Mohon tunggu...
Wawan Pkb
Wawan Pkb Mohon Tunggu... Administrasi - Staf karyawan

https://www.kompasiana.com/wawanpkb7432

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Santap Sederhana: Kesenangan dan Kelezatan dalam Menggunakan Tangan

27 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 27 Juni 2024   17:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar makan kumpul keluarga (istockphoto.com/EdwinTan)

Ketika kita membayangkan santap makanan, gambaran pertama yang muncul mungkin adalah meja yang teratur dengan peralatan makan lengkap: sendok, garpu, pisau, dan gelas. Namun, di sebagian besar bagian dunia, makan dengan tangan adalah praktik yang umum dan sering kali disertai dengan kelebihan dan kesenangan tersendiri. Melalui pengalaman ini, kita bisa menggali lebih dalam tentang arti santap sederhana dengan mengandalkan kelezatan dan pengalaman yang lebih mendalam.

Pengalaman Tanpa Batas: Kembali ke Akar Menggunakan Tangan

Makan dengan tangan bukanlah sekadar tentang kepraktisan, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya yang dalam. Di banyak budaya di seluruh dunia, makan dengan tangan adalah cara tradisional yang dipandang sebagai pengalaman yang lebih intim dan membangkitkan rasa kebersamaan. Ketika kita menyentuh makanan langsung dengan tangan kita, kita tidak hanya mengonsumsinya, tetapi juga terlibat secara fisik dan emosional dengan proses tersebut.

Kenikmatan Sensoris: Sentuhan yang Menambah Nikmat Makanan

Salah satu aspek yang membuat makan dengan tangan begitu memuaskan adalah pengalaman sensoris yang lebih kaya. Sentuhan jari-jari yang sensitif dapat merasakan tekstur makanan dengan lebih baik daripada alat makan tradisional. Misalnya, ketika Anda menyantap nasi dengan tangan dan merasakan setiap butiran yang lembut dan hangat, atau ketika Anda menyantap hidangan kari dengan roti naan yang lembut dan kenyal, pengalaman ini memberikan penghargaan yang tak terlupakan bagi indera Anda.

Kembali ke Alami: Mengapa Kita Harus Kembali Menggunakan Tangan

Penggunaan tangan untuk makan juga menandakan kembalinya ke alamiah. Ini adalah cara manusia pertama kali memakan makanan, sebelum perkembangan peralatan makan modern. Kembali ke akar-akar ini tidak hanya menghubungkan kita dengan sejarah dan warisan budaya kita, tetapi juga mengingatkan kita akan sifat sederhana dan esensial dari makanan itu sendiri. Ini adalah pengingat bahwa kelezatan makanan tidak selalu tergantung pada bagaimana kita memasukkannya ke dalam mulut kita, tetapi juga bagaimana kita menyentuh, merasakan, dan menghargainya.

Praktik Global: Makan dengan Tangan di Berbagai Budaya

Praktik makan dengan tangan bukanlah monopoli dari satu budaya atau wilayah tertentu. Di India, makan dengan tangan adalah norma yang umum, dengan teknik khusus yang digunakan untuk menikmati hidangan seperti nasi dan kari. Di Afrika, makan dengan tangan juga merupakan bagian dari banyak tradisi kuliner, menunjukkan keunikan dan keberagaman dalam cara berbagi makanan dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan di beberapa restoran modern di Barat, kita melihat munculnya tren yang menggabungkan pengalaman makan dengan tangan dalam suasana yang lebih elegan dan modern.

Makan dengan Tangan dan Kesehatan: Apa yang Perlu Diketahui?

Selain kelezatan dan nilai budaya, ada juga pertimbangan kesehatan yang berkaitan dengan makan dengan tangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makan dengan tangan dapat meningkatkan pengalaman pencernaan, karena sentuhan langsung dengan makanan dapat merangsang produksi air liur dan enzim pencernaan. Namun, penting juga untuk memastikan bahwa praktik ini dilakukan dengan kebersihan yang baik, untuk menghindari risiko infeksi atau kontaminasi yang tidak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun