Â
HUJAN yang diharapkan warga Pekanbaru (Riau) akhirnya terwujud pagi ini tepatnya pukul 02.00 WIB. Walaupun hujan yang turun masih berkategori ringan. Itu pun cukup untuk menghilangkan kabut asap yang melanda kota Bertuah (Pekanbaru) pagi ini. Hampir sebulan lamanya warga Pekanbaru (Riau) diselimuti kabut tebal. Asap yang tebal membuat sendi-sendi ekonomi turun signifikan, seperti penerbangan terganggu, aktifitas bongkar muat, pariwisata (Siak), dan lainnya. Tidak ketinggalan dampak negatif, yaitu gangguan pernapasan, jarak pandang hanya sekitar 50-100 meter, iritasi mata, dan dampak lainnya.Â
Pemerintah pusat, provinsi, kota sudah maksimal dalam mengatasi permasalahan kabut asap di Pekanbaru (RIAU). Itu terlihat dari aparat yang di turunkan, contoh satgas kebakaran, TNI, Polri, Pemadam Kebakaran, bahkan relawan dari berbagai perwakilan, seperti warga adat (tokoh agama), warga dari provinsi/kota/kabupaten lain turut membantu memadamkan api akibat kebakaran hutan. Tidak hanya aparat, Pemprov Riau pun menyediakan layanan gratis, seperti Puskesmas, RS tertentu untuk melayani masyarakat yang berobat akibat kabut asap yang menganggu pernapasan. Baru-baru ini juga Pemprov Riau menyediakan tempat khsusus untuk balita atau ibu hamil agar tetap dalam satu ruangan yang sudah lengkap dengan fasilitas bayi agar ibu dan bayi terhindar dari penyakit (demam) atau gangguan pernapasan.
Tiga hari lalu, Senin, (28/9) waktu saya melaksanakan ibadah (sembahyang) di Pura Agung Jagatnatha Pekanbaru, disampaikan oleh Tetua Adat bahwa titik api di Riau sudah tidak ada, jadi asap yang masih ada sekarang kiriman dari wilayah lain, itu yang Beliau dapat saat menghadiri rapat perwakilan setiap tokoh/tetua adat baik Tokoh Adat Islam, Kristen,Budha, Hindu, dan Tetua adat lainnya. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman menghimbau agar masyarakat tidak membakar lahan/hutan untuk membuka lahan baru. Siapa yang terbukti dan melihat orang atau kongsi/perusahaan yang membakar lahan agar segara melapor kepada petugas baik Pemprov, Polisi Kehutanan, atau lembaga terkait.
Selain  itu, H Arsyadjuliandi Rachman juga menghimbau agar warga tidak membakar sampah yang ada baik sekitar rumah atau lingkungan umum, jika ada harap di tegur supaya tidak lagi membakar sampah. Itu kutipan singkat dari Tetua Adat Hindu yang bisa saya tulis sedikit.Â
Hingga saat ini, Pukul 02.50 WIB hujan masih menguyur Pekanbaru. Hujan yang awalnya hanya rintik-rintik sekarang mulai deras sehingga dingin pagi pun terasa menusuk hangatnya badan yang sedang pulas. Semoga hujan terus deras sampai pagi sebelum matahari terbit sehingga warga Pekanbaru (Riau) dapat menghirup udara segar yang diharapkan bersih dari penyakita (virus). Semua warga baik masyarakat Palembang (Sumsel), Palangkaraya (Kalimantan), dan Pekanbaru (Riau) mengharapkan hujan turun di wilayah yang masih terkena dampak kebakaran hutan/lahan (kabut asap) sehingga warga pun bisa sehat dan beraktifitas seperti biasa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H