Tepat sesuai prediksi sekitar pukul 05.30 kami sampai di parkiran, setelah segala persiapan ke pantai sudah oke, kemudian kami berangkat kebibir kepantai untuk menikmati suasana pagi itu.
Ketika sudah berada di bibir Pantai Pangandaran, bersama anak dan isteri kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke pasir putih.
Maklum suasana liburan, pengunjung begitu membludak, tua muda, laki laki peremuan tumpah semua menikmati indahnya suasana di pasir putih.
Seperti ketika melihat di tayangan televisi, di pasir putih airnya yang kebiru-biruan menambah sauasana semakin indah dipandang, air yang jernih bisa terlihat tembus ke bawah laut, kemudian dikejauhan terlihat bangaki kapal laut terdampar.
Kondisi ini membuat saya penasaran, lalu mencari informasi ke beberapa penduduk setempat, lalu kami menemukan informasi dan penjelasan terkait kapal itu. Bahwa 'bangkai kapal' itu yang ditenggelamkan oleh bu Susi pada tahun 2016 lalu, karena terlibat illegal fishing.
Datang ke Pantai Pangandaran, selain melepas penat dan juga berwisata, yang tak kalah utama adalah kita bisa melakukan tadabur alam.
Iya betul, selain bisa menikmati dan meneguk indahnya Pantai pasir putih yang udaranya segar, sejuk, sejauh mata mamandang air terhampar luas tak bertepi, itu semua memberikan pelajaran kepada kita tentang kasih-Nya yang tak ada ujungnya.
Semua mengingatkan kita akan kuasan-Nya Allah SWT, dan betapa lemahnya kita, kecil, tidak ada apa-apanya, kuasa tuhan yang begitu luas, melebihi luasnya samudera.
Untuk itu, ketika kita berwisata ke pangandaran terutama kita bertadabbur alam, karena tadabur alam sebagai salah satu cara untuk lebih mengenal tanda-tanda kebesaran Allah SW.
Dengan merasakan dan hadir langsung melihat ciptaan-Nya yang indah dan mengagumkan. Tadabbur alam juga termasuk salah satu bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kita kepada Sang Pencipta yang dapat meningkatkan keimanan kita.
Â