Diketahui negara bisa menghemat hinga Rp10,21 T bila 15,3 juta penggunanya beralih ke kompor listrik. Selama ini, uang triliunan rupiah itu digunakan untuk impor LPG dan subsidi harga untuk masyarakat.
Namun apakah benar hanya itu saja niat pemerintah? Soalnya kebijakan yang satu ini nampak begitu terburu-buru tanpa kajian mendalam terutama tentang kekurangan kompor listrik. Apakah Kementerian ESDM dan PLN keburu bersemangat mencari celah cuan dari warga yang berniat menaikkan kapasitas listrik menjadi lebih besar? Semoga saja bukan begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H