Si Landak yang tak punya teman
Karya : Wawan Gunawan
Kesejukan dingin pun telah menusuk badan yang penuh dengan aroma pagi yang tak sedap dipandang oleh mata.badan yang membawa aroma yang sangat bau untuk dicium oleh hidung, tapi bagaimana lagi itulah tradisi kehidupan si landak.
Si landak pun bangun dipagi hari dan mengahampiri semua penghuni dihutan, tapi sayang si landak tak sadar diri bahwa dirinya membawa suatu penyakit bagi kaum penghuni hutan tersebut. Tercium sangat menyegat badan si landak oleh penghuni hutan tersebut,sampai banyak penghuni hutan menjauhi landak tersebut seketika,perlahan demi perlahan mereka pun meninggalkan si landak tersebut. Si landak mulai tak sadar mengapa teman na meninggalkan dia,dan dengan gaya percaya dirinya si landak seolah-olah tak membawa kesalahan terhadap semua penghuni hutan. Si landak mulai berjalan dengan santai sambil menyapa semua penghuni hutan tersebut dengan seirignya bau badannya yang tak disadarinya. Cengkraman dan sapaan pun si landak dengan sangat percaya dirinya menapa selama pagi terhapad semua penghuni hutan.
Mulutnya semakin membuka tersebut seolah-olah adalah suatu kepercayaan tersendiri bagi si landak, dengan santai nya si landak mulai berbicara kepada semua penghuni hutan.Dengan kepercayaan tersebut si landak mulai sedikit demi sedikit menyadar mengapa semua orang meninggalkan saya ketika saya menyapa nya,dan akhirnya si landak tak sengaja mencium mulutnya itu terasa bau oleh hidungnya sendiri,dan akhirna si landak secepatnya pergi dan langsung ke sungai untuk membersihkan badannya.
Sumedang, 0 Febuari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H