Pagi-pagi sekali sekitar pukul 06.15, saya, istri dan anak sudah siap-siap untuk berangkat menuju Batu Karut di kampung berecek, kalau yang lain healing ke tempat wisata yang terkenal, saya dan isteri cukup mengunjungi tempat ini, alhamdulilah liburan yang sangat super sederhana tapi gak kalah menarik dengan tempat wisata lainnya, sederhana yang penting happy.Â
Akses menju batu karut di kampung berecek ini bisa melalui jalur darat dengan menggunakan roda dua atau roda empat namun jalan yang ditempuh cukup menantang adrenalin dan kedua bisa dilalui dengan jalur air dengan  menggunakan perahu sebagai alat transportasinya, seperti yang kali ini saya lakukan menyebrang melintasi danau jatiluhur dengan menggunakan perahu.
Naik perahu disini untuk menyebrang gak usah merogoh kocek yang dalam, karena harganya standar dan terjangkau. Batu karut di kampung berecek ini berada di sebrang danau jatiluhur.
Karena air di danau jatiluhur sedang surut, maka kami tidak memerlukan waktu lama, ya cukup 10 menit saja sudah sampai di sebrang atau di darmaga, sedangkan ke tempat yang di tuju masih harus menempuh jalan setapak.
Lalu kami turun dari perahu untuk menuju lokasi tujuan kami. Selain untuk sekedar membuang rasa penat yang bergelayut di pikiran tujuan kami ke Batu Karut ini karena ada beberapa hal yang harus di kerjakan.
Turun dari perahu, menuju lokasi melintasi jalan setapak, berliku dan lumayan jauh, jalannya Bagai jalan off-road, harus hati-hati walau demikian tetap mengasyikan, jalan yang jauh berliku dan terjal cukup membuat kami berkeringat lebih dari itu kami bisa menyatu dengan alam, menghirup udara segar alam sekitar yang masih alami tanpa ada polusi udara, ini yang membuat suasananya masih sejuk dan asri. Bila berkunjung ke berecek rasanya kurang sempurna bila belum ke batu karut terlebih dahulu.
Menulusuri jalan galengan (pematang sawah) bagi yang tak biasa tentu akan mengalami kesulitan sudah jalannya kecil dan terkadang licin, Â tapi bagi saya bukan hal yang aneh karena sudah terbiasa.
Tiba ditempat tujuan sekitar pukul 09.30, kami langsung menuju saung (gubuk kecil) yang ada di pinggir sawah untuk berteduh dan melepas lelah dari lamanya perjalanan sambil menikmati sajian air kelapa muda, yang baru di petik dari pohonya, segerrrr banget. Â