Mohon tunggu...
M Aan Setiawan
M Aan Setiawan Mohon Tunggu... Sales - Pengagum Hujan dan Kesunyian.

Pernah memakan bangku sekolah akan tetapi tidak habis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencintai Pancasila, Mencintai Islam

28 Agustus 2020   23:10 Diperbarui: 28 Agustus 2020   23:15 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila merupakan falsafah dasar bagi bangsa Indonesia. Kehadirannya mampu menyatukan berbagai suku, ras dan agama. Hal tersebut adalah representasi dari Al-Quran yang mengajarkan tentang saling mengenal dari berbagai sudut pandang perbedaan, tanpa melihat kelebihan dan kekurangannya.

Menjelang sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 18 Agusutus 1945, yang akan mengesahkan UUD, pada 17 Agustus sore, ada sejumlah anak muda yang mengaku dari timur yang mewakili umat Kristen bertemu Bung Hatta.

Mereka mengatakan jika Piagam Jakarta tidak dihapus di Mukaddimah UUD, umat Kristen tidak akan bergabung dengan Indonesia. Bung Hatta mengundang sejumlah tokoh Islam dan membahas tuntutan tersebut. Tanpa ragu mereka sepakat menghapus tujuh kata itu dari Mukadimah UUD.

Menurut Prof Syukron Kamil, Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, "Penghapusan tujuh kata itu tak membuat nilai-nilai Islam menjauhi lima sila dari Pancasila. Islam hadir bukan sebatas di sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa."

Menurut dia, Islam mengajarkan demokrasi juga keadilan sosial. Islam juga mengajarkan tentang kemanusiaan. "Persatuan Indonesia itu kita diajarkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah," ungkap dia.

Penerimaan Pancasila oleh NU dan ormas Islam lain serta parpol Islam, sekitar 35 tahun yang lalu berdampak sangat besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, terkhusus dalam kehidupan sosial politik dan keagamaan. 

Sebagai contoh, warga NU dan Muhammadiyah sekarang tidak hanya memilih berdasarkan partai Islam atau basis masa Islam, akan tetapi memilih partai tengah.

Jika masih ada orang yang membanding-bandingkan antara Islam dan Pancasila, maka hal itu dipahami sangat bodoh dan tidak masuk akal. Pancasila adalah sebuah falsafah hidup dalam berbangsa dan bernegara, sementara Islam adalah agama yang menjadi kepercayaan warga negara.

Maka dari itu, jika ada orang yang masih mempertentangkan Pancasila, bisa dipastikan dia mempunyai ideologi transnasional. Pancasila dan agama tidak perlu dibandingkan, karena keduanya tidak ada yang bertentangan.

Sesuatu yang tidak bertentangan dengan hukum Islam adalah nilai Islam itu sendiri. Begitupun ketika kita mencintai Pancasila, maka dipastikan kita juga mencintai Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun