Keyakinan sesat mengenai belajar
Pernahkah kita berpikir seperti itu ? sewaktu disekolah ? saya pernah, dulu sewaktu saya masih labil-labilnya yaitu pada saat menginjak usia reamaja dibangku sekolah SMA.
Paling males kalau untuk belajar hal yang tidak menarik minat saya sama sekali dan selalu menganggap itu pelajaran yang kurang penting dan tidak akan saya pakai setelah lulus nanti.
Sekarang saya sadari itu merupakan pemikiran yang kolot, terbelakang dan mundur beberapa tahun kebelakang.
Yang namanya pelajaran disekolah itu sudah di desain sedemikian rupa untuk tujuan mencerdaskan kehidupan anak bangsa bukan mengajarkan hal yang tidak penting sama sekali.
Saya ambil contoh, dulu saya selalu menganggap remeh pelajaran matematika yang rumitnya minta ampun itu, statistik, saya ingat betul dengan dua benda yang akrab dengan pelajaran ini sebagai benda percontohan yaitu uang logam dan dadu.
Dulu karena kolotnya pola pikir saya dan beberapa teman saya, menganggap  bahwa pelajaran ini tidak penting sama sekali, karena Cuma bikin pusing saja, dikehidupan sehari-hari mana mungkin saya mau menghitung seberapa besar peluang kejadian ini dan kejadian itu. Matematika yang dipakai sehari-hari mah ya Cuma perkalian, penjumlahan pengurangan dan pembagian sudahlah tau itu saja sudah cukup untuk hidup di bumi, dikampung saya sih tepatnya hehe
Ditambah lagi, dulu saya punya keyakinan sesat mengenai belajar, ah nanti aja deh belajarnya kalau sudah mau dipakai ilmunya.
Dijamin jika kamu punya keyakinan sesat ini, saya jamin kamu tidak akan bisa berkembang, itu keyakinan saya sewaktu belum menginjak bangku kuliah.
Saya selalu berpikir nanti saja kalau sudah mau pake ilmunya baru deh belajar soal ilmu itu, contohnya ilmu statistik tadi, saya baru mau belajar kalau sudah mau pakai ilmu itu.
Dan sekaarang saya sudah di semester 7 kuliah, baru deh kalangkabut mempelajari ilmu itu karena akan dipakai untuk skripsi, yaitu mengenai probabilitas.