Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Budaya Literasi versus Budaya Makan di Indonesia

22 November 2016   14:53 Diperbarui: 22 November 2016   15:01 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tidak bisa dipungkiri, literasi merupakan pintu gerbang menuju kemajuan suatu masyarakat. Dengan mengembangkan budaya literasi, suatu masyarakat akan lebih mudah dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupannya. Sesuai dengan deklarasi UNESCO yang menyebutkan bahwa literasi informasi terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan.

Tingkat kemajuan negara Indonesia sekarang ini merupakan hasil implementasi budaya literasinya. Ruang yang cukup luas yang diberikan oleh negara Indonesia memberi potensi bagi masyarakat untuk mengembangkan literasinya sehingga kemajuan bangsa Indonesia lebih mudah terwujud.  Meskipun berdasarkan beberapa penilaian beberapa forum internasional, seperti tes PISA dan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD)  menyatakan bahwa kualitas pendidikan formal Indonesia masih rendah dengan indikasi kemampuan literasi Indonesia rendah.

Pengembangan kemampuan literasi di Indonesia hanya ditekan pada pendidikan formal.  Beragam program dan kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan literasi tersebut. Pembangunan pendidikan di Indonesia tidak boleh latah, dengan membuat program-program literasi yang tidak mempunyai output dan outcome yang jelas dan terukur, tidak dilakukan analisis yang komprehensif sehingga terkesan hanya berbasis proyek dan menghabiskan anggaran belanja negara saja, seperti menerbitkan buku bacaan sebanyak-banyaknya tanpa memperhitungkan kelayakan dan pertimbangan psikologis pembaca, menginstruksikan guru untuk memobilisasi siswanya agar membaca buku tanpa analisis yang mendalam terhadap potensi diri, harapan dan keinginan siswa itu sendiri. Literasi itu adalah budaya. Maka dari itu, literasi tidak dapat diwujudnya dengan kegiatan pragmatis. Literasi harus dibangun dengan pondasi yang kuat, yaitu dimulai dari ranah informal keluarga.

Sementara di lingkungan keluarga di Indonesia, budaya literasi belum mendapat tempat yang pas. Keluarga masih diposisikan sebagai tempat yang nyaman untuk berkumpul dan  makan bersama. Sering kita temu di dalam foto-foto narsis di media sosial, sebuah keluarga di Indonesia hanya menonjolkan aspek makan di sebuah restoran dengan menu-menu masakan yang menggungah selera dan lain-lain. 

Bahkan di lingkungan rumah pun yang ditonjolkan di ruang tamu atau ruang keluarga adalah perlengkapan makan, seperti piring, gelas, dan perlengkapan perjamuan makan yang menarik perhatian. Belum lagi lukisan-lukisan makanan yang menggugah selera. Hal ini menunjukkan bahwa di lingkungan keluarga di Indonesia budaya literasi belum mendapat tempat dan kedudukan yang semestinya. Budaya keluarga Indonesia masih menyajikan budaya makan.

Jika kita sudah mengklain bahwa kita telah memiliki budaya literasi yang memadai seharusnya simbol-simbol literasi sudah terpampang di lingkungan rumah, seperti buku-buku bacaan yang tersusun rapi di rak dan menghiasi ruang tamu atau malah ada perpustakaan keluarga. 

Buku merupakan barang yang berharga untuk merepresentasikan pengetahuan bukan diabaikan atau bahkan dikilokan kepada pemulung jika sudah dianggap tidak berguna. Buku apapun itu. Peran orang tua sebagai pemimpin keluarga tidak hanya terfokus pada pemenuhan kebutuhan ragawi keluarga, yaitu makan saja. Orang tua harus bisa menjadi fasilitator anak dalam menemukan bakat dan minatnya melalui budaya literasi dalam keluarga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun