Mohon tunggu...
wawan s
wawan s Mohon Tunggu... Buruh - Belajar menulis

Belajar menulis. Menulis sambil belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Liquid Modernity

9 Oktober 2021   10:09 Diperbarui: 9 Oktober 2021   10:32 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernahkah Anda membandingkan kehidupan manusia, terutama gerenasi yang lebih muda, antara saat ini, dengan era sebelum tahun 2000?

Bagi Anda yang sudah lama melakukan pendampingan terhadap kaum muda, pasti merasakan dengan jelas, bahwa penanganan kaum muda saat ini menjadi lebih sulit, dibanding masa lalu. Sekarang kaum muda lebih sulit untuk diajak duduk, mendengarkan orang berbicara, atau membaca buku. Sekarang semakin jarang kaum muda yang mudah diajak untuk melakukan tugas yang mensyaratkan tanggung jawab, dalam sebuah kepanitiaan misalnya.

Zygmunt Bauman, sosiolog Polandia, menggambarkan kehidupan ini bagai sebuah benda. Pada masa lalu kehidupan ini solid, padat. Orang tidak mengalami kesulitan untuk duduk mendengarkan ceramah atau membaca buku. Orang tidak masalah ketika diminta untuk melakukan sesuatu dengan penuh tanggung jawab. Seperti benda padat, semuanya bisa diprediksi.

Tetapi yang padat ini sekarang mulai cair. Sesuatu yang pada masa lalu disadari sebagai bagian dari proses untuk sampai kepada hasil, mulai luntur. Orang mudah mengatakan bosan.

Bagi sebagian pelajar, duduk mendengarkan di dalam kelas, adalah pemenjaraan. Tanggung jawab dirasakan sebagai beban. Keterikatan yang kaku adalah siksaan. Semakin lama ikatan terjadi, semakin besar siksaan yang harus dijalani.

Liquid modernity, modernitas yang cair, adalah keadaan di mana kehidupan ini menjadi seperti cairan. Di satu sisi mudah dibentuk, tapi secara bersamaan juga sulit untuk mempertahankan bentuk tersebut.

Pelajar bersedia masuk ke kelas dengan harapan ada sesuatu yang menarik yang ditemukan di dalam kelas tersebut. Tapi tidak lama kemudian mereka bosan, dan mendengar ada hingar bingar di ruang sebelah. Mereka berpikir bahwa ruang sebelah pasti lebih menarik, dan mulai gelisah dan mencoba untuk meninggalkan ruang tersebut.

Perusahaan mendapat kontrak produksi dalam jumlah besar, dan kemudian membuka lowongan kerja kontrak jangka pendek. Mengapa kontrak pekerja jangka pendek? Karena tidak tahu apakah setelah pekerjaan ini selesai masih butuh banyak pekerja. Jika pekerja diberi kontrak jangka panjang, sementara permintaan produksi ke depan mengalami pengurangan, maka perusahaan harus menanggung "gaji buta" atau membayar kompensasi pemutusan kontrak.

Sepasang selebritis bertemu dan hari berikutnya langsung mengungkapkan cinta. Sebulan kemudian mereka menikah dan merasa optimis hidup bersama idaman hatinya. Ketika bulan berganti lagi sudah ada yang mulai berpikir bahwa pasangannya ternyata penuh kepalsuan, dan mulai berpikir tentang perpisahan.

Menjelang pemilihan, partai politik berhitung siapa yang layak didukung untuk memenangkan pemilihan. Setelah pemilihan ada dua kubu politik: pendukung penguasa dan oposisi. Apakah kedua kubu ini solid? Tidak ada yang memastikan. Jika partai penguasa bisa memberikan tawaran yang menarik, mengapa suatu partai harus bertahan di pihak oposisi?

Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya adalah kebutuhan akan relevansi, yang di tempatkan pada jalur yang tidak memiliki kepastian. Dan yang besar (makro) akan berpengaruh (menginspirasi?) pada yang kecil (mikro). Maka jatuhnya ekonomi global akan mempengaruhi desain ekonomi nasional. Jika pemerintah sudah mengumumkan akan melakukan perombakan ekonomi, maka perusahaan-perusahaan mulai berpikir tentang penghematan. Dan para pekerja mulai mendengar gosip tentang pemangkasan pendapatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun