Mohon tunggu...
Wawan Gunawan
Wawan Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya suka Menulis

Kata-kata indah adalah tempat diskusi favoritku, Sebuah kiasan dan peribahasa yang indah yang, Disusun dalam sebuah untaian paragraf yang indah dan rapih, Tempat dimana,ku bisa berteduh dan merenung yang bahkan Tangan gemulai ini dapat menciptakan alam ini serasa, Milik kita berdua dengan disandingkan oleh kata indahku dengan berharap Jadi sebuah karya yang indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Landak yang Tak Punya Teman

21 Februari 2021   08:00 Diperbarui: 21 Februari 2021   08:11 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Si Landak yang tak punya teman

Karya : Wawan Gunawan

Kesejukan dingin pun telah menusuk badan yang penuh dengan aroma pagi yang tak sedap dipandang oleh mata.badan yang membawa aroma yang sangat bau untuk dicium oleh hidung, tapi bagaimana lagi itulah tradisi kehidupan si landak.

Si landak pun bangun dipagi hari dan mengahampiri semua penghuni dihutan, tapi sayang si landak tak sadar diri bahwa dirinya membawa suatu penyakit bagi kaum penghuni hutan tersebut. Tercium sangat menyegat badan si landak oleh penghuni hutan tersebut,sampai banyak penghuni hutan menjauhi landak tersebut seketika,perlahan demi perlahan mereka pun meninggalkan si landak tersebut. Si landak mulai tak sadar mengapa teman na meninggalkan dia,dan dengan gaya percaya dirinya si landak seolah-olah tak membawa kesalahan terhadap semua penghuni hutan. Si landak mulai berjalan dengan santai sambil menyapa semua penghuni hutan tersebut dengan seirignya bau badannya yang tak disadarinya. Cengkraman dan sapaan pun si landak dengan sangat percaya dirinya menapa selama pagi terhapad semua penghuni hutan.

Mulutnya semakin membuka tersebut seolah-olah adalah suatu kepercayaan tersendiri bagi si landak, dengan santai nya si landak mulai berbicara kepada semua penghuni hutan.Dengan kepercayaan tersebut si landak mulai sedikit demi sedikit menyadar mengapa semua orang meninggalkan saya ketika saya menyapa nya,dan akhirnya si landak tak sengaja mencium mulutnya itu terasa bau oleh hidungnya sendiri,dan akhirna si landak secepatnya pergi dan langsung ke sungai untuk membersihkan badannya.

Sumedang, 0 Febuari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun