Ibadah Sai, berlari-lari kecil dari shafa ke marwah yang dialami oleh para jamaah umroh sekarang sangat jauh berbeda dengan ketika dahulu ketika siti hajar mengilhaminya. Para jamaah umroh dan haji, kini nyaman beribadah sai, karena lantai area sai -nya telah di marmer, juga di blower dengan ac central yang selalu nyala. Ditengah lintasan sai baik yang dekat shafa maupun yang dekat marwah juga selalu tersedia air zamzam siap minum, pokoknya nyaman.Â
Meskipun begitu, tetap butuh energi kesabaran, ketulusan, dan keteguhan untuk menyempurnakan ibadah sai tersebut. Karena ada beberapa syarat, yakni harus melewati batas bukit (baik shafa start maupun marwah start). Dimulai dengan menghadap ka'bah lalu memanjatkan doa di bukit shafa. Setelah berdoa segera menuju marwah dengan berlari lari kecil, sambil memperbanyak permohonan ampun kepada Allah swt, saat menanjaka menuju marwah, membaca Ayat innash shafa wal marwata min sya'a irillah, dst. Sampai di bukit marwah lalu menghadap ka'bah, berdoa lalu bergegas menuju shafa, demikian sampai tujuh putaran dan berakhir di marwah.Â
Inspirasi dari ibadah sai ini salahsatunya ialah keberhasilan ibrahim as mendidik istri tercinta siti hajar menjadi wanita shaliah yang selalu merasa cukup / qonaah. Ditinggalkan di lembah tandus makkah, dengan perbekalan terbatas dan jauh d dari pusat perekonomian maupun pertanian . Intinya gak jelas, masa depannya.Â
Tetapi keteguhan iman di hati siti hajar, bahwa bila Tuhan yang memerintah pasti bersama solusi itulah yang membuatnya tegar dan senantiasa berpikir positif. Ia pun memaksimalkan ikhtiar untuk mendapatkan air sembari terus berdoa, mendoakan suami dan anaknya ismail tercinta. Karakteristika siti hajar ini, sangat dahsyat bila diduplikasi oleh para muslimah dan wanita pada umumnya. Kesulitan ekonomi tidak menjadi masalah, demi menjaga keutuhan keluarganya.Â
Seorang yang telah sai dalam umroh maupun haji, tentulah bisa / meraba tentang bagaimana kenyataan pahit (dalam kacamata normal duniawi), tidak serta digunakan untuk menggugat suaminya, tetapi petunjuk iman justru menuntun siti hajar untuk terus mentaati suaminya ibrahim as. Ibrahim as pun sebagai suami sedemkian sayangnya kepada istri dan anaknya. Beragam doa ia panjatkan, diabadikanNya  dalam Alquran, dan menjadi inspirasi bagi semua orangtua dalam mendoakan anak keturunan yang sholeh sholehah.aamiin
Allahu a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H