Mohon tunggu...
wawan sam
wawan sam Mohon Tunggu... -

pendaki,perenung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paguyuban Pasundan Kapal Induk Orang Sunda

28 Juli 2012   03:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:32 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belakangan ini geliat gerakan budaya ki sunda kembali tumbuh setelah sekian lama berada dalam posisi tidur atau mungkin di tidurkan.banyak organisasi ki sunda bermunculan khususnya di jawa barat , gerakan budaya,ekonomi,sosial,seni dan lain sebagainya,tentu saja ini membanggakan karena bagaimanapun juga ki sunda adalah bagian dari kekuatan nasional, sebuah identitas yang memiliki dan berkontribusi besar bagi NKRI.

Yang menarik untuk dicermati adalah peringatan menjelang satu abad paguyuban pasundan beberapa waktu lalu tepatnya 14 juli 2012 di gedung BANK Indonesia jabar banten, begitu semarak,heroik warga menyambutnya. Acara yang dihadiri masyarakat dan tokoh2 nasional tersebut di barengi dengan peluncuran tabloid yang pernah hadir tahun 1920 di jaman pak Oto Iskandar Dinata namanya ‘SORA PASUNDAN”, sekaligus peluncuran buku kepemimpinan sunda dan akademi budaya sunda di Universitas psundan.

Timbul sebuah pertanyaan mengapa 100 abad paguyuban pasundan dicermati, karena jelang 100 tahun keberadaanya ternyata paguyuban pasundan masih eksis dan tetap berkiprah mencerdaskan bangsa sesuai cita-cita dasarnya hingga hari ini, dan hingga hari ini organisasi-organisasi kedaerahan sebelum sumpah pemuda lahir tidak semuanya eksis,atau masih hidup alias mungkin sudah berubah.

Kenapa pasundan tetap eksis? Tidak lain karena komitmen dan perjuanganya di dunia pendidikan, hingga hari ini paguyuban pasundan memiliki lembaga pendidikan yang sangat banyak di berbagai strata, dari mulai SD,hingga perguruan tinggi seperti Unpas,STKIP Pasuda,STIE pasundan,STH pasundan.

Kembali ketulisan awal, ekisisnya paguyuban pasundan dengan karyanya khususnya di bidang pendidikan dan budaya,menjaga nilai-nilai ke sundaan,serta teruji oleh jaman maka tidaklah berlebihan kalau organisasi ini disebut sebagai kapal induk organisasi ki sunda.kapal induk yang harus menjadi wadah bersama seluruh organisasi kesundaan khusunya yang sedang tumbuh saat ini. Sebagai kapal induk,paguyuban harus menjadi tempat bersama, merumuskan masa depan masyarakat sunda untuk mengejar ketertinggalnya di berbagai bidang, khususnya di bidang ekonomi,sosial,pendidikan dan budaya.

Tentu saja banyak harapan di alamatkan kepada paguyuban pasundan sebagai kapal induk,Mengutif tulisan ketua umum paguyuban pasundan H.M Didi Turmudzi Prof.DR.( https://serbasejarah.wordpress.com) SEBAGAI organisasi yang berdiri pada 1913, Paguyuban Pasundan dalam tiga tahun mendatang akan genap berusia 100 tahun. Inilah momentum yang sangat bersejarah bagi Paguyuban. Momentum ini memperbesar kepercayaan diri dan menggugah harapan meskipun momentum ini juga menimbulkan tantangan yang sangat berat. Periode kepemimpinan Paguyuban dalam lima tahun mendatang merupakan momentum untuk menimbang-nimbang lagi, atau merumuskan kembali, jalan yang hendak ditempuh Paguyuban di kemudian hari. Dalam hal ini, salah satu tantangan yang harus dijawab meniscayakan Paguyuban agar dalam seabad usianya organisasi ini tidak menjadi sepuh, mapan, dan konservatif. Sebaliknya, Paguyuban merasa tertantang untuk menunjukkan, organisasi ini telah teruji oleh waktu, kreatif, dan luwes menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

Hal terpenting adalah bagaimana agar Paguyuban tetap dibutuhkan masyarakat, khususnya masyarakat Sunda, dalam arti turut menjawab masalah-masalah yang dihadapi orang banyak dewasa ini. Hanya dengan begitu, kiranya, keberadaan Paguyuban tetap dirasakan.Oleh karena itu, seluruh rengkak paripolah Paguyuban pada hari-hari mendatang insya Allah sedapat mungkin akan menyegarkan kembali ingatan dan kesadaran kolektif akan komitmen Paguyuban yang dicetuskan sejak organisasi ini memulai langkahnya lebih kurang seabad silam. Komitmen itu tiada lain dari komitmen untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan dalam arti yang seluas-luasnya. Jalur pendidikan, budaya, dan sosial ekonomi, dengan demikian, diandalkan sebagai jalur utama yang akan ditempuh oleh Paguyuban di kemudian hari. Jalur itu pula, sesungguhnya, yang selama ini ditempuh Paguyuban dalam upaya merealisasikan cita-citanya.

Sebuah perjalan panjang, sebuah pengabdian yang tentu saja mengakar dalam perjalanan sejarah berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia. Paguyuban pasundan sebagai organisasi yang berumur dengan khidmat terus mengabdikan dirinya untuk mengangkat harkat martabat umat manusia,di tanah air Indonesia,khususnya di jawa barat.mencerdaskan bangsa memberantas kemiskinan.

.

Di bidang sosial ekonomi, kami juga prihatin dengan gejala yang menunjukkan banyaknya orang Sunda, khususnya petani, yang terjerat rentenir. Kami merasa perlu berbuat sesuatu. Dalam hal ini, sambil menyadari bahwa lingkungan Pasundan sesungguhnya sudah menjadi potensi ekonomi tersendiri yang cukup besar, kami tergerak untuk mengupayakan pembentukan BMT (Baitul Mal wa Tanwir). Jika langkah kecil ini berhasil, BMT dapat dikembangkan menjadi BPR Pasundan. Lagi pula, sesungguhnya dahulu Paguyuban pernah membuka dan mengelola Bank Pasundan. Sekarang pun kenapa tidak. Yang pasti, selain memerlukan ketahanan budaya, kita pun memerlukan ketahanan ekonomi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun