of GenPrabowo/FPI openly flew ISIS flags@ '14 rallies n downtwn Jakarta," 6:13 PM - 14 Jan 2016. Disana ia menanggapi cuitan akun twitter IG: Shafiq Pontoh @ShafiqPontoh yang bertuliskan, "Ini aksi prabowo dan FPI sore tadi di Bunderan HI koq ada bendera ISIS nya :(" 5:19 AM - 11 Jul 2014. Sayangnya, sampai artikel ini ditulis, saya belum mendapatkan konfirmasi dari Allan Nairn terkait cuitannya tersebut. 

Sebagai kompasianer, tentunya saya berupaya keras untuk tidak tergolong Dosa Jurnalis Meliput Aksi Teror 14/1 yakni salah satunya abai melakukan verifikasi, yang terkandung di dalam Sembilan Dosa Jurnalis Dalam Liputan Terorisme, 1) Mengandalkan Satu Narasumber Resmi; 2) Lalai Melakukan Verifikasi; 3) Malas Menggali Informasi di Lapangan; 4) Lalai Memahami Konteks; 5) Terlalu Mendramatisasi Peristiwa; 6) Tidak Berempati pada Narasumber; 7) Menonjolkan Kekerasan; 8) Tidak Memperhatikan Keselamatan dan Keamanan Diri; 9) Menyiarkan Berita Bohong. Kedua, melalui panduan menggunakan hak jawab, hak koreksi dan kewajiban koreksi bagi pembaca dan redaksi dalam menyelesaikan permasalahan akibat pemberitaan pers. Saya merujuk buku Gunakan Hak Jawab, Hak Koreksi Anda, Ombudsman Memfasilitasinya yang diterbitkan Tim Ombudsman Jawa Pos Group. 

Mengutip kata pengantar buku tersebut, Dahlan Iskan, "Kontrol diri sendiri tersebut diperlukan karena ada sifat yang luar biasa hebat--manfaat maupun bahayanya--yang melekat pada profesi wartawan: bekerja untuk kepentingan umum dan mempunyai otonomi untuk melakukan atau tidak melakukan."

Alangkah bijak, jika saya pun menyampaikan pernyataan sikap Habib Rizieq Syihab selaku Imam Besar FPI, sekaligus hak jawab Front Pembela Islam (FPI): 

A. Ada FOTO tentang berkibarnya Bendera ISIS saat Demo FPI di Jakarta?

JAWAB : Itu Aksi Ormas-Ormas Islam untuk PALESTINA di Tahun 2014, dan FPI ikut, lalu ada pihak yang bawa bendera mirip Bendera ISIS. Apa salah FPI ?

C. Pernyataan FPI mendukung ISIS?

JAWAB : Ini INTISARI Pernyataan FPI tentang ISIS Tahun 2014 :

1. FPI dukung Penerapan Syariah secara Konstitusional di NKRI.

2. FPI dukung Penegakan Khilafah Islam di DUNIA untuk melawan New Imperialisme Intenasional.

3. FPI menolak segala bentuk perang antar sesama muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun