Mohon tunggu...
Wawan Kardiyanto
Wawan Kardiyanto Mohon Tunggu... Dosen Agama Islam -

ingin hidup bermakna, tdk sekedar biasa2 aja yakni: lahir, makan, minum, sekolah, pacaran, kerja, nikah, beranak, pensiun, tua, mati. Aku ingin sdikit berguna di mata Allah, minimal menulis dan maximal buat organisasi yg se-level Muhammadiyah dan NU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tulisan "Terbodoh Sedunia", Menanggapi Tulisan Ester Lima berjudul Sekolah Terbodoh Sedunia vs Sekolah Juara Olimpiade Internasional

20 Februari 2014   16:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:38 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan Ester Lima dengan judul "Sekolah Terbodoh Sedunia vs Sekolah Juara Olimpiade Internasional" lihat di sini http://edukasi.kompasiana.com/2014/02/17/sekolah-terbodoh-sedunia-vs-sekolah-juara-olimpiade-internasional-633882.html mengusik nalar dan nuraniku... satu-satunya yang membuat dahi berkerut adalah dengan menyuguhkan image (gambar) MI Islamiyah Kaaffah lamongan Jawa Timur, yang mana secara tersirat ditunjuk sebagai Sekolah Terbodoh Sedunia. Dahiku kembali berkerut ketika membaca isi tulisan, sama sekali tidak ada representasi MI Islamiyah Kaaffah lamongan Jawa Timur yang bisa dipertanggungjawabkan. Apa kriteria dan ukuran asumsi "sekolah terbodoh" yang penulis paparkan? Sama sekali hanya sekedar asumsi tendensius. SMU Penabur dari lembaga Kristen dibanggakan sebagai "sekolah Juara Olimpiade Internasional" dan disandingkan dengan MI Islamiyah Kaaffah yang tersirat direpresentasikan sebagai "Sekolah Terbodoh sedunia" mewakili sekolah-sekolah Islam Indonesia. Generalisir ini sungguih tidak ilmiah dan tidak etis.  Silahkan lihat prestasi MIN MALANG I ini: Sumber tabel: Cahyono SusetyoPak Wawan Kardiyanto, karena ada tudingan bahwa tabel yang saya upload di atas datanya palsu, ini saya coba lengkapi. Mungkin bisa ditambahkan di artikelnya Bapak (Sekalian snapshot komentarnya EL..he..he..). INEAMIC : http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/5/31/b26.htm IMSO : http://imso.ph/ OSN : http://dikdas.kemdikbud.go.id/.../newsletter-osn-edisi-3.../ coba sampling data yang ada di tabel, ternyata valid. http://www.thejakartapost.com/.../indonesian-students... Saya juga representasikan hasil Akreditasi MI Islamiyah Kaaffah sebagai berikut: MI ISLAMIYAH KAAFFAH Jl. Raya Turi Ds. Turi Kec. Turi

  • Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur
  • Tipe: Madrasah
  • Jenjang: SD/MI
  • NSS: 111235240040

Komponen Akreditasi Nilai Komponen Standar Isi 95 Standar Proses 96 Standar Kompetensi Lulusan 93 Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan 90 Standar Sarana dan Prasarana 94 Standard Pengelolaan 96 Standar Pembiayaan 76 Standar Penilaian Pendidikan 95

  • Nilai Akreditasi: 92
  • Peringkat Akreditasi: A
  • Tanggal Penetapan: 19-Nov-2012
  • Hasil Penilaian Asesor: 1362073127
  • Hasil Penilaian Sekolah/Madrasah: 1362073127

Copyright (c) 2008 BAN-S/M All rights reserved Bisa klik link ini http://www.ban-sm.or.id/provinsi/jawa-timur/akreditasi/view/280827 Ditulisan Ester disebutkan "untuk pelajaran Matematika dan Science menempatkan Indonesia pada peringkat terbawah sedunia" padahal test PISA hanya survey di 65 negara yang dianggap terbaik pendidikannya. Lah negara di dunia ada 120 an lebih negara, jadi INA ranking 64 dunia ? Beberapa hasil diskusi dengan dosen-dosen di grup dosen soal mengkritisi tulisan Ester di atas seorang dosen Nur Hidayatmenyimpulkan: 1. Karakter ester memang seperti itu, dan itu mewakili yang lainnya. 2. Manusia punya visi yang berbeda dan itu adalah hak mereka, dan sebenarnya ester tidak boleh mengukur visi orang lain dengan visi dia sendiri. 3. Saya berhak memilih menyekolahkan anak saya untuk bisa hafal Al Qur’an meski anak saya sebenarnya juga punya potensi untuk menjadi juara olimpiade karena bagi saya dan anak saya hafal Al Qur’an lebih utama dari menjadi juara olimpiade. Demikian juga sebaliknya dengan mereka yang menyekolahkan anaknya di Penabur. 4. Tapi di akhir tulisan ester yang berusaha dengan serta merta dengan mensimplifikasikan data pendukung kemudian memberikan sebuah simpulan yang mendiskreditkan, itu hanya akan diamini oleh orang-orang yang sepaham dengan dia.

Yang agak mengganggu memang jawaban si penulis di kolom komentar:

"Coba baca motto di gambar sekolah tersebut: Sekolah Bertaraf Dunia Akhirat. Serta baca penjelasan pihak sekolah, yang bangga dengan motto tersebut. Sekolah2 seperti ini memberi gambaran sekolah Indonesia: terbodoh di dunia." Rasanya tidak ada korelasi antara cita2 yang kemudian dituangkan dalam moto sekolah yang juga menyertakan pendidikan agama (akhirat) dengan gambaran sekolah indonesia: terbodoh di dunia.

Akhirnya, Simpulan yang bisa diberikan terhadap tulisan Ester Lima adalah: Zaenuri Syamsu Hidayatmenyatakan; mungkin kalau si ester bukan seorang akademisi, saya bisa memaklumi kalau dia menulis spt itu. . . tetapi bila dia seorang akademisi, kita bisa menilai kualitas akademik dia seperti apa. . . tulisannya hanya berdasar asumsi. . . kemudian dari data yg minimal, dia berani menggeneralisir (datanya salah juga) . . kalau ada yg berpendapat kalau kompasiana adalah media warga, menurut saya sah-sah saja, namun harap diingat bahwa pendapatnya masuk di bagian edukasi. . . harusnya tim kompasiana bisa memilih2 mana artikel atau pendapat yg sesuai kaidah akademik, dan mana yg bukan. . .

Dan saya menyatakan, tulisan Ester Lima dengan judul "Sekolah Terbodoh Sedunia vs Sekolah Juara Olimpiade Internasional" adalah TULISAN "TERBODOH SEDUNIA".

Sedang untuk Kompasiana, sebagai media publik tentu juga bertanggungjawab secara hukum dan etika jurnalistik terhadap tulisan2 yg disetujui untuk dipublikasikan....

Mohon Tidak mengulangi menyetujui tulisan-tulisan yang tidak berkualitas dan menghasut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun