Mohon tunggu...
Wayan Dresti Yasa
Wayan Dresti Yasa Mohon Tunggu... Guru -

saya seorang pendidik di wilayah kabupaten Karangasem Bali, profesi sebagai pendidik sudah saya geluti selama 6 tahun. selanjutnya sambil mengisi kekosongan waktu, selain hobi saya juga gemar ngeblog. salah satunya di kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bersepeda ke Dusun Gulinten di Kaki Gunung Lempuyang

8 Februari 2018   15:33 Diperbarui: 8 Februari 2018   15:35 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rute trip bersepeda Kali ini saya pilih rute ke dusun gulinten tepatnya di Desa Bunutan kecamatan Abang Karangsem. Dusun ini ada disepanjang kaki gunung Lempuyang, tempatnya sangat indah dengan nuansa perbukitan yang sangat sejuk dan menawan. Hamparan bukit yang menghijau seakan membawa kita kedalam mimpi. Dusun gulinten berada di atas bukit, yang mayoritas penduduknya sebagai petani. Penduduknya sangat ramah kepada  pengunjung.

Saya sebenarnya sudah sangat familiar dengan dusun gulinten ini, karena dari tahun 2005 yang lalu, sudah puluhan kali saya berkunjung ke dusun ini, saat menghadiri undangan adat perkawinan, ataupun berkunjung untuk sekedar melepas kepenatan dengan menikamati segarnya alam di dusun ini.

Salah satu penduduk di dusun ini adalah teman seangkatan saya waktu dulu masih kuliah di kota singaraja jururusan pendidikan guru sekolah dasar, namanya Wayan Paing. Wayan paing adalah salah satu guru sd yang di dusun ini, jika saya ke gulinten, rumah pertama yang saya kunjungi adalah rumah pak wayan paing.

Bersepeda ke dusun gulinten, baru kali pertama ini saya alami, ini pengalaman yang sangat luar biasa, karena untuk menuju desa bunutan harus menaiki bukit yang sangat tinggi. Dengan semangat dan kekuatan otot kaki, akhirnya saya berhasil mencapai puncak gulinten.

Rasa lelah terbayar dengan suasana yang sejuk, sampai di desa ini, saya di sambut warga sekitar dengan keramahtamahannya, seperti biasa rumah pak wayan paing adalah tempat saya singgah di dusun ini. Suguhan kopi hangat selalu dihidangkan setiap saya kesini, kali ini saya terhibur dengan dua bocah kecil anak pak wayan paing, dengan umur 4 tahun dan 2 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun