Mohon tunggu...
wawan s
wawan s Mohon Tunggu... Buruh - Belajar menulis

Belajar menulis. Menulis sambil belajar

Selanjutnya

Tutup

Nature

"Katanya Ahli, Kok Tak Dapat Memprediksi Erupsi Gunung Semeru..."

9 Desember 2021   18:22 Diperbarui: 9 Desember 2021   20:25 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Begitu kira-kira komentar seorang netizen, dibawah tulisan yang menampilkan Mbah Rono.

Dari komentar tersebut terkandung sederet pertanyaan yang mungkin tak terpikirkanoleh yang bersangkutan. Saya katakan sederet pertanyaan, karena memang banyakpertanyaan yang bisa muncul. 

Apakah erupsi gunung semeru kemarin sudah terprediksi? Apakah erupsi gunung Semeruberikutnya bisa diprediksi? Pertanyaan tersebut kemudian bisa dibawa ke tempatyang lebih umum: apakah erupsi gunung bisa diprediksi? Dan seterusnya. Sampaimungkin mencapai pertanyaan: apakah segalanya bisa diprediksi?

Diasumsikanbahwa pertanyaan-pertanyaan ini terkait dengan keputusan. Maka digunakan teorikeputusan. Dalam teori keputusan, ada tiga keadaan dalam membuat keputusan.Yaitu kepastian, resiko dan ketidak pastian.

Keputusan dengan kepastian adalah keputusan dalam keadaan yang pasti. Kepastiandidapatkan dari ketersediaan pengetahuan yang lengkap akan masa depan. Gunungyang dalam status aktif, pasti akan meletus. Ini merupakan kepastian. Apakahmeletusnya pada masa aktif ini, atau harus melalui fase tidur terlebih dahulu,itu persoalan lain.

Keputusan dengan resiko adalah jika alternatif hasil bisa dihitung kemungkinannya.Gambaran yang paling mudah adalah pada dadu. Dadu memiliki enam sisi. Sekalidilempar, nantinya akan "menghasilkan" satu nilai, yaitu sisi yang menghadap keatas. Peluang satu sisi untuk keluar, adalah seperenam, dan peluang untuk tidakkeluar adalah lima per enam. Setiap tebakan memiliki harapan untuk menangsekaligus beresiko untuk kalah.

Keputusan dengan ketidak pastian adalah jika tidak ada informasi mengenai probabilitashasil yang akan muncul di masa depan. Alternatif hasil mungkin diketahui. Namuntidak diketahui mana yang lebih mungkin terjadi.

Situasi ketidak pastian merupakan situasi yang tak sempurna. Ketaksempurnaan terbentukkarena kurangnya kepastian, keterbatasan pengetahuan, yang berakibatkemustahilan untuk dengan tepat mendiskrepsikan status yang ada.

Surono,ahli kegunungapian, dalam wawancara dengan Kompas TV, mengatakan bahwa padatanggal 1 Desember 2021, PVMBG sudah mengeluarkan peringatan dini erupsimerapi. Peringatan ini dikeluarkan karena ada potensi-potensi bahaya. Misalnyaadanya tumpukan material erupsi di puncak gunung dan juga curah hujan di puncakyang diprediksikan akan lebat.

Artinya pada saat itu ada suatu potensi bahaya yang diketahui, yaitu tumpukan materialdi puncak gunung. Ada sesuatu yang bisa menyebabkan bencana, yaitu air hujanyang tercurah secara lebat.

Tumpukan material di puncak gunung, suatu ketika, akan berguguran, mengalir ke bawah,mengikuti gaya grafitasi bumi. Air hujan membantu menciptakan kemudahan bagimaterial tersebut untuk meluncur.

Kapan kombinasi ini akan benar-benar menjadi bencana? Tidak diketahui, karena kondisipuncak gunung Semeru tak bisa diamati dengan detail. Inilah yang disebutsebagai keterbatasan pengetahuan.

Dalam keadaan dengan ketidak pastian, biasanya semua alternatif yang bisa muncul,diberi nilai sama.

Jadi,apakah seorang ahli bisa membuat kepastian dalam ketidak pastian? Tidak juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun