Cacing Christmas tree atau cacing Spirobranchus spp. adalah cacing yang umum berasosiasi dengan terumbu karang. Tingginya penyebaran Spirobranchus sp. di terumbu karang, namun sedikit yang mengetahui mengenai dampak dari cacing ini terhadap host-nya. Berdasarkan penelitian terjadinya kerusakan terumbu karang akibat Spirobranchus sp. di Curaçao, Caribbean Selatan.
Spirobranchus giganteus
Spirobranchus termasuk ke dalam Class Polychaeta dan Famili Serpulidae. Spirobranchus giganteus merupakan cacing umumnya ditemukan di terumbu karang. Hubungan asosiasi antara Spirobranchus dengan sebagain besar terumbu karang membentuk aggregat. Larva planktonik dari Spirobranchus biasanya menetap pada permukaan karang yang terkikis.Â
Cacing ini dapat bertahan lebih dari 40 tahun, bahkan ketika koral yang merupakan inangnya tumbuh menjadi sponges dan oktokoral. Ketika terancam, cacing ini akan masuk ke dalam lubang atau saluran koral dan menutupnya dengan operculum kapurnya.
Koral inang dari Spirobranchus giganteus
Terdapat 21 spesies koral inang yang biasa diinfeksi oleh Spirobranchus giganteus, diantaranya adalah Agaricia agaricites (Linnaeus, 1758), Agaricia lamarcki (Milne Edwards & Haime, 1851), Colpophyllia natans (Houttuyn, 1772), Diploria labyrinthiformis (Linnaeus, 1758), Eusmilia fastigiata (Pallas, 1766), Madracis auretenra (Locke, Weil & Coates, 2007), Madracis decactis (Lyman, 1859), Madracis pharensis (Heller, 1868), Meandrina meandrites (Linnaeus, 1758), Millepora alcicornis (Linnaeus, 1758), Millepora complanata (Lamarck, 1816), Montastraea cavernosa (Linnaeus, 1767), Orbicella annularis (Ellis & Solander, 1786), Orbicella faveolata (Ellis & Solander, 1786), Orbicella franksi (Gregory, 1895), Porites astreoides (Lamarck, 1816), Porites porites (Pallas, 1766), Pseudodiploria clivosa (Ellis & Solander, 1786), Pseudodiploria strigosa (Dana, 1846), Â Siderastraea siderea (Ellis & Solander, 1768), dan Stephanocoenia intersepta (Lamarck, 1816).
Asosiasi Spirobranchus giganteus dengan Koral Inang
Keberadaan cacing Spirobranchus dapat merugikan koral inang. Ketika cacing ini masuk ke dalam koral akan merusak integritas strukural dari koral inang, sehingga dapat menyebabkan koral lebih mudah pecah. Selain itu, apabila cacing Spirobranchus meninggalkan lubang pada koral, lubang tersebut dapat menjadi tempat tinggal bagi cryptofauna, seperti kepiting, ikan, dan alga, yang dapat menghalangi koral untuk regenarasi.
DeVantier et al., 1986 dan Ben-Tzvi et al., 2006 dalam Hoeksema et al., 2019 melaporkan bahwa asosiasi koral dengan Spirobranchus dapat menguntungkan koral inang. Diketahui cacing Spirobranchus dapat memberikan proteksi untuk melawan predator koral. Selain itu, cacing ini juga dapat meningkatkan sirkulasi air di sekitar polip koral.
Oleh karena itu, asosiasi antara koral dan cacing Spirobranchus tentunya memberikan peran penting bagi ekosistem. Dimana keberadaan antara koral dan cacing Spirobranchus akan saling mempengaruhi penyebaran dan kelimpahan terumbu karang yang ada disekitarnya.