Jaman edan. Sudah gila.
Kata-kata itu sering keluar dari mulut seorang nenek. Raut wajahnya terkadang terlihat kesal saat mengucapkan kata tersebut. Ditambah melihat perempuan jadi-jadian di jalan saat menghampiri rumah-rumah, ruko bahkan kios-kios untuk bergoyang dan bernyanyi dengan goyangan heboh nan aduhay.
Lantas otak berfikir memang zaman itu bernyawa ya hingga dikatakan edan dan gila. Yang edan yo mereka-mereka itu toh kurang puas dengan apa yang dimiliki. Sebenarnya bukan zamannya yang edan bahkan gila tapi manusianya yang sudah edan dan gila sebagian. Belum semuanya lho nek mungkin hanya sebagian.
Zaman sekarang mudah untuk bongkar pasang tuker tambah alat kelamin. Laki-laki bisa jadi perempuan sebaliknya perempuan bisa jadi laki-laki. Bahkan bisa menambah dada tambahan. Begitu mudahnya mereka untuk menukar tubuh tanpa berfikir kedepannya.
Terus memikirkan tubuh dan dunia. Kurang cantik tinggal operasi plastik. Kurang besar tambah silikon. Kurang macung, kurang panjang, kurang semok, kurang lagi, lagi, dan lagi tak kan ada habisnya.
Mudahnya bongkar pasang kemaluan memang ada saja beritanya. Laki-laki asal Negeri Raja laki-laki bernama Mattew tujuh tahun lalu telah mengganti kelamin dan dan tubuhnya menjadi seorang wanita. Atas saran temannya itu akhirnya ia meminjam uang bank untuk operasi. Berhasil jadi seorang wanita.
Tujuh tahun berlalu ternyata ia lelah jadi seorang wanita. Kapok koe, kamu pikir mudah jadi seorang wanita tiap bulan selalu kedatangan tamu tak diundang dengan rasa sakit ditambah mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan, menjaga anak dan lain sebagainya yang belum dirasakan.
Ketahuilah untuk menjadi seorang wanita itu sudah di tentukan oleh Tuhan. Mereka yang sudah siap menerima sejak lahir lantas menjalankannya hingga akhir hayat. Bukan di buat di pertengahan hidup bahkan diganti seenaknya.
Lantas setelah menjalankan beberapa lama si Transgender menyesal ingin kemaluannya kembali. Waahhhh memang bisa ya dipasang lagi?. 100% dalam keadaan semula bisa kah?. Jawabannya ada pada ahli medis.
Laki perempuan, cowok cewek, lanang wedok sudah ditetapkan sejak dalam kandungan. Canggihnya medis mampu mengubah tapi takkan bisa seratus persen menyamakan hasil Tuhan.
Laki-laki jadi perempuan, bahkan tak jarang perempuan jadi laki luar biasa hasilnya dengan sentuhan alat-alat medis. Konyol memang.
Satu sisi orang akan menunjukkan kehebatan dalam hal kesehatan. Satu sisi orang menunjukkan betapa agung akan kecantikan dan keindahan. Satu sisi orang bisa menunjukan bahwa mereka mampu dengan uang.
Secara pribadi memang belum pernah mengalaminya lah wong baca beritanya saja saya geregetan. Orang kok ya gak ada rasa bersyukurnya dan terimakasih. Sudah untung hidup dan kaya tapi malah coba-coba bongkar pasang kelamin. Gusti...Gusti...