Mohon tunggu...
wayan linda1408
wayan linda1408 Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mahasiswa Universitas Mahasaraswati

I Akuntansi 2018 Malam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 terhadap Kondisi Siklus Perdagangan dan Jasa di Bali

27 Mei 2021   21:20 Diperbarui: 27 Mei 2021   23:31 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Ni Wayan Linda dan Ni Luh Putu Sandrya Dewi,SE.,M.Si

Covid-19 telah membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian di dunia termasuk indoneisa, kondisi perdagangan internasional seperti pada masa pandemic covid-19, pada saat ini perdagangan semakin sepi dan penghasilan yang didapatkan juga sedikit jauh berbeda dengan sebelum masa pandemic covid ini.

Beberapa toko atau rumah bahkan hotel-hotel khususnya di Bali banyak yang banyak  tutup akibat pandemic covid ini. Dan masih banyak lagi toko-toko maupun rumah makan yang masih melanggar jam tutup, karna faktor ekonomi lah yang membuat para pemilik usaha melanggar perarturan jam tutup demi mencapai penjualan walaupun tidak mencapai omzet normal. Contohnya rumah makan, caf, atau usaha sejenisnya yang biaanya full dengan pengunjung saat ini karna adanya pembatasan waktu.

Hal ini menyebabkan omset penjualan mereka mengalami penurunan hingga 50 %. Dan covid ini memberikan sebuah dampak yang amat buruk terhadap perekonomian masyarakat yang ada di Indonesia khususnya di Bali. Tekanan hebat akibat pandemi Covid-19 semakin dirasakan oleh perekonomian Bali pada semester I-2020. BPS Bali mencatat,  tingkat pertumbuhan ekonomi pulau Dewata pada januari-juni, kontraksi sedalam 6,13 persen jika dibandingkan semester I-2019. Penyebab penurunan ini karena pada triwulan II-2020 atau periode April-Juni 2020, turun hingga 10,98  persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu. (Bisnis.com, 2020)

Dari catatan Bisnis, pertumbuhan negative triwulan dua kali berturut-turut ini pertama kali dialami Bali sepanjang sejarah. Tidak pernah sebelumnya, tingat pertumbuhan di daerah pariwisata ini minus dua triwulan berutut-turut. Siklus perekonomian Bali biasanya melambat pada triwulan awal kemuadian meningkat pada triwulan kedua.

Skema penurunan dua triwulan ini bukan karakterisitik Pulau Dewata. Penurunan tajam ini disebabkan karena pandemic Covid-19 yang berdampak negative terhadap perekonomian daerah secara keseluruhan. Bukti ini bisa dilihat dari BPS Bali yang memperlihatkan kategori lapangan usaha akomodasi, makanan dan minuman sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar justru tumbuh negative. Begitu pula sector transportasi dan pergudangan. Pengadaan listrik, industri pengolahan dan jasa lainnya, semua terpukul karena Covid-19. Hanya tercatat lapangan usaha informasi dan komunikasi mengalami pertumbuhan positif. Sangat disayangkan sekali mau sampai kapan khususnya Pulau Dewata ini kembali dengan perekonomian yang jauh normal.

Seluruh wilayah di Indonesia masih mengalami kontraksi ekonomi dengan kontraksi terdalam terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara. Hal tersebut disebabkan oleh masih rendahnya aktivitas pariwisata, khususnya kunjungan wisatawan mencanegara dua provinsi, yakni Sulawesi Tengah dan Maluku Utara, tumbuh cukup tinggi pada triwulan III tahun 2020.

Berharap perekonomian seluruh dunia cepat pulih dan virus covid ini segera berakhir agar siklus perekonomian kita khususnya Negara Indonesia kembali stabil dan normal agar seluruh masyarakat, pengusaha yang terkena dampak dapat merintis kembali, tidak ada yang kelaparan akibat Covid ini.

https://m.bisnis.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun