Merayakan tahun baru, pentingkah? Â
Apa esensi dari perayaan tahun baru itu?, kaitan dengan tahun baru, semua agama tentunya mempunyai tahun baru masing-masing, baik yang beragama Islam, Kristen, hindu ataupun budha, lalu sepenting apakah merayakannya?
Soal esensi kembali kepada individu pemeluk agama yang bersangkutan bagaimana ia memaknai perayaan itu sendiri.
Di agama Islam misalanya, perayaan tahun baru itu dijadikan sebagai momentum syiar dan pengenalan kepada generasi sebagai pelanjut estapet kehidupan, maka dengan spirit muharam  (tahun baru) itu akan menjadi benteng pengendalian diri supaya tercipta suasana yang tentram baik secara pisik, psikis, kehidupan social dan spiritual.
Terus bagimana dengan perayaan tahun masehi ini? Bila saya mencermati dan lihat dari beberapa referensi, ada yang membolehkan ada juga yang melarang, maka sepenuhnya kembali kepada yang bersangkutan, sebagai pelaksana di lapangan.
Bagi anda yang melaksanakan perayaan malam tahun baru silahkan lanjutkan, tapi bagi yang tidak merayakan ya tidak jadi masalah.
Terus bagaimana kalau umat islam ikut terlibat dalam acara peryaaan tahun baru itu, ya silahkan saja, boleh-boleh saja selama yang dilakukan tidak mengandung unsur kemaksiatan.
Tentu akan menjadi nilai yang positif jika malam tahun baru di isi dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti muhasabah diri (mengevaluasi) perjalanan selama setahun kebelakang, apa yang telah dilaksanakan?
Selain itu, bisa dengan kegiatan sosial (santunan) atau mengisi tahun baru dengan mengadakan doa bersama (istiqosah) baik dikeluarga atau dilingkungan masyarakat sekitar.