Di ujung tahun yang memanjang, di sebuah kota kecil yang diliputi oleh aroma nostalgia, terdapat seorang perempuan bernama Maya. Ia adalah seorang penulis yang menatap langit-langit kamar, mencoba menangkap jejak waktu yang telah membawanya melalui perjalanan panjang.
Maya memandang balik setiap kata yang terpahat dalam setiap halaman bukunya. Cerita-cerita menggema di dinding kamarnya, mengingatkannya pada setiap canda, tangis, dan petualangan yang telah dilaluinya sepanjang tahun tersebut. "Kisah hidup ini seperti sebuah novel yang terus berkembang," gumamnya, tersenyum pada setiap kenangan.
Pada suatu malam yang dingin menjelang akhir tahun, Maya memutuskan untuk membuat daftar pencapaian dan kegagalan. Ia menuliskan setiap mimpi yang berhasil diraih dan setiap tantangan yang telah dihadapinya. Lembaran-lembaran catatan menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya.
Saat kembang api menerangi langit malam, Maya menyadari bahwa setiap detik membawanya lebih dekat pada kebijaksanaan. Di tengah kilauan bintang, ia menggenggam kuat harapannya untuk masa depan. "Mungkin tahun baru adalah lembaran kosong yang menantiku, dan aku adalah penulisnya," katanya, penuh semangat.
Tiba di malam pergantian tahun, Maya bersama keluarga dan teman-temannya. Mereka berkumpul di sekitar meja makan yang penuh dengan tawa dan cerita. Setiap wajah adalah cermin perjalanan masing-masing, dan setiap cerita adalah harta berharga yang mereka bawa.
Ketika lonceng pergantian tahun berdenting, Maya mengangkat gelasnya. "Untuk kisah yang belum terungkap dan mimpi-mimpi yang terpendam," serunya dengan penuh semangat. Bersama suara petasan dan senyum-senyum kebahagiaan, mereka menyambut tahun baru dengan optimisme yang merebak di udara.
Maya tahu bahwa setiap tahun membawa keajaiban baru. Meskipun terkadang penuh dengan tantangan, tetapi kisah hidupnya adalah bukti bahwa setiap perjalanan memiliki makna tersendiri. Dengan hati yang penuh syukur dan tekad yang baru, Maya dan teman-temannya melangkah ke tahun baru, siap menyulam kisah baru dalam buku kehidupan mereka masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H