Mohon tunggu...
wawa nasution
wawa nasution Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Hidayatul Makwa Nasution, saat ini sedang berprofesi sebagai Mahasiswi Psikologi.

Saya memiliki hobi renang dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Menormalisasi Rasa Tak Baik-Baik Saja Itu Penting? Kesehatan Mental Bukan Hal Tabu

19 November 2024   11:09 Diperbarui: 19 November 2024   11:13 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan mental seharusnya tidak lagi dianggap tabu dalam masyarakat yang berkembang. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sayangnya, stigma gangguan mental masih menjadi penghalang utama bagi banyak orang untuk mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.Kurang pemahaman dan informasi sering menyebabkan ambiguitas ini muncul. Banyak orang menganggap masalah kesehatan mental sebagai hal yang memalukan untuk dibicarakan atau kelemahan pribadi. Karena itu, gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau stres bukanlah tanda kelemahan, mereka adalah kondisi yang membutuhkan perhatian dan penanganan seperti penyakit fisik yang membutuhkan pengobatan dokter. Kesehatan mental adalah hak setiap orang yang harus dihargai dan dirawat.  

Sebagai manusia, kita tidak selalu berada dalam keadaan emosi yang stabil. Ada saat-saat di mana kita merasa sedih, cemas, atau bahkan kehilangan arah karena tekanan hidup, kehilangan, atau tantangan lainnya. Namun, masyarakat sering mengajarkan kita untuk menyembunyikan emosi ini, memaksakan senyum, dan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja.

Ketika seseorang merasa terpaksa "baik-baik saja", meskipun sebenarnya tidak, mereka cenderung menekan emosi mereka, yang pada akhirnya dapat memburukkan kesehatan mental dan fisik mereka. Menormalisasi rasa tidak baik-baik saja berarti mengakui bahwa setiap orang mungkin mengalami masa sulit, dan itu wajar. Selain itu, langkah ini memungkinkan untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan dari teman, keluarga, dan profesional.

Menyuarakan bahwa "tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja" adalah salah satu cara untuk menegaskan bahwa kesehatan mental harus dipandang sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Masyarakat perlu memahami bahwa mencari bantuan untuk kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti kekuatan dan keberanian.
Sayangnya, banyak orang menganggap kesehatan mental sebagai hal sekunder dibandingkan dengan kesehatan fisik. Padahal, gangguan mental seperti depresi, kecemasan, atau stres kronis dapat berdampak langsung pada kesehatan fisik, seperti menyebabkan penyakit jantung, gangguan tidur, atau penurunan kekebalan tubuh.

Salah satu cara untuk mendukung gagasan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik adalah dengan mengatakan bahwa "tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja." Masyarakat harus memahami bahwa meminta bantuan kesehatan mental adalah bukti keberanian dan kekuatan, bukan kelemahan. Sudah waktunya kita membuat masyarakat yang lebih terbuka dan menghargai kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun