Pendidikan merupakan salah satu elemen fundamental dalam pembentukan masyarakat yang beradab dan maju. Namun, lebih dari sekadar alat untuk mentransfer pengetahuan, pendidikan juga memiliki peran yang jauh lebih dalam dalam konteks perlawanan terhadap kekuasaan.Â
Sejarah telah menunjukkan bahwa pendidikan dapat menjadi senjata ampuh dalam menghadapi kekuasaan yang menindas, baik itu dalam bentuk kolonialisme, otoritarianisme, ataupun tirani lainnya.Â
Melalui pendidikan, masyarakat tidak hanya memperoleh keterampilan praktis, tetapi juga dibekali dengan kemampuan untuk berpikir kritis, mempertanyakan ketidakadilan, dan menuntut perubahan. Ulasan kali ini akan mengulas bagaimana pendidikan dapat menjadi alat perlawanan terhadap kekuasaan, baik dalam konteks historis maupun relevansinya di era modern ini.
Pendidikan dalam Konteks Sejarah: Dari Kolonialisme ke Nasionalisme
Pada masa kolonial, kekuasaan penjajah seringkali menggunakan pendidikan sebagai alat untuk memperkokoh dominasi mereka. Di bawah sistem penjajahan, pendidikan bukanlah sarana untuk memberdayakan masyarakat, tetapi justru untuk mengendalikan dan menundukkan rakyat agar tetap berada dalam kendali kolonial.Â
Sebagai contoh, pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, pendidikan yang diberikan kepada penduduk pribumi terbatas pada keterampilan teknis yang tidak akan mengancam kekuasaan penjajah.Â
Sebagian besar pendidikan yang diajarkan lebih berfokus pada kepatuhan terhadap otoritas kolonial dan bukan pada pengembangan kemampuan untuk berpikir kritis atau mengkritik sistem yang ada.
Namun, meskipun pendidikan digunakan untuk tujuan pengendalian, banyak individu dan kelompok yang memanfaatkan pendidikan untuk melawan penjajahan. Salah satu contohnya adalah perjuangan tokoh-tokoh pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, yang memahami bahwa pendidikan haruslah bersifat membebaskan dan bukan menindas.Â
Dewantara, yang mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922, memiliki visi bahwa pendidikan harus menjadi sarana untuk menciptakan kebebasan berpikir dan membentuk karakter bangsa yang berdaya saing. Pendidikan yang berbasis pada kebebasan berpikir ini diharapkan dapat menghasilkan individu yang sadar akan hak-haknya dan siap melawan ketidakadilan yang terjadi.
Di banyak negara terjajah lainnya, seperti India yang diperjuangkan oleh Mahatma Gandhi, pendidikan juga menjadi alat untuk membangkitkan kesadaran nasional dan perlawanan terhadap penjajahan Inggris.Â
Pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan, kebebasan, dan kemerdekaan dianggap sebagai kekuatan untuk membangkitkan semangat perjuangan bagi kemerdekaan. Dalam hal ini, pendidikan bukan hanya sebagai sarana ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat identitas bangsa dan menentang penindasan dari pihak luar.