Mohon tunggu...
ekafolks
ekafolks Mohon Tunggu... Freelancer - amorfati

Sekali berarti sudah itu mati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

D.N. Aidit: Komunis yang Fasih Baca Al-Quran

14 November 2017   04:32 Diperbarui: 14 November 2017   09:51 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: imgrum.org/user/berdikaribook

Berdasar temuan wartawan senior Indonesia Salim Said saat meliput aksi demonstrasi pembakaran rumah D.N. Aidit di Jalan Pegangsaan Barat. Ketika itu massa telah memporakporandakan kediaman resmi Menko Aidit tersebut. Dengan menunjukan kartu wartawan yang ditandatangani oleh Brigjen Soegandhi (pemimpin umum koran Angkatan Bersenjata tempat Salim bekerja), polisi yang berjaga di sana mengizinkan-nya masuk. Rumah Wakil Ketua MPR Aidit itu (sekarang kantor Golkar DKI) sudah berantakan. Sembari mengamati ruangan demi ruangan yang telah diobrak-abrik massa, seorang tua pelan-pelan muncul dari arah dalam. "Bapak siapa?" Tanya Salim dengan sopan. "Saya Abdullah Aidit, bapaknya D.N. Aidit."

Kemudian Ia meninggalkan rumah dinas pemimpin tertinggi Komunis Indonesia itu dengan mengantongi satu rol kecil pita rekaman. Ia menduga rekaman itu dokumen politik penting. Ketika pita rekaman itu diputar ternyata isinya pengajian Islam yang dimulai dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran.

Berdasarkan hal tersebut terungkap bahwa sebenarnya masa lalu Aidit adalah pemuda alim yang lurus. Si Ahmad, panggilan Aidit semasa remaja, punya riwayat keagamaan yang bagus. Ia sangat dekat dengan hal-hal Keislaman terutama karena sang ayah adalah tokoh agamis (Kyai) yang cukup penting di Belitung. Sang bapak juga mendirikan perkumpulan bernama Nurul Islam yang berbasis Muhammadiyah. Si Ahmad, pemuda ini cukup aktif di dalamnya.

Kisah masa kecil D.N. Aidit di kampungnya bukan hanya belajar mengaji Al-Quran, bahkan beberapa kali menamatkan kitab suci tersebut. Pada masa kecilnya, D.N. Aidit kononnya juga dikenal di lingkungan dekatnya sebagai pembaca Al-Quran yg fasih.

Namun yang perlu kita pahami adalah bisakah orang yang dari kecil berasal dari keturunan Kyai dan seterusnya mendapat gemblengan agama, berorganisasi yang berlandaskan Islam sampai dewasa sehingga tertanam ajaran Islam yang kuat. Lalu dengan begitu saja mau menjadi kader PKI jika memang Komunis itu anti-Tuhan (?)

[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun