Mohon tunggu...
Wayan Subrata
Wayan Subrata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ashiknya Transaksi Non-Tunai

28 Mei 2015   20:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:30 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan teknologi yang begitu pesat  telah membawa kehidupan manusia ke zona ‘praktis’ yang membuat segala sesuatu bisa dilakukan dengan begitu cepat, efisien dan mudah. Dampak dari kemajuan ini telah hampir dinikmati oleh seluruh masyarakat international tak terkecuali Indonesia. Masyarakat Indonesia sendiri boleh dikatakan melek teknologi dan tidak mau ketinggalan dari teknologi terbaru yang ‘ngetren’ di dunia internasional. Dengan adanya kemajuan seperti sekarang ini, orientasi dari sebagian besar orang adalah gaya hidup yang serba praktis dan efisien. Salah satu contoh yang paling dekat dengan kita adalah bertransaksi Non-Tunai.

Bagi sebagian (kecil) masyarakat di Indonesia, transaksi non-tunai terdengan asing  dan tidak aman. Tetapi sebagian besar dari kita telah telah mengenal system ini dan menerapkannya dalam beberapa transaksi keuangan. Transaksi Non-Tunai adalah suatu transaksi keuangan yang sah yang dilakukan dengan menggunakan  kartu (baik Debit atau Kredit) dan e-money. Bertransaksi secara non-tunai memberikan banyak sekali keuntungan. Saya sendiri sudah hampir 7 tahun terakhir ini selalu bertransaksi secara non-tunia. Kartu debit yang saya miliki saya gunakan untuk setiap transaksi di super market dan belanja on-line. Saya sangat merasakan kemudahan bertransaksi dengan non-tunai dan saya merasa aman dan nyaman di setiap transaksi yang saya lakukan. Salah satu contoh transaksi non-tuniai yang ingin saya bagikan di sini adalah ketika saya belanja di internet  beberapa hari lalu. Saya  membeli beberapa produk susu dimana vendor tersebut menawarkan harga yang sangat kompetitif dibandingkan dengan vendor lain di lingkungan saya tinggal. Nah ketika sampai di pembayaran, pilihan yang ada hanya pembayaran non-tunai. Disini saya menyadari betapa pentingnya kartu debit yang saya miliki sehingga saya bisa melakukan transaksi tersebut. Jadi, dalam hal ini pembayaran non-tunia membantu saya mendapatkan barang yang lebih murah. Seandainya saya tidak memeliki kartu debit atau alat pembayaran non-tunai lainnya, saya tidak akan bisa melakukan pembayaran atas barang yang ingin saya beli.

Contoh lain yang ingin saya bagikan disini adalah ketika belanja di surpermarket. Pada saat melakukan pembayaran di kasir, di depan saya ada seorang ibu yang melakukan pembayaran tunai dalam jumlah yang lumayan besar (sekitar 1,5 juta). Ketika melakukan pembayaran tunia, ternyata beberapa helai uangnya adalah palsu. Betapa terkejutnya ibu malang itu. Akhirnya dia menarik kembali semua uangnya dan memberikan kartu kredit sebagai gantinya. Saya yang berada tepat di belakangnya sangat terkejut melihat keberadaan uang palsu tersebut. Nah, dari kedua contoh tadi saya berkeyakinan bahwa memang dewasa ini sudah saatnya kita berpikir maju dan cerdas mengingat kejahatan itu telah berkembang seiring kemajuan teknologi. Untuk menyiasati kejadian uang palsu tadi, non-tunai adalah solusi yang sangat tepat.

Saya mengajak semua masyarakat Indonesia untuk segera beralih ke non-tunai. Memang tidak semua transaksi bisa dilakukan dengan non-tunai (misalnya membeli kopi atau jajan di warung), tetapi setidaknya ketika belanja di super market atau belanja online, transaksi menjadi sangat mudah dan cepat. Selain itu, keuntungan dari transaksi non-tunai adalah poin reward. Bagi mereka yang sering melakukan transaksi non-tunai, secara otomatis akan mendapatkan poin yang pada periode tertentu bisa ditukarkan (sesuai dengan ketentuan masing-masing bank). So…tunggu apa lagi, sekarang saat yang tepat untuk non-tunai.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun