Mohon tunggu...
Wawan Kardiyanto
Wawan Kardiyanto Mohon Tunggu... Dosen Agama Islam -

ingin hidup bermakna, tdk sekedar biasa2 aja yakni: lahir, makan, minum, sekolah, pacaran, kerja, nikah, beranak, pensiun, tua, mati. Aku ingin sdikit berguna di mata Allah, minimal menulis dan maximal buat organisasi yg se-level Muhammadiyah dan NU

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dialog Cinta Allah Antara Sahabat Beda Agama Seri 8

6 Agustus 2011   04:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:03 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1311125460230495448

Awan Lembayung wrote: Salam manis Allah, Makasih sekali Melati, ternyata kamu memang teman yang baik. Saya memang suka perbincangan langka semacam ini. Sudah lama, aku suka berdialog dengan pendeta, pastur, biksu dan kyai. Dulu saat aku mulai dengan segala resikonya, keluar untuk mempelajari semua agama, saya sangat takut dan kuatir akan keimanan saya nantinya. Namun ternyata hal itu bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Orang yang pikirannya sempitlah yang menganggap belajar adalah suatu pembodohan. Ternyata dari belajar terhadap semua agama secara sungguh-sungguh hati kita akan tercerahkan, dan secara sungguh-sungguh pula kita akan dapat menemukan kebenaran-kebenaran Tuhan yang tak terbantahkan setelah menyaring dan memahaminya. Memang betul, kalau tak kenal maka tak sayang. Maka kenalilah semuanya, maka kita akan sayangi mereka. Kenalilah mereka tanpa perantara, itu akan lebih baik dalam kita memahami mereka secara mendalam dan obyektif. Hubungan yang mendalam akan menimbulkan kesan dan kasih yang kuat. Itulah inti kasih sayang. Begitu pula hubungan kasih Sayang kita dengan Tuhan, apabila kita telah merasa memperoleh kesan kebaikan dan kedamaianNYA, maka kita seakan-akan tidak butuh apapun setelahnya. Begitulah pengalaman keagamaan orang-orang yang sungguh-sungguh berusaha mendekati Tuhan dengan penuh harap dan cinta, pada semua level kepercayaan semua agama. Itulah kenapa saya pernah mengatakan merasa ragu untuk mengusik imanmu. Sebab, saya betul-betul dapat memahami apa yang telah mereka rasakan dalam hati mereka. Dan saya hormati keimanan mereka itu. Dan saya juga yakin 100% mereka akan mendapat kebaikan kelak dihadapan Allah. Namun akan jauh berbeda bila kita mendapatkan sebuah kebenaran Tuhan tatkala kita telah benar-benar dan sungguh-sungguh tahu semua kebaikan dari ajaran-ajaran semua agama. Sebab kualitas keimanan kita akan jauh berbeda tatkala kita mendapatkannya setelah kita tahu, memahami dan menyaring segala kebaikan semua agama tersebut, daripada kita hanya memahami dari satu sudut agama tertentu dari warisan orangtua kita. Memang, ini mengandung resiko kita akan berpindah-pindah agama. Dan satu hal lagi, orang-orang yang begini adalah juga langka. Amat sangatlah sedikit orang yang mau melakukan yang demikian dengan sadar, bahkan mungkin sama sekali tak terpikirkan. Biasanya mereka telah merasa bahagia dengan yang telah mereka peroleh saat ini, sehingga mereka tak habis pikir untuk susah-susah memikirkan yang lain. Yah, terus terang saya memang bingung dengan konsep trinitas agama Nasrani. Bingung dengan keyakinan penebusan dosa. Bingung dengan kepercayaan adanya dosa asal/waris. Bingung dengan kontroversi Injil-Injil yang begitu serius. Bingung dengan banyaknya Injil yang dipastikan bukan injil-injil asli dari Yesus namun masih tetap diimani padahal sudah dipastikan bahwa penulis-penulisnya bukan saksi-saksi yang dekat dengan Yesus dan dipastikan pula bahwa isi Injil-Injil diakui ketidakpastian kebenarannya. Itulah sebagian kebingunganku? Memang, mungkin aku tergolong orang yang suka berpikir dan bertanya, berpikir dan bertanya terus. Mengenai keirianku, janganlah itu diambil hati. Iri kepada yang baik khan bagus. Pengalaman keagamaan di dimensi perasaanku memang kurang. Mungkin, sejak kecil aku tidak dilatih kasih sayang secara mendalam dengan baik di antara sanak keluarga. Bapak selalu tugas luar kota tidak pernah pulang, ibu setiap hari ke pasar dan saudara-saudara yang biasa-biasa saja tidak pernah ada curahan kasih sayang yang emosional misalnya. Karena jarang terjadi kejadian yang berat menimpa keluarga, lancar dan tenang-tenang saja. Atau mungkin aku yang bersifat pendiam dan agak telmi. Atau mungkin aku dulu seorang laki-laki yang lebih “mengandalkan pikir daripada hatinya”. Atau terus terang dalam hubungan dengan Allah keimananku memang belum sampai pada tahap yang menimbulkan kekuatan Cinta yang sangat mendalam. Walaupun saat aku jatuh cinta kepada wanita aku dapat merasakan sebuah cinta yang dihadirkan Allah secara menggetarkan hati, hingga perasaanku menjadi resah tidak karuan dan tidak bisa ditenangkan kecuali bertemu dengan dia atau cukup mendengar suaranya. Aku pernah jatuh cinta kepada wanita dua kali. Satu disebabkan karena terbiasa, yang satu karena jatuh cinta karena pandangan pertama yang tiba-tiba hadir dan tidak kesampaian. Kekuatan cinta itu membuat berkali-kali hatiku berdebar kencang dan sakit yang rasanya aneh hingga air mataku meleleh karena rindu. Itu pengalaman emosional cintaku pada wanita. Namun walaupun hatiku demikian, pikiranku masih tetap dapat berjalan dengan jernih dan tidak terpengaruh oleh hati yang bergejolak. Sehingga aku masih dapat menahan diri menjaga kesucianku dan wanita yang kucintai itu. Terus terang, pacaran pertamaku cukup “menggedor nafsu hatiku”. Kenapa tidak, pacarku karena tekanan hidupnya telah membuat dia sakit psikis yang larinya dicurahkan ke nafsu seksualnya. Hampir-hampir dia bisa dibilang hiperseks. Menghadapi dia untung aku tidak terbawa oleh nafsunya. Aku pernah tiga kali diajak secara emosional berhubungan intim layaknya suami istri. Namun karena pikiranku masih jernih aku dapat menolaknya walau akibatnya dia marah-marah secara emosional. Aku saat itu hanya bisa menenangkannya dengan perasaan tulus dan berharap dia dapat sembuh dengan ketulusanku mencintai dia. Tapi apa daya, ketulusanku selama dua tahun tak dikehendaki oleh Allah. Yah, mungkin semua itu adalah sebuah ujian keimananku dalam beribadah dan mengabdi kepadanya. Dan mungkin cintaku kepada Allah adalah sebuah cinta kasih sayang antara Bapak dan anak yang hanya menghasilkan rasa hormat atas kewibawaannya, sayang, takut dan kehadirannya bisa dijadikan tumpuan keluh kesah atas segala persoalan. Mel, soal mempertahankan lebih sulit dari mendapatkan itu memang betul. Tapi logika lengkapnya khan begini; Kita akan sangat lebih menjaga dan mempertahankannya matimatian atas sesuatu yang kita dapatkan secara mati-matian pula, khan? Jadi biasanya, sesuatu yang kita dapatkan dengan mudah adalah tidak berharga, dan tidak menimbulkan hasrat dan ghiroh untuk mempertahankannya mati-matian. Logika yang benar khan demikian, jangan diambil sepotong-potong. AlQur’an tak mengenal dosa asal/waris. Dosa Adam bukan dosa asal/waris. Dosanya adalah dosa dia sendiri dan telah mendapat murka Allah dan balasan setimpal dengan dibuangnya mereka ke bumi. Agar mereka dapat kembali ke pangkuan Allah dan ampunanNYA, maka mereka di bumi harus membuktikan dengan sungguh-sungguh baktinya kepada Allah dengan beribadah dan amal baik. Itulah makna di balik peristiwa itu. Dan Allah telah memastikan ampunanNYA kepada Adam dan Hawa dengan kematiannya yang khusnul khatimah(tetap dalam kepasrahan dan keimanan kepada Allah). Sedangkan dosa-dosa manusia setelah itu, ya tanggungannya mereka sendiri masing-masing seperti Adam menanggung dosanya sendiri. Mengenai hutang yang tak lunas, yah keturunannya yang baik memang harus berusaha melunasi. Kalau memang tidak bisa terlunaskan mohon kelunasan dan keikhlasan hati yang menghutangi kita. Kalau memang tidak bisa, kelak Allah yang akan menentukan, sebab Allah akan lebih menilai kepada hati yang baik bukan hati yang penuh dendam (tapi bukan dengan penebusan hutang dengan cara Tuhan mematikan DiriNYA sendiri. lho apakah Tuhan bisa mati? Dia khan bangkit kembali! Lho kalau begitu Dia pura-pura mati! Ah, Tuhan ini koq main-main segala?). Kembali kepada hutang, yang lebih perlu kita cermati sebenarnya adalah bagaimana bentuk perjanjian hutang-piutang itu apakah dilandasi oleh niat kebaikan bersama atas nama Tuhan atau keburukan. Bagi rentenir, jelas dia memberi hutang bukan atas nama kebaikan, dialah yang akan berdosa, bukan yang berhutang. Untuk itulah kenapa riba dilarang oleh agama. Berkenaan dengan Musa dan firaun, atau kisah seluruh nabi yang lain, semuanya itu adalah kisah dan bukti kemahakuasaan dan kebaikan Allah terhadap hamba-hambaNYA yang beriman dan beramal sholeh. Allah akan selalu berpihak dan memenangkan kebaikan bukan kesombongan. Dan dari kisah-kisah tersebut sama maknamya dengan kisah Isa Almasih yang berseteru dengan firaun-firaun penguasanya. Allah pasti tidak akan membiarkan firaun-firaun musuh Isa mencapai kemenangan dengan akhir kisah disalibnya Isa. Untuk itulah AlQur’an yang dapat dijamin kebenarannya daripada Injil, memberi kabar bahwa Isa diselamatkan Allah dan tidak tersalib dan terbunuh. Kalau kepercayaan penebusan dosa kita imani tentu kita sangat berhutang budi sebesar-besarnya kepada orang-orang jahat yang telah berhasil menyalib dan membunuh Isa atau membunuh Tuhan, dong? Apakah demikian? “Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka; “Sesungguhnya kami telah membunuh Isa Almasih putera Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang (mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benarbenar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuhnya itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. 4: 156-157) Selanjutnya dengan tulus kembali saya katakan mengenai dosa dan ampunanNYA, bahwa dosa lain kecuali dosa menyekutukan Allah, adalah akan mudah diampuniNYA. Menyekutukan Allah adalah membandingkan SEGALA KEMAHAANNYA dengan sesuatu apapun. Allah itu mutlak Esa secara azali maupun hakekatNYA. Dia tidak terbagi-bagi atas segala sesuatupun. Berbicara tentang Tuhan dan sifat-sifatNYa sungguh perlu kejernihan pikir dan runtutan logika yang ekstra hati-hati dan perlu ruang tersendiri yang cukup panjang. Insyaallah bila Melati ingin tahu mengenai siapa itu Tuhan dan sifat-sifatNYA aku akan berusaha membantu sesuai dengan kemengertianku. Katakanlah; Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. 112:1-4) Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih putera Maryam.” Katakanlah, “Maka siapakah (gerangan yang dapat menghalanghalangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?”. Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara ke duanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 5:17) Mengenai proses penciptaan manusia, baik Adam maupun Yesus adalah pada dasarnya sama berasal dari sesuatu yang mati, yaitu unsur-unsur tanah. Bedanya, Adam langsung diciptakan dari tanah tanpa proses melalui kandungan ibu, karena ia manusia pertama. Dan Yesus, juga diciptakan melalui benda mati tanah itu dengan melalui proses kandungan. Bukankah daging (body manusia) berasal dari sesuatu yang mati/tanah? Dalam proses reproduksi, manusia terbentuk dari unsur tanah dan air yang dimakan dan diminum manusia, kemudian unsur itu di dalam tubuh berproses menjadi sperma pada pria dan ovum pada wanita. Baru karena adanya pertemuan/persenyawaan antara sperma dan ovum maka berproseslah menjadi sel, daging, tulang dan membentuk body manusia. Begitu pula proses penciptaan Yesus. Bedanya Yesus tidak diciptakan melalui proses bersenggama antara pria dan wanita. Bukankah sekarang wanita bisa hamil lewat bayi tabung? Maryam masih prawan, Maryam seorang wanita yang pasti tubuhnya telah menghasilkan ovum, tinggal Allah menciptakan sperma untuk membuahinya khan? Bukankah dalam tubuh setiap manusia dapat mengandung hormon pria sekaligus wanita? Mudah bagi Allah membuat sperma di dalam tubuh manusia. Itulah yang terjadi dalam penciptaan Yesus. Yesus adalah tetap manusia yang berasal dari benda mati. Seperti manusia yang lain dia akan hidup setelah mendapat Roh Allah. Roh Allah/Roh kudus bukanlah Allah, walau ia mungkin bagian dariNYA. Misalnya seperti energi yang kita gunakan untuk melempar bola. Energi yang kita gunakan adalah bagian dari kita, tapi bukanlah energi itu adalah sama dengan kita secara azali dan hakekat. Demikian pula roh Allah. Dia adalah energi/dzat hidup yang ditiupkan Allah. Dan energi hidup itu bukanlah Allah azali dan hakekat. Juga seperti perumpamaan sinar matahari yang menyinari dan menghidupi kita manusia dibumi. Sinar matahari adalah bagian dari matahari tapi jelas sinarnya itu bukan azali hakekat matahari itu sendiri, khan? Demikian dengan roh Allah, dzat dan energi hidupNya itu telah menghadirkan gerak dan energi kehidupan di seluruh jagat raya ini, sejak dari bakteri, hewan-hewan di lautan yang begitu menakjubkan, tumbuhan, manusia sampai gerak planet, tatasurya, galaksi hingga gugusan galaksi yang begitu menakjubkan. Kalau roh Allah itu dianggap sebagai Allah sendiri secara azali maupun hakekatnya, maka bukankah akan sebegitu banyaknya allah-allah? Tidak cuma tiga menjadi satu namun bermilyar-milyar menjadi satu. Apakah begitu kita memahamiNYA? Secara hitungan angka normal tiga menjadi satu, satu adalah tiga, jelas tidak nalar. Mungkin akan nalar bila kita membayangkan seperti bayangan anak kecil atas sebuah lakon sakti mandraguna yang dapat berubah menjadi banyak tidak cuma tiga. Tapi Allah bukanlah dapat dibayangkan secara tidak logis seperti bayangan anak kecil tersebut. Allah walaupun Maha Segalanya namun ada beberapa logika negasi yang harus dibebankan padaNYa. Allah itu Esa, maka Dia tidak banyak. Allah itu Maha Baik, maka Dia tidak jahat. Allah itu tidak serupa dengan apapun (berbeda dengan makhluk), maka Dia tidak mungkin menjadi manusia. Dan seterusnya… Oya, mengenai doa ke jalan yang lurus pengertiannya adalah demikian: Doa ini kita ucapkan terus menerus dalam waktu sholat, yaitu dalam surat Alfatihah yang berbunyi lengkap sbb; Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Segala puji syukur kepada Allah Tuhan semesta alam, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, Raja di hari pembalasan agama, Dialah yang patut disembah dan dimintai pertolongan, Maka tunjukilah kami ke jalan lurus, yaitu jalannya orang-orang yang Kamu anugerahi nikmatMu, Bukannya jalan orang-orang yang Kamu murkai dan orang-orang yang dholim. Jadi, arti jalan lurus di sini adalah jalannya orang-orang yang mendapatkan rahmat, anugerah nikmat cintaNYA, yaitu jalannya para nabi dan rasul yang kesemuanya membawa bendera agama Allah. Agama Allah ini mengajarkan kewajiban kita beriman kepada “Tuhan Yang Benar” dan beramal sholeh dengan ketulusan dan kepasrahan total untuk menggapai kedamaian, dan keselamatanNYA. Inti agama Allah itu ya cuma itu. Dan agama Allah yang sebenarnya yang ditanyakan Rinda ya, itu. Semua nabi sejak Adam hingga Muhammad, mereka mengajarkan kabar gembira agama Allah yang sama dan satu. Dan sejak Adam hingga Muhammad agama Allah itu mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa adanya tidak terbagibagi. Tapi kenapa orang-orang Nasrani telah melencengkan ajaran Isa Almasih yang benar. Mungkinkah dari 25 nabi itu salah satunya akan membelot menjadi Tuhan Sendiri? Isa khan secara jelas mengajarkan sembahlah Allah Tuhan Yang Esa? Apakah pernah dan ada secuilpun kalimah Isa yang mengatakan di dalam Injil misalnya “Sembahlah Aku, Yesus Kristus sebagai Tuhanmu? Tidak ada bukan? Lalu, apa nama agama Allah itu? Memang sejak Adam hingga Isa Almasih Allah belum menyebut nama agama Allah di dalam kitabNya. Sebab, agama Allah itu belum genap dan masih akan digenapi hingga nabi terakhir, yaitu Muhammad. Dan dalam Alqur’an sebagai penutup kitab-kitab Allah, dinyatakan bahwa nama Agama Allah itu adalah Islam. Bukankah arti Islam adalah selamat, damai, dan pasrah dalam mengharap keridhoanNYA. Bukankah arti Islam ini cocok dan sesuai dengan ajaran dan inti dasar dari kebaktian kepada Allah seperti di atas? Islam bukanlah hanya ajaran Muhammad saja. Islam adalah ajaran dan agama seluruh Nabi dan Rasul Allah. Adam mengajarkan Islam dan demikian pula, Musa, Ibrahim, maupun Isa. “Allah telah mensyari’atkan kepadamu tentang urusan agama sebagaimana telah diwajibkan kepada Nabi Nuh, dan apa yang kami wahyukan kepada engkau, dan apa yang kami wajibkan kepada Ibrahim dan Musa dan kepada Nabi Isa, yaitu hendaklah kamu tegakkan agama dengan benar dan janganlah kamu bercerai berai pada-Nya.” (QS. asy-Syuura 42: 13) “Katakanlah (hai orang-orang mukmin) Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada nabi Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Nabi-Nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah 2: 136) Dengan demikian semua agama yang dibawa Nabi dan Rasul sebelum Muhammad adalah Islam. Ayat-ayat lain yang membukti hal ini adalah: Nabi Nuh adalah Islam (Yunus: 71-72), Ibrahim, Ya'cub, Isma'il, Ishaq adalah Islam (Al Baqarah: 130-133, Ali Imron: 67, Al Haj: 78) Musa adalah Islam (Yunus: 84) Yusuf adalah Islam (Yusuf: 101) Sulaiman adalah Islam (An Nami: 29-38, 44) Isa dan sahabatnya adalah Islam (Ali 'Imron: 52). Dan ayat yang melegalkan nama agama Allah adalah Islam adalah sbb: "Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah agama Islam”. (QS. Ali lmran, 3:19) “Barang siapa yang mencari agama selain Islam, tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya. Dan dia di akherat termasuk orang yang sangat rugi.” (QS. Ali Imran 3: 85) “Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhoi Islam sebagai agama bagimu.” (QS. Al-Maidah 5: 3) Mengenai kenapa kita harus berdoa atau sholat dan dengan ketentuan wajib 5 hari sekali, pengertiannya tidaklah sesempit nantinya hitungan itu akan menjadi tawar menawar dengan Tuhan. Ketentuan wajib 5 kali, adalah pertama hitungan itu adalah memang hak Allah untuk disembah sebagai Tuhan manusia. Kedua, Tuhan tidak cukup hanya diingat dalam hati namun Tuhan wajib disembah secara tulus oleh manusia. Ketiga, sebagai pembelajaran kosistensi dalam kita mempertahankan ibadah kita kepada Allah, bukankah Melati sangat mengerti akan arti pentingnya mempertahankan keimanan ini. Kalau kita tidak diwajibkan 5 kali sembahyang, maka kita akan seenaknya dalam menyembahNYA. Keempat, kegiatan ritual itu merupakan ibadah yang indah yang disesuaikan dengan ruang, waktu, hati manusia, yang ibadah itu bersifat terus menerus sebagai pengejawantahan kepatuhan dan kepasrahan kita kepada Allah. Bukankah jalur ritual ibadah burung kepada Allah juga bersifat runtut dan konsisten seperti itu?, demikian pula jalur ritual gerak bumi mengelilingi matahari, jalur ritual semut, dan segala makhluk ciptaanNYA yang taat dengan rutinitas keindahan dalam mematuhi ketentuan Allah? Namun, yang perlu dimengerti oleh Melati, bagi kami, umat yang beriman secara benar, substansi ibadah yang sesungguhnya tersebut bukan pada hitungan angka-angkanya, tapi pada kesungguhan dan keikhlasan hati semata dalam mengharap cintaNYA. Kapan pun kita bisa beribadah kepada Allah dan di mana pun. Dan yang lebih penting, dalam beribadah yang sesungguhnya benar adalah ibadah yang tidak didasarkan hitungan pahala yang akan didapat, tetapi pencapaian ridhoNYA lah yang menjadi sasaran. Hitungan-hitungan itu hanyalah bahan-bahan untuk penilaian sebuah kerja keras kesungguhan hati manusia dalam beribadah. Namun, bukan berarti hitungan itu tidak penting? Hitungan pahala itu juga akan dilayani Allah dengan takaran yang adil. Dalam Islam konsep ibadah adalah kehendak Allah laksana sebagai Juragan Besar yang akan membeli ibadah dan amal perbuatan manusia itu dengan imbalan yang pantas yaitu Syurga. Oya, dalam Islam syurga itu ada bermacam-macam jenisnya dan begitu pula neraka. Neraka artinya adalah tempat di mana manusia akan dibalas atas dosa-dosa yang dilakukannya sebagai konsekuensi keadilan Allah. Bagi orang beriman yang benar neraka ini adalah tempat yang harus dijauhi dan kita berharap tidak akan melihat dan menyentuhnya. Neraka bagi kami juga berarti tempat penebusan dosa. Orang-orang yang berdosa dan tak terampuni akan ditebus dosanya di sana. Namun bagi orang-orang yang masih mempunyai keimanan kepada Allah sekecil apapun mereka tidak akan kekl dalam neraka. Orang yang kekal di dalam neraka adalah orang-orang yang sombong (kafir), yaitu orang-orang yang sudah tahu dan faham akan kebenaran Allah namun karena kesombongannya dia tidak mengakui kebenaran itu. Di akherat kelak tidak ada Hakim Tunggal kecuali hanya Allah Yang Esa. Bukan Yesus si anak Maryam sang manusia. Tidak ada ayat Qur’an mengatakan Yesus adalah Hakim Tunggal yang menguasai hari pembalasan. Memang, ada ayat Qur’an yang ditafsiri oleh umat Nasrani sebagai seolah-olah arti Hakim Tunggal itu, namun ayat itu tidak berkata seperti itu. Ayat itu mengatakan bahwa Isa Almasih kelak akan menjadi saksi atas umatnya dan segala manusia dalam membenarkan ajaran dan Agama Allah. Jelas, saksi adalah bukan Hakim. Saksi tidak berkuasa atas kebijaksanaan dan ampunan. Dan demikian pula nabi dan rasul yang lain mereka semua adalah saksi-saksi Allah dalam hari pembalasan kelak. Allahlah satu-satunya Hakim Tunggal yang Esa. Berkenaan dengan bahasa Allah, kalau kita tahu substansi keberadaan Allah dalam kehidupan, kita akan dapat memahami bahwa segala sesuatu adalah 100% asli kepunyaan Allah. Jadi baik itu bahasa manusia sekarang dan segalanya adalah 100% asli berasal dari Allah. Di sini tidak ada dualisme faham itu milik Allah dan itu milik manusia. Jadi menjawab apakah ada bahasa Allah 100% punyaNYA, ya semua bahasa manusia adalah kepunyaan haq milik Allah. Yang perlu dimengerti di sini berkenaan dengan bahasa kitab yang asli kepunyaan Allah adalah bukan hakekat bahasanya tetapi hakekat kandungan arti bahasa tersebut. Benarkah kalimat bahasa itu?, bisakah dibuktikan arti kandungannya? Kalau arti kandungan bahasa itu tidak terbukti kebenarannya dan dipastikan salah, maka baru kita dapat meyakini bahwa itu bukan dari Allah sebab Allah adalah tidak mungkin salah. Atas pengertian itu, maka dalam ilmu kritik kitab dan perbandingan kitab suci telah dipastikan bahwa Injil sudah tercampuri oleh bahasa manusia. Dan Alqur’an hingga saat ini secuilpun belum terbukti ada bahasa manusia di dalamnya. Alqur’an sesuai janji Allah akan tetap terpelihara keasliannya hingga hari akhir. Satu hal yang perlu diketahui bahwa kitab Injil yang asli dari Allah yang diturunkan kepada Isa sudah hilang dan tidak ada. Yang ada sekarang adalah hanya salinan-salinan dari salinan-salinan yang tidak terbukti disalin dari kitab Injil yang asli. Sedangkan Alqur’an terbukti dengan meyakinkan masih asli seperti apa adanya persis dengan yang dilafadkan oleh mulut Muhammad. Jadi, kebenaran Alqur’an lebih terjamin daripada Injil. Karena memang Alqur’an adalah penyempurna kitab-kitab Allah. Keaslian bahasa kitab suci sangat erat hubungannya dengan kebenaran sebuah terjemahan dan penafsiran bahasa manusia. Kalau dalam terjemahan dan penafsiran pada suatu waktu ternyata terbukti salah, maka kita masih bisa menengok kembali pada arti bahasa asli yang sesungguhnya. Dan ini jelas teramat penting dalam mengapai kebenaran. Walaupun begitu sebuah terjemahan dan tafsiran juga amat sangat perlu. Bagi orang-orang yang tidak mengerti bahasa asli kitab suci cukup bagi dia untuk mengerti dengan adanya terjemahan dan tafsiran. Mel, di sini akan aku sadurkan beberapa pendapat mengenai perbandingan Alqur’an dengan Alkitab sbb: AL-KITAB (BIBEL) Perjanjian Lama (Old Testament) dan Perjanjian Baru (New Testament) adalah. kitab yang dianggap suci oleh kalangan umat Nasrani. Namun apakah kita tahu, apa sebenarnya Al kitab itu. Untuk mengetahui hal ini marilah kita simak kesimpulan-kesimpulan dari kalangan ahli umat Nasrani sendiri: - “Alkitab adalah tradisi-tradisi lesan yang telah ditulis oleh pengarang-pengarang Injil yang jumlahnya ada ratusan(100-an), tak terkecuali pengarang ke 4 Injil yang sekarang ini. Dan mengenai keaslian isi, serta pengarang Injil ini sangatlah diragukan.” (Pernyataan-pernyataan yang dimuat di dalam I’Introduktion a la Traduction oecumenique de la Bible, Nouveau Testament,/ Pengantar kepada terjemahan bersama Protestan, Katholik- Perjanjian Baru/ Edision du Cerf et les Bergers et les Mages, 1972 Paris, buku ini hasil karya kolektif yang mengumpulkan sarjana-sarjana Protestan dan Katholik sejumlah lebih dari 100 orang. - Alkitab itu adalah koleksi terdiri atas 66 buku yang dijilid menjadi sebuah buku besar, yaitu alkitab atau bibel. Arti Bibel adalah buku kecil. Buku kecil yang berilham itu telah disuratkan oleh lebih dari 35 orang dalam waktu kira-kira 16 abad, yaitu dari 1513 SM. Alkitab asli disuratkan dalam bahasa lbrani, sebagian dalam bahasa Aramic dan sebagian dalam bahasa Yunani biasa dari abad I tarikh masehi… Setelah Musa wafat orang-orang lbrani lain telah menulis dengan ilham Yehuwe Allah, sampai kirakira 1000 th. belakangan, pada waktu mana buku yang terakhir dari 39 buku Alkitab 1brani yang biasa disebut wasiat lama telah ditulis oleh nabi Maleachi, pada kira-kira 442 SM. Kira-kira 5 abad, belakangan setelah datangnya dan matinya Kristus, maka penulisan Alkitab selanjutnya dengan ilham Yehuwe, sampai sebagai penutup rasul Yahya menulis buku yang terakhir dari 27 buku Alkitab Yunani Kristen , yang biasanya disebut wasiat baru, pada kira-kira 98M. Maka selesailah Alkitab segenapnya. Akan tetapi, dari tulisan-tulisan tangan manuskrip asli atau huku-buku Alkitab itu, yang tertulis dengan tangan, suatu pun tiada dikenal pada waktu sekarang ini. Maka bagaimanakah dapat kita mengetahui, bahwa salinan-salinan yang ada sekarang isinya benar dan tidak berubah ? (Watch tower, Bible and Tract Society, inc. Dalam dasar Kepercayaan akan dunia baru, hal 17) - Alkitab ini dikarang pada waktu yang tertentu dan pengarang-pengarangnya memang manusia juga, yang terpengaruh oleh keadaan waktunya dan suasana sekitarnya juga pembawaan pengarang itu sendiri. Naskah-naskah yang asli dari kitab suci tidak ada lagi, yang ada pada kita hanya turunan atau salinan, itupun bukannya salinan langsung dari naskah asli, melainkan salinan dari salinan dan seterusnya, sering salinan Alkitab itu terjadi salah salin.(Dr Mr Mulder DC, Pembimbing ke dalam Perjanjian lama, 1963 hal 12) - Adakalanya penyalin tersentuh pada kesalahan dalam naskah aslinya yang dipergunakannya, lalu kesalahan itu diperbaikinya padahal perbaikan itu sering melibatkan perbedaan yang lebih besar dengan yang sungguh-sungguh asli. (Drs Duyverman ME, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, 1966 hal 24) - Alkitab telah tercampuri oleh tangan-tangan manusia. (Encyclopedia Universalis, SP Sandraz guru besar pada Dominican Faculties, Saulchoir, dia adalah termasuk para specialis yang berkompeten tentang Alkitab. - Kita tidak usah merasa malu, bahwa terdapat berbagai kekhilafan di dalam Alkitab, tentang angka-angka, perhitungan tahun, dan fakta-fakta.(Dr Van Nif-trik GC, Dr Boland BY, Dogmatika Masa Kini, hal 298) Akhirnya marilah kita tengok sekali lagi kesimpulan dari semua kesimpulan diatas dengan menyadur ucapan yang ironis dan apologik sbb; "Bukanlah karena terjemahan (Alkitab) itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak! Kita boleh bangga atas jerih-payah yang tak terbilang banyaknya yang telah dan sedang dicurahkan atas tugas ini. Sepanjang manusia tahu menulis, tidak ada satupun kitab yang untuknya dikorbankan sebegitu banyak tenaga, usaha, akal-budi dan hasil ilmu pengetahuan, daripada Alkitab. Dan patut kita menghormati orang-orang yang telah menjunjung tinggi tugas ini.(Dra Duyverman ME Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, cet 5, 1985, hal 18) AI.-QUR'AN Alqur'an adalah kitab yang dianggap suci oleh kalangan umat Islam. Namun apakah kita tahu, apa sebenarnya kitab Alqur'an itu. Untuk mengetahui hal ini marilah, kita simak pendapatpendapat kalangan ahli yang non muslim untuk keperluan obyektifitas. - Setelah menerangkan panjang lebar sejarah penurunan A1Qur'an, Sir William Muir dalam bukunya The life of Muhammad berkata tentang; kesucian dan keasliannya? "Jadi kesimpulan yang dapat kita sebutkan dengan menyakinkan sekali ialah: bahwa A1Qur’an itu bukan hanya ketelitian saja, bahkan seperti beberapa kejadian menunjukkan --adalah juga lengkap, dan bahwa penghimpunnya tidak bermaksud mengabaikan apapun dari wahyu itu. Juga kita dapat menyakinkan berdasarkan buktibukti yang kuat, bahwa setiap dari ayat dari Qur'an itu, memang sangat teliti sekali dicocokkan seperti persis yang dibaca oleh Muhammad." - "Qur'an itu adalah sebuah kitab agama, kitab kemajuan kenegaraan, persaudaraan, kemahkamah-agungan dan undang-undang tentara dalam agama Islam. Qur'an mengandung isi yang lengkap, mulai dari urusan ibadat, ketauhidan, sampai kepada pekerjaan sehari-hari, mulai dari urusan mengenai rohani sampai kepada hal mengenai jasmani, mulai dari pembicaraan hak-hak dan kewajiban segolongan umat sampai kepada akhlak dan perangai, sampai kepada hukum siksa di dunia ini. Di dalam Alqur'an dijelaskan segala pembalasan amal. Sebab itu amat besar perbedaan Qur’an dengan Bibel. Bibel tidak mengandung aturan yang bertalian dengan keduniaan. Yang terdapat didalamnya hanya cerita-cerita kesucian diri. Bibel tidak dapat mendekati Qur'an, karena Qur'an itu tidak saja hanya menerangkan apa yang bertalian dengan amalan keagamaan, tetapi juga mengupas asas politik kenegaraan. Qur'aniah yang menjadi sumber peraturan negara (bagi umat Islam), sumber undangundang dasar, memutuskan suatu perkara yang berhubungan dengan kehartaan, maupun dengan kejiwaan. (Edward Gibbon 1737 -1794 M) - Prof G- Margoliouth berkata, “Adapun Qur'an itu menempati kedudukan yang maha penting dalam barisan agama-agama yang besar di seluruh dunia. Meskipun umurnya masih muda, ia mempunyai bagian dalam ilmu kitab, pernah menghasilkan apa yang belum pernah dihasilkan oleh yang lain. Qur'an itulah yang membuat perubahan cara berpikir dalam lingkungan manusia dan membawa anjuran tentang peradaban tinggi dan perubahan hidup manusia. Qur'anlah yang mula-mula menggerakkan bangsa Arab yang sedang dalam gulita menjadi suatu bangsa yang gagah berani dan Qur'anlah yang telah membawa bangsa itu masuk ke medan pemuka dalam agama yang berdasarkan politik sehingga dapat membangunkan sebuah organisasi Islam yang mengherankan. Qur'an tidak saja sebuah kitab suci, tetapi merupakan suatu suara yang hidup teguh, maklumat titah dan perintah, satu rangkaian peraturan pergaulan, perjanjian, pemberian pelajaran yang menuntun persatuan dari bangsa-bangsa kepada kemajuan. la membawa perubahan dalam dunia ahli filsafat, dunia Yahudi dan Kristen, dalam abad pertengahan. Kemajuan dari kaum Islam ini, meskipun sekarang agak terhenti namun telah meletakan dasar kemajuan Barat. Ahli penyusun pengetahuan menunjukkan, bahwa apa yang dianut oleh Eropa dari filsafat Yunani saat ini, dari ilmu hisabnya, ilmu bintangnya, ilmu hadasahnya dan semua pengetahuan yang serupa itu, yang pada suatu zaman datang ke Eropa, boleh dikatakan adalah dorongan dari Islam. Hanya Qur'anlah yang telah menunjukkan pertama kali pada studen-studen bangsa Arab hikmah pengetahuan itu. Di antara pengaruh Qur'an itu ialah tercapainya ilmu bahasa, susunan-susunan kalimatnya, pergerakan dalam dunia syairan dalam ilmu kitab, Qur'an itu telah menghasilkan harga pengajaran yang setinggi-tingginya.” - IOM Deutsch (1829-1875) Jerman; “Saya melihat keajaiban dalam Qur'an, satu kitab yang sudah menolong umat Arab dalam membuka dunia, lebih besar dari apa yang telah diperbuat Alexander de Groote, juga lebih besar dari apa yang telah dicapai bangsa Rumania. Pengaruh AlQur'anlah yang menarik bangsa Arab dalam sedikit waktu maauk Eropa dan menjadi raja dunia. Bangsa Arab pernah ke Eropa sebagai tuan dan ahli dagang yang terkenal, yang demikian digerakkan oleh Alqur'an yang dibawanya ke sana sebagai suluh dalam gelab gulita. Mereka membawa peradaban, kecerdasan, pengetahuan dan kebijaksanaan, memberi pelajaran tentang ilmu falsafah, ilmu bintang, kedokteran, ilmu-ilmu syair, yang kemajuannya pernah berkilau-kilau di Eropa sebagai juga di tanah Timur. Dengan Qur'an itulah bangsa Arab berdiri tegak mennyiarkan ilmu pengetahuan dan dengan mengenangkan jasa mereka yang amat mulia itu, kita membuang air mata tatkala mereka pergi ke Andalus, ketika Granada lepas dari tangan mereka. - Dan paling menarik sekali adalah laporan Hamka, tentang mengalamannya selama kunjungannya di Amerika. Hamka telah pernah mengunjungi Yale Univercity di New York Haven, USA th 1952, yaitu salah satu Universitas yang besar jasanya dalam mempertahankan agama Kristen dan penyiarannya. Hamka sempat menghadiri suatu perayaan syukuran atas selesainya suatu pekerjaan besar yang dikerjakan selama 15 tahun, dengan panitianya terdiri dari 40 Gereja, yang telah bekerja keras menyalin kitab Bibel bahasa Inggris dari salinan yang lama, yakni dari zaman pemerintahan King James (1916). Suatu pekerjaan yang berat, untuk menyesuaikan bahasa salinannya yang lama kepada bahasa yang sekarang ini. Selanjutnya Hamka menceritakan, bahwa untuk mengadakan suatu pemilihan bahasa kadang-kadang terpaksa memakan waktu berbulan-bulan; sedang bila terjadi perselisihan di antara mereka, maka terpaksalah hukum “stem” dijalankan. Lalu suara terbanyaklah yang menang, dan dipakai. Lebib lanjut Hamka menceritakan, bahwa kesempatan yang berharga itu ia pergunakan betul-betul. Dia dibawa oleh seorang Prof Muda bernama Hendon, berkeliling-keliling melihat-lihat pameran kitab-kitab suci yang ditulis 200th yang lalu, 600th yang lalu, 800 th yang lalu dan begitulah seterusnya. Akhirnya sampailah pada suatu perbincangan yang cukup berkesan. Prof Muda itu berkata: "Beruntunglah tuan orang Islam!, sebab tuan mempunyai Qur'an yang tidak usah diperkomitekan dan dipanitiakan, sebab tuan mempunyai bahasa kitab suci yang asli dan tetap. Bahkan bahasa Arab yang terpakai setiap harilah yang harus disesuaikan kepada Qur'an, bukan Qur'an yang harus disesuaikan kepada perkembangan bahasa." (Pembicaraan di sekitar Bible dan Qur'an dalam segi isi dan riwayat penulisannya, Drs. Abu Jamin Roham, Bulan Bintang, 84 ) - George Bernard Shaw orang Inggris, "Agama Islam dengan Qur’annya cukup untuk mengobati penyakit kemanusiaan dan orang-orang yang berkemajuan sekarang mulai insyaf akan hakekatnya. Berat sangkaku untuk mengatakan, bahwa dua abad kemudian, orang akan Islam semuanya." Terakhir, Kenapa aku sampai kepikiran berat seperti itu? Disamping aku ini temanmu, Aku juga simpati padamu, Maka aku takut dan khawatir bila Melati salah dalam memilih Tuhan. Salam kasihku padamu. Awan lembayung bersambung.......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun