Mohon tunggu...
Ank Palmer
Ank Palmer Mohon Tunggu... -

Alumni ISI Surakarta 08, Koreografer/ Dancer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menu Rp 10.000

12 Maret 2010   10:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_92084" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock.com)"][/caption]

Suatau kali kejadian yang berurusan dengan yang namanya polisi akhirnya telah mengisi catatan harian ku juga, saat itu aku sedang sibuk-sibuknya mengurus proposal dan persiapan untuk latihan ujian akhir koreografiku. pagi itu tiba-tiba ada yang mengetok pintu kamar kos ku, setelah kuliat ternyata temanku yang mau menitipkan motor di kosan ku, nama temanku itu pendek, sebetulnya itu bukan nama sebenarnya, teman-teman biasanya memanggil begitu karena tubuhnya yang berukuran kecil juga mungkin tidak jauh beda dengan ukuran tubuhku sehingga teman-temannya memangil dia pendek, sementara aku yang baru datang ke kota tersebut pun tidak luput dari penobatan gelar yang sangat menyakitkan sekaligus sangat sadis, teman-teman kadang memanggilku Kuntet, walaupun aku tidak berkenan dengan panggilan tersebut tetapi aku harus berlapang dada juga untuk mendengarkan teman-teman ku memanggil ku kuntet. Akhirnya lama-lama pun aku terbiasa dengan panggilan tersebut.

Kejadian berawal saat pikiranku sudah mulai berjalan, bagaimana harus mencari ini, mencari itu, menemui ini dan menemui itu, karena kebetulan sekali ada motor yang bisa dipakai, maklumlah waktu itu aku tidak punya kendaraan dan akupun sedang sibuk untuk mengurusi ujian akhirku. Akupun mulai mandi dan bersiap-siap untuk pergi dengan tujuan ku ke pasar Beteng, pasar tempat bisa menemukan segala macam bentuk dan jenis kain, dalam pikiran ku waktu itu bagaimana bisa mendapatkan bahan kain untuk dibuat kostum. Rancangan kostum sebetulnya sudah kupersiapkan tapi kebetulan kainnya yang belum ada.

Dengan semangat yang lumayan besar ku hidupkan motor tersebut, padahal dalam pikirannku ada yang tidak beres sama motor ini, setelah aku teliti lagi ternyata rem belakangnya oh ...tidak!!!... blong!!!. tapi itu semua tidak menyurutkan niat ku untuk melanjutkan perburuan kain ke pasar betang, dengan modal rem depan kuberanikan diri untuk tetap berangkat, perjalanan pun dimulai. Awalnya agak sedikit gugup karen merasa ada yang kurang dengan motornya dan ku coba memencet rem depan ternyata juga sama sebelas dua belas alias rem Solo-Yogya ( pencet remnya di Solo berhentinya baru di jogja hahaha...). Hah!!!... akhirnya sampai juga aku di pasar tersebut, gembira bercampur sebel pun menyelimuti perasaan ku, gembira karen aku masih bisa menghirup udara pasar beteng dengan tidak kurang satu apapun (karena gak jadi ditabrak ato nabrak), sebelnya karena Puanaaaasss puollllll....

Tanpa terasa tanganku pun sudah penuh dengan kain-kain yang kubutuhkan. Dengan sedikit lega aku pun menuju parkiran lagi untuk mengambil motor "maut" kepunyaan teman ku. Entah kenapa waktu itu terniat aja untuk pasang earphon dan pengen nikmati musik sambil mengendara motor. Dengan alunan lagunya "Mimpi" yang dinyanyikan oleh "Anggun" wanita cantik asal jakarta yang udah jadi artis ngetop di Prancis ato dimana lah... yang penting aku ngefans berat karo dee.uuuuu suaranya yang sexy abizzz membuat aku pun ikut bermimpi ingin punya suara yang merdu, tapi sayang aku sudah kebagian suara yang cempreng kayak kaleng dijatuhin dari gedung palingtinggi, kebayang gak sih suaranya kayak apa, kayaknya akupun gak ingin tahu deh. Motor yang ku kendarai pun sudah mulai beranjak dari pasar beteng ke jalan pulang, dan akupun merubah rute perjalanan ku melalui jalan utama kota Solo. Dengan santainya aku mengedarai motor tersebut di tengah jalan Slamet Riyadhi, tanpa sadar dibelakangku polisi sudah ngikutin aku dari balakang tanpa ku sadari, dengan rasa tidak berdosa dan bersalah aku masih tetap tidak peduli kalo yang di sempritin itu motor ku, "mingir pak-mingir!!!" kata polisi itu, karena kuping ku lagi sibuk dengan alunan" setelah aku sadar diri kau tlah jauh pergi... tinggal kan mimpi yang tiada bertepi... oooooo" ternyata aku gak mimpi....ternyata motorkulah yang di sempritin dari tadi. Dengan berlagak bloon tapi emang tampang ku bloon sih, akhirnya kupinggirkan juga motor ku. " Boleh lihat SIM nya Pak?" kata polisi tadi. Aku pun kelabakan nyopotin helemku dari kepala ku yang sudah kusumpel dengan earphon, soalnya mulutnya polisi itu mangap-mangap tapi suaranya kagak keluar. Duh!! ni polisinya ngomong apa ya?, setelah ku copotin earphonnya akhirnya suara itu kedengaran juga oleh ku. oh.... SIM!!! maaf pak tadi saya gak denagar, akupun memberikan SIM ku dan, eh... loh... kok polisinya pergi.... nah SIM ku ....." ikuti saya ke pos 6". dengan sedikit rasa kesal dicampur cemas dan sedikt rasa strobery dan duren lengkaplah rasa eneg ku..haha kecut!!!.

kuikuti polisi itu dari belakang, otakku sudah sibuk berhayal yang gak-gak, emang aku seorang penghayal tingkat tinggi, pacar ku selu bilang tukang hayal gak mutu, tapi itu lah aku, dalam hayalan pun aku bisa hidup (mimpi... hehe.. love Anggun). Dari kejauhan aku lihat pos polisi itu sudah menunggu 2 orang polisi lain, aku pun disuruh masuk, dengan rasa sungkan aku pun masuk sambil ngucapin "monggo" lah ini mau bertamu apa mau di adili sih.. haha saking kikuknya aku semuanya jadi serba gagap, si gagap dari goa semut.

Bapak tau kesalahannya apa? Kata polisi yang tadi menangkap aku seperti kelinci yang mau di sate. Dengan bloonnya aku cuma bilang "Gak!!" dengan wajah sedikit heran dan kecut ku beranikan juga untuk bertanya" emang saya ada buat kesalahan apa ya pak?" ucapa ku. "yakin kalo kamu tidak tahu kesalahan mu!! kata polisi itu lagi, " betul pak, saya tidak tahu". Oke kalau begitu saya beri tahu, kalo dijaln raya sekarang sudah tidak di perbolehkan lagi mengendarai sepeda motor dengan knalpot modif atau yang blong, jadi harus yang standar" buset dah... ternyata bukan rem aja yang blong, knalpot motornya ternyata juga blong.. mampus deh!!, memang tanpa kusadari kanalpot motor itu jga tidak standar sudah diganti denagn knalpot yang bunyinya kayak orang lagi mencret luar biasa gara-gara kebanyakan makan duren dan sambel blacan blup-blup-blup.....tapi jujur emang waktu itu aku memang gak tau tentang peraturan itu, makanya aku jalan dijalan utama Slamet riyadhi itu seperti orang gakbersalah aja, lah wong ora ngertos!!!.

"boleh lihat STNK nya pak!" polisi itu angkat bicara lagi, nah ini... pipis yang sudah kutahan dari tadi rasanya udah mau jebol dari slangnya gara-gara ditanyain STNK. Aku ingat kalo tadi sebelum brangkat aku lupa mintain STNK nya sama teman ku, tamatlah riwayatku. Dengan terbata-bata ku coba untuk jelasin ke polisinya. Mmm pak, sebetulnya ini bukan motor saya, ini motor teman saya kebetulan dia titipin di kosan saya dan emang kebetulan juga saya juga ada perlu mencari bahan kain untuk keperluan ujian akhir saya di pasar beteng", ujar ku, "ooo jadi kamu mahasiswa", iya pak!!, percakapan pun terhenti sejeak karen tiba-tiba ada satu orang lagi pengendara motor yang mampir di pos polisi itu. Dalam batin ku pun berkata... huh.. ternyata aku tidak sendiri, masih ada yang mau bergabung dengan diriku. Pertanyaan pun berlanjut, " kuliah dimana?", saya kuliah di ISI pak, ooo sekolah seni itu ya? Bisa nari dong? Pertanyaan-demi pertanyaan yang menurutu gak perlu dijawab pun bersliwar-sliwir di telingaku tanpa ada jawaban dari ku. Tapi batinku mengatakan kalo bapak polisi itu sudah senang sendiri dengan pertanyaan-pertanyaannya sendiri walaupun tidak di jawab, dia juga mempromosikan kalo dia juga ada kenalan di kampusku, sampai-sampai dia juga menanyakan kenapa jauh-jauh ke solo cuma mau belajar nari, hahah.. bapak polisinya lucu!! tapi gak pa-pa yang penting suasana tegang tadi sedikit-demi sedikit sudah mulai mencair, walaupun nanti eksekusinya pasti akan menyakitkan tapi ku biarkan aja dan nikmati obrolan kecilnya.waktu itu pun rasanya tidak sedang di interogasi sama polisi tapi malahan seperti sedang bertamu waktu lebaran... sayangnya gak ada ketupat sama sirup yang seger untuk melepaskan dahaga yang bikin suaraku makin gak jelas dan cempreng tentunya.

3,2,1 GO!!!! jadi bagai mana? Mau diselesaikan disini atau di persidangan?" Gubrak!!!, nyawaku hampir kabur dari badan, tapi untung aku kesedak jadi nyawaku masih bisa di cekal sama tenggorokan ku, dan tidak jadi keluar semua. Polisi itu pun mengeluarkan selemar kertas yang sudah dilaminating seperti daftar menu (kayak direstoran aja) tapi memang iya persis sekali seperti daftar menu direstoran-restoran, bedanya kalo direstoran kita bisa pesen nasi goreng atau es campur kalo menu ini kita cuma bisa mesen kaca spion RP 25 000,- helm Rp 25 000,- dan sebagainya. Nasib...padahal isi dompet sudah pada kabur waktu belanja kain di beteng. "pak saya sudah gak ada uang lagi pak." dengan suara memelas, "ya sudah kalau begitu saya kasih surat tilang saja, dan nanti ikut sidang tanggal 23 ya, mending selesaikan disini aja supaya nanti gak repot". Aduh-aduh... gitu aja kok repot... kayak almarhum Gusdur aja. Kayaknya polisinya pun ambil kesempatan buat mojokin aku buat segera di selesaikan disana. Dengan wajah yang pucat, lesu dan tanpa gairah akhirnya kukeluarkan juga dompet ku,dan didalamnya cuma ada satu lembar pecahan Rp 10.000,-. kalo kupikir-pikir nyawaku untuk hidup ke hari berikutnya cuma bersandar ke uang itu. Tapi apa daya aku gak bisa mempertahankan mu sayang, selamat jalan uang spuluh ribu, sampai jumpa lagi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun