Mohon tunggu...
Wawan Pembengo
Wawan Pembengo Mohon Tunggu... Dosen - Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mitigasi Iklim Sektor Pertanian dan Kehutanan Kawasan Teluk Tomini Propinsi Gorontalo

27 Juli 2023   21:20 Diperbarui: 27 Juli 2023   22:22 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia menjadi salah satu Negara yang menyepakati Konvensi PBB tentang perubahan iklim. Dalam laporan ke-4 Working Group II IPCC (International Panel on Climate Change) pada bulan April 2007 telah membuktikan adanya beberapa climate proof yang telah memberikan dampak nyata secara fisik dan biologis. Kenaikan temperatur rata-rata sejak 1850 -- 1899 sampai 2001 -- 2005 adalah 0,7 0C dan muka air laut global telah meningkat dengan laju rata-rata 1,8 mm/tahun dalam rentang 40 tahun terakhir. Target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia dengan kemampuan sendiri pada Updated NDC (UNDC) sebesar 29% meningkat ke 31,89% pada ENDC sedangkan target dengan dukungan internasional pada UNDC sebesar 41% meningkat ke 43,20% pada ENDC. Upaya mitigasi iklim difokuskan pada sektor pertanian dan kehutanan sebagai sumber mekanisme carbon sink, pencegahan deforestasi dan degdrasi hutan. Target ini akan dicapai melalui aksi mitigasi iklim dari kelima sektor yaitu energi, industri (IPPU), pertanian kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (AFOLU) serta sektor limbah.

Pelaksanaan kegiatan pengabdian KKN MBKM oleh Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo ini dilaksanakan di desa Bintalahe Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo berlangsung pada bulan Mei hingga Agustus 2023. Jumlah mahasiswa yang terlibat berjumlah 11 mahasiswa dari program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo dibawah bimbingan Wawan Pembengo, SP, M.Si ; Dr. Sutrisno Hadi Purnomo, SP, MP ; Yunnita Rahim, SP, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Lapangan. Kegiatan pengabdian ini berupa pelatihan partisipatif dimana kegiatannya berupa penyuluhan, pelatihan, dan bimbingan teknis. 

Penerimaan mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan oleh aparat desa Bintalahe 
Penerimaan mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan oleh aparat desa Bintalahe 

Bentuk program yang dilaksanakan meliputi program mitigasi iklim sektor pertanian berupa kegiatan pembuatan biopori dan biopestisida. Program mitigasi iklim sektor kehutanan berupa kegiatan agroforestri. Mitra dari kegiatan pengabdian KKN MBKM ini adalah kelompok tani desa Bintalahe. Desa Bintalahe secara geografis di pesisir pantai selatan memiliki luas wilayah 1910 Ha yang terbagi menjadi 4 dusun yaitu Dusun I (Tanjung Karang). Dusun II (Tolite), Dusun III (Asam Jawa), dan Dusun IV (Boyuhu). Desa Bintalahe merupakan daerah otonom desa dengan jumlah penduduk 862 jiwa yang terdiri dari 425 jiwa penduduk laki-laki dan 437 jiwa penduduk perempuan.

Kegiatan Inti Biopori

Kegiatan ini diawali dengan penentuan lokasi penempatan dimana biasanya daerah yang potensial terjadi genangan. Lubang biopori dibuat dengan cara dibor dengan bor tanah. Lubang resapan biopori tersebut dibuat berdiameter 15 cm dengan kedalaman 50 -- 100 cm. Hal ini bertujuan agar fauna tanah dapat mendekomposisi sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang. Setelah lubang selesai dibuat, disediakan sampah organik sebagai bahan yang akan dimasukkan di dalam lubang resapan biopori.

Kegiatan penyuluhan oleh mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan
Kegiatan penyuluhan oleh mahasiswa dan dosen pembimbing lapangan

Kegiatan Inti Biopestisida

Kegiatan ini dilaksanakan melalui pelatihan teknis pembuatan biopestisida didahului dengan menjelaskan bahan-bahan yang akan digunakan seperti bawang putih, lengkuas, lada, kunyit, dan sereh. Biopestisidsa majemuk umumnya bahannya dari tanaman famili jahe-jahean (Zingiberaceae). Menurut (Hendrival. et al., 2017) beberapa kandungan dari jahe yaitu geraial, -zingiberene, neral dan -farnesene tersebut diketahui memiliki aktivitas penolakan makan pada Tribolium castaneum, S. oryzae, R. dominica, dan O. Surinamensis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun