Mohon tunggu...
Wawan Sarudi
Wawan Sarudi Mohon Tunggu... Guru - Guru Pembelajar, Guru Belajar

Guru Pembelajar, Guru Belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

BPJS Kesehatan: Dengan Gotong Royong Semua Tertolong

28 Mei 2016   09:28 Diperbarui: 28 Mei 2016   10:36 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana.com Blog-Competition

Gotong-royong sebagai wadah bersama untuk mencapai sesuatu yang didambakan bersama merupakan karakter Bangsa Indonesia yang perlu tetap diterapkan. Negara ini lahir atas gelora gotong-royong para pendiri bangsa yang bahu-membahu berjuang untuk mencapai tujuan yang didambakan yaitu menciptakan masyarakat Indonesia yang adil,makmur dan merata bagi semua rakyatnya. Dulu ketika bapak membangun rumah dengan memberitahu sanak saudara dan tetangga mereka bahu membahu gotong-royong yang di daerah saya dikenal dengan istilah "sambatan", demikian pula ketika tetangga dan saudara mempunyai hajat atau akan membangun rumah. tetangga, sanak famili ikut bahu-membahu dalam membangun rumah tersebut. Namun suasana yang guyub itu saat ini sudah mulai pudar, saya sudah jarang menemukan "sambatan" di daerah saya. padahal dengan "sambatan" tersebut sangat meringankan beban ketika seseorang akan membangun rumah dan juga terciptanya suasana kekeluargaan, kebersamaan, kerukunan di daerah tersebut.

Untuk menuju Indonesia sehat konsep gotong-royong ini perlu diterapkan, saling tolong-menolong mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat. sebagai seorang abdi negara saya telah menjadi peserta BPJS kesehatan ini sejak 2009 ketika dulu masih bernama ASKES dan saya sangat terbantu sekali dengan adanya BPJS ini ketika pada tahun 2013 anak saya opname di rumah sakit saya samasekali tidak mengeluarkan biaya dalam proses pengobatan si kecil. Pada tahun 2015 kemarin teman saya selesai mengurus kepesertaan BPJS di kantor BPJS Kediri memberitahu saya bahwa orangtua dan mertua bisa dimasukkan dalam kepesertaan BPJS dengan pembayaran dan kelas fasilitas kesehatan sesuai dengan anak yang mendaftarkannya. Bapak dan Emak saya yang belum memiliki BPJS akhirnya saya daftarkan menjadi peserta BPJS ini dengan melampirkan KK,KTP,Foto dan surat nikah akhirnya Bapak dan Emak serta mertua saya mempunyai BPJS dengan Fasilitas kesehatan kelas 1 sesuai golongan kepegawaian saya yaitu golongan III, dan kepesertaan orangtua serta mertua saya cukup membayar 1% dari gaji pokok saya yaitu hanya membayar Rp.28.654 per bulan tiap peserta yang bisa saya bayarkan melalui ATM kadang juga saya bayarkan di Alfamart maupun Indomaret di dekat rumah. Sekali lagi saya sangat terbantu dengan adanya program ini saya melihat ini adalah wujud kepedulian BPJS terhadap masyarakat karena ketika orangtua sudah tua maka tanggungjawab untuk menjaga dan merawatnya ada pada anak. Setelah Bapak mempunyai kartu BPJS beliau rajin kontrol untuk memeriksakan kesehatannya di Puskesmas, karena Bapak mempunyai riwayat penyakit jantung dan beberapa kali juga opname di Puskesmas, ketika opname maupun kontrol  biaya kesehatannya semua telah ditanggung oleh BPJS sehingga cukup mengurangi beban kami sebagai seorang anak yang berkewajiban menjaga dan merawat orangtua.

Menciptakan Indonesia sehat dibutuhkan kerjasama antar masyarakat. Tiap iuran peserta BPJS digunakan untuk membiayai dan menolong yang sedang sakit, yang tidak mampu menolong yang mampu, yang sehat menolong yang sedang sakit. Bahu-membahu tolong-menolong meciptakan taraf hidup dan kesehatan yang lebih baik. Terimakasih BPJS Kesehatan telah meringankan beban kami. Semoga pengelolaan BPJS akan semakin baik dalam melayani dan mengelola pembiayaan kesehatan masyarakat, karena seiring semakin banyaknya masyarakat yang mempunyai BPJS kepedulian kesehatannya juga semakin tinggi untuk itu perlu diimbangi dengan jumlah fasilitas kesehatan yang memadai dan merata di seluruh wilayah Indonesia, karena seringkali ketika masyarakat sakit dan membutuhkan fasilitas kesehatan misalnya ruang opname jumlah kamar opname yang tersedia tidak mencukupi, hal ini pernah saya alami ketika anak saya sakit dan harus opname di Rumah Sakit, ketika itu semua kamar opname untuk anak-anak terisi penuh sehingga sekitar 4 jam anak saya belum mendapatkan kamar dan nharus menunggu di ruang UGD. Baru setelah itu ada ruang yang tersedia namun di ruang kelas 3, setelah selama 2 hari dirawat di ruang tersebut akhirnya ada ruang kosong di kelas 1 seiring pasien yang sebelumnya menempati ruang tersebut sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, selanjutnya kami dipindahkan di ruang perawatan kelas 1 sesuai kepesertaan BPJS saya. Untuk itulah diperlukan penambahan fasilitas kesehatan yang cukup dan bisa melayani semua masyarakat yang sedang membutuhkan perawatan kesehatan. Semoga pengelolaan BPJS semakin baik dan menjadi salah satu wadah dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun