"Hidup adalah sekolah terbaik, pengalaman adalah guru terbaik karena mereka memberikan kita pelajaran yang tidak pernah diajarkan"
2020 menjadi salah satu tahun yang menggagalkan banyak agenda individu hingga negara. Sebenarnya bukan digagalkan, tetapi harus direncanakan ulang karena adanya "kunjungan" tamu terhormat. Meskipun tidak diundang tetapi tamu ini memilih untuk "menginap" dalam rentang malam-malam yang lama.
Kita merasakan bumi berotasi lebih cepat. Pergantian siang dan malam seperti tidak berlangsung dalam 24 jam. Semuanya terasa begitu cepat.
Tamu ini berkunjung dengan cepat, ulet dan rajin. Sangat. Dan ia melakukannya dengan prinsip door to door, city to city, country to country.
Seharusnya, ketika ada tamu justru kita menjamunya dengan siap. Well prepare. Tapi ternyata tamu yang diundang justru tanpa aba-aba. Atau sebenarnya kita yang telat membaca pesannya.
2020 menjadi tahun dimana setiap orang dibuat "harus bodoh". Ya harus bodoh. Sistem pendidikan yang biasanya berlangsung lancar dengan pola pertemuan tatap muka harus bergeser ke pertemuan tatap layar. Produk baru macam Zoom Meeting, Google Meet, Cisco Webex segera menjadi starter pack yang kebutuhannya setingkat dengan sembako.
UMKM hingga perusahaan besar banyak yang babak belur. Sehingga harus mengurangi "beban kapalnya" untuk menjaga keseimbangan. Tetapi banyak pula yang berguguran seperti daun di musim kemarau, atau menenggelamkan dirinya.
Pemerintah juga dibuat serba salah. Fokus menangani ekonomi malah kesehatan yang terdampak. Begitupun sebaliknya. Berbagai kebijakan diketok palu sebagai upaya solutif agar "tamunya" peka dan memutuskan berhenti menginap. Meskipun sampai hari ini tamu tersebut semakin betah.
Hampir semua aspek kehidupan terdampak pada tahun 2020. Seiring berjalannya waktu, tidak elok dan bijak lagi jika kita saling tunjuk menyalahkan. Apalagi menyalahkan tamu ini yang hadir tanpa aba-aba. Tidak ada gunanya.
Yang sebenarnya sangat terdampak dan fardhu ain untuk belajar adalah setiap dari kita. Tamu ini mengakselerasi perubahan. Mau tidak mau, siap tidak siap kita harus legowo menerimanya. Kooperatif, Inovatif dan Kolaboratif adalah sikap yang perlu dibangun dan terus ditanamkan lahir batin.
Ke depan, tujuan utamanya bukanlah mengusir tamu ini. Tetapi bagaimana menjadi kita sebagai individu yang mau belajar. Kemudian bersatu padu menjadi kelompok yang siap belajar. Dan pada akhirnya menjadi bangsa yang terus belajar.