Mohon tunggu...
Wawan Fun Tahsin
Wawan Fun Tahsin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Penyuluh Agama Islam KUA Mlati

Pria yang sehari-hari ditugaskan memberi penyuluhan Agama ini, prihatin dengan semakin tingginya keretakan rumah tangga. Melalui kompasiana ia ingin berbagi tentang serba-serbi pembelajaran hidup khususnya yang menyangkut kerumahtanggaan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Umrohkan Orang Tua atau Pribadi Dahulu?

13 September 2024   09:56 Diperbarui: 13 September 2024   10:03 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sebagai Muslim yang berbakti kepada kedua orang tua, ketika rezeki ada tetapi terbatas, barangkali terlintas kebimbangan apa bisakah berangkat umroh sendiri atau untuk orangtuanya dahulu?

Bagi muslim yang meyakini hukum umroh dan haji adalah wajib. Maka kewajiban tersebut mengikat kepada individu tersebut. Kewajiban tersebut mengikat pada diri sendiri. Artinya, seseorang hendaknya menyelesaikan kewajiban ibadah yang mengikatnya lebih dahulu, baru kemudian membantu orang lain untuk hal yang sama.

Sehingga pertanyaan seputar umroh diri sendiri atau orang tua dahulu, maka seperti dijelaskan di atas, jawabannya adalah diutamakan untuk diri sendiri. Mendahulukan umroh pribadi dahulu sedangkan orang tua juga tidak lantas bermakna su'ul adab atau perangai buruk. Kewajiban berhaji dan umroh pribadi dan berbakti kepada ayah dan ibu bukanlah dua hal yang mesti dipertentangkan. Terlebih, bila seseorang memiliki kemampuan ekonomi lebih, bisa saja ia mengajak orangtua untuk berhaji atau umroh bersama.

Barokah Mengumrohkan Orangtua

Fakta di lapangan cukup menarik untuk kita cermati. beberapa jamaah yang menceritakan testimoni keberangkatan mereka karena berkah dari memprioritaskan keberangkatan orangtua terlebih dahulu. Pada umumnya para jamaah yang khidmat umroh dalam rangka berbakti kepada orangtua, justru mendapat kejutan dari Allah. 

Sebut saja, Mario, teman yang satu ini awalnya memfasilitasi antar jemput saat orangtuanya akan berangkat umroh. karena beliau yang memang stand by di rumah. ketika proses pembuatan paspor, ia sekalian untuk turut juga membuat paspor. barangkali karena berkah doa dan ridho dari orang tuanya, saat kurang beberapa hari dari pemberangkatan. ternyata ada satu jamaah yang mengundurkan diri karena sesuatu hal. tanpa dinyana mario ditawari untuk berangkat dengan harga yang sangat terjangkau--separuh dari harga normal. sehingga ia pun berangkat umroh membersamai orangtuanya.

Jamaah yang lain, namanya ferry. Punya cerita unik bisa umroh sekeluarga berombongan 12 orang. Ia beserta 6 saudaranya berniat memberangkatkan umroh ibunda. Maka urunan lah putra-putri simbah, untuk memberangkatkan 2 orang. Karena Simbah Putri harus didampingi, kesehatannya menuntut adalah pendamping, mobilisasi dengan kursi roda. Setelah terkumpul, maka menghadap Simbah Kakung untuk memohon ijin agar Simbah Putri berkenan diberangkatkan Umroh oleh putra-putrinya. Wal hasil, di luar dugaan, Simbah Kakung tidak mengijinkan ketika Simbah Putri hanya diantar oleh satu putrinya. Simbah Kakung Baru mengijinkan bila Simbah Putri yang mengantar adalah putra-putri menantu dan cucunya. Dan lebih terkejut lagi, karena simbah Kakung ternyata justru yang membayari keberangkatan Simbah Putri beserta putra-putri, menantu, dan cucunya. 

Guru saya juga punya kisah, Ustadz Rudi, beliau bersama istri juga ingin berbakti kepada orangtua, dengan menabung untuk mengumrohkan orangtua. Setelah dirasa cukup, mereka berdua sowan kepada ibunya yang besar harapan berkenan diumrohkan. ternyata setelah disampaikan maksud dan hajatnya. Ibu langsung setuju, tetapi dengan syarat mereka berdua harus ikut membersamai orangtua mereka ke tanah suci. dan biaya semua yang menanggung orangtuanya. 

jadi, diantara kebimbangan kita apakah orangtua dulu atau pribadi terlebih dahulu, seperti telah diurai diatas tidak perlu dipertentangkan. tetapi hendaknya disegerakan. Semoga Allah swt menganugerahkan kepada kita ilmu yang terus bertambah, serta rezeki berupa kepahaman. aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun