Mohon tunggu...
Andika Wayan Putra
Andika Wayan Putra Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbaikan Pemuda: Perubahan Menuju Keadilan Sosial di Dalam Menghadapi Persaingan AEC

27 Maret 2015   10:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:56 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap gerakan harusnya selalu diarahkan kepada perubahan yang lebih baik, yakni perubahan menuju keadilan sosial. Perubahan tersebut tidak muncul secara tiba-tiba, namun juga mempunyai awalan. Di dalam ayat dikatakan, “kullukun ra’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatih” , yakni hendaklah kalian harus mampu memimpin semesta kecil masing-masing, sebelum mampu menggerakkan semesta raya. Di dalam ilmu fisika modern, Kita adalah semesta kecil yang berjalin dengan semesta alam (Rosyid:19). Artinya bahwa perubahan harusnya dimulai dari diri kita sendiri.

Belajar dari sejarah perjuangan founding father kita terdahulu, bahwa perubahan bangsa ini tidak luput dari gerakan-gerakan pemuda-pemuda yang progresif-revolusioner. Karena kelompok muda lebih inklusif, toleran, dinamis, fleksibel dan selalu tak puas dengan kondisi yang ada. Hal ini sebagai pemantik dan pemicu gerakan-gerakan generasi selanjutnya. Maka perbaikan pada diri pemuda merupakan awal perubahan keadilan sosial dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Keadilan sosial baru bisa dicapai bilamana seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan dan kebutuhan spiritual rohani, sehingga tercipta masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT, (baca tafsir sila ke 5).Kaitannya dengan hal tersebut, semangat pemuda dalam memperbaiki dirinya merupakan salah satu upaya dan bonus bagi diri, bangsa dan negaranya. Jadi semangat perbaikan haruslah tetap ada pada jiwa pemuda untuk mewujudkan keadilan sosial.

Kenapa harus pemuda? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang, hampir seperempat negara indonesia diisi oleh para pemuda. Jadi perubahan dan kesiapan indonesia di dalam menghadapi tantangan ke depan, yakni dalam persaingan Asean Economy Community, hendaknya selalu memperhatikan kesiapan para pemuda yang produktif dan siap pakai.

Di dalam persaingan bebas MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), semangat perbaikan dapat diraih melalui berbagai upaya, salah satunya adalah meningkatkan intelektualitas dan profesionalitas dibidang tertentu sesuai dengan kebutuhan kehidupan diri, bangsa dan negaranya. Sesuai dengan penelitian The Global Competitiveness tentu pengembangan skill diarahkan dalam dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, kesiapan teknologi, perkembangan pasar keuangan serta infrastruktur dan lingkungan.

Meskipun hal tersebut bukan sesuatu yang bersifat mutlak untuk kebutuhan kedepan, setidaknya dapat dijadikan referensi dan gambaran umum tentang keunggulan dan kelemahan serta dapat dijadikan pula sebagai tolak ukur keberhasilan yang akan dicapainya dalam menggapai cita-cita bangsa dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.

Tulungagung, 27 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun