Dari beberapa minggu terakhir, mengenai apa yang para kandidat gubernur DKI ini coba citra kan diri mereka, maka opini penulis adalah sebagai berikut :
1. Anies Baswedan
Anis mecitrakan dirinya sebagai pemimpin yang santun, pintar dan bijaksana. Dalam mengomentari kondisi jakarta beliau mengungkapkan beberapa hal secara umum sebagai berikut :
- Pembangunan di DKI adalah berkelanjutan, pembangunan periode Ahok adalah hasil melanjutkan periode selanjutnya. Beliau akan meneruskan dan meningkatkan program yang dirasa baik dari gubernur sebelumnya.
- Dalam melanjutkan kepemimpinan jika dipilih nanti beliau akan menjalankan beberapa hal seperti : musyawarah dengan warga sebelum melakukan penggusuran, kampung deret, memperbolehkan KIP bagi penerima KJP
Dari beberapa info dari media, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Santun : Dalam berujar beliau memang santun, dalam berbicara dengan khalayak selalu disertai dengan senyum.
- Pintar : Sebagai profesor dan mantan rektor beliau jelas secara akademis paling pintar dari yang lain. Tetapi selama Pilgub ini “Kepintaran” beliau masih dibawah harapan karena banyak yang diungkapkan berasal dari data yang salah seperti tentang kebersihan sungai dan KIP. Dalam pengumpulan informasi dan data sebagai akademisi seharusnya paham bagaimana menganalisa suatu data sebelum dilempar ke publik agar tidak menjadi kritik balik yang merugikan diri sendiri.
- Bijaksana : Dalam beberapa hal beliau tampak bijaksana tapi belum tentu merupakan jalan keluar terhadap masalah yang ada selama ini, seperti kampung deret yang mendapatkan peringatan BPK dan musyawarah dengan warga yang belum dijelaskan bila tidak terjadi kesepakatan, karena masalah selama ini musyawarah selalu dilakukan tetapi dalam setiap penertiban atau penggusuran pasti akan ditolak oleh masyarakat kecuali ada kompensasi. Selain itu memperbolehkan KIP bagi penerima KJP kurang bijaksana karena tidak adil bagi masyarakat lain di luar jakarta yang bahkan banyak yang belum menerima KIP.
2. Ahok (Basuki Tjahaja Purnama)
Ahok mecitrakan dirinya sebagai pemimpin yang tegas, berani dan Adil. Mengingat rekam jejak beliau banyak maka mengenai citra diri dia adalah sebagai berikut :
- Tegas : dalam hal ketegasan beliau terbukti tegas kepada orang-orang yang tidak sesuai dengan ketentuan. Tetapi kadangkala ketegasan beliau diikuti oleh buruk sangka kepada orang lain yang kadang tidak sesuai dengan etiket. Contoh dalam hal ini adalah marah kepada anak buah, wartawan atau masyarakat didepan umum.
- Berani : dalam hal yang diyakini benar beliau berani menghadapi masyarakat, dpr, bpk atau menteri sekalipun. Ini menunjukkan idealisme dia dalam anti korupsi dan mengenai kepentingan masyarakat banyak walaupun banyak menghadapi halangan.
- Adil : dalam beberapa kebijakannya beliau mencoba agar semua mendapat hak yang sama dalam hal ini seperti reklamasi keadilan diperoleh dengan meningkatkan kontribusi pengembang menjadi 15% selain itu juga penggunaan KJP untuk madrasah dan mahasiswa. Tapi kadangkala keadilan tersebut dianggap tidak adil oleh pihak lain seperti dari nelayan dan pengembang yang keberatan mengenai 15% tersebut.
3. Agus Harimurti.
Agus mecitrakan dirinya sebagai pemimpin yang muda, tegas dan santun. Selama beberapa minggu terakhir aktifitas beliau sebagai berikut :
- Mengungkapkan bahwa Pemimpin Tegas tidak harus kasar, loncat ke pendukung.
- Dalam wawancara di tv beliau mencoba menunjukkan bahwa keputusan nya sendiri dalam memilih terjun dalam pilkada DKI
Dari beberapa sikap beliau, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Muda : Sudah jelas bahwa dia paling muda diantara para kandidat dan juga masih berjiwa muda, tapi pengalaman dalam kepimpinan masih sedikit. Kepemimpinan di TNI dan Masyarakat justru berbeda jauh. Di TNI beliau hanya menjalankan perintah pimpinannya dan bawahan nya pasti akan melaksanakannya. Tetapi sebaliknya dalam kepimpinan masyarakat akan banyak tantangan dan silang pendapat yang akan menimbulkan pro dan kontra sehingga membutuhkan pemikiran yang lebih dalam.
- Tegas : Sikap tegas ini tercermin dari latar belakang beliau dari TNI, tetapi sayangnya sikap tegas beliau belum ditunjukkan tegas dalam mengambil keputusan. Seorang pemimpin pasti akan menentukan sikap dan kebijakan. Saat ini AH masih belum mandiri, program-program yang tak terukur dan masih menunggu pihak lain dalam merumuskan. Selain itu beberapa sikap masih mengharapkan bimbingan orangtuanya sebagai mana yang tersirat saat wawancara dg NS.
- Santun : dalam berkomunikasi selama ini santun dan menjaga komunikasi dengan para tokoh masyarakat termasuk ulama.
Siapa yang terbaik tentunya tergantung masyarakat jakarta sendiri, semoga DKI mendapat Gubernur yang terbaik ..............
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H