Hal yang paling menyenangkan menjadi seorang guru SD/MI adalah bertemu anak anak kecil mungil yang masih polos, apalgi menginjak dewasa, menuju kepertumbuhan kelas selanjutnya, seperti di kelas 3 masa masa perubahan dari kelas bawah ke kelas atas mereka memiliki dua adek kelas kelas 1 dan kelas 2, perubahan baik fisik dan mental, dari mulai bullying atau saling mengadukan kesalahan teman mungkin biasa, tapi itulah salah satu tantangan terbesar saat mengajar dilapangan dunia sesungguhnya, tidak sekedar teori di dalam bangku perkuliahan, dulu kufikir menjadi guru hanya urusan mengajar, ternyata tidak, justru ada banyak hal tanggung jawab yang besar ketika menjadi orang tua di sekolah dengan berbagai jenis karakter anak.
Menyenangkan memang menjadi orang tua, di ibukan anak anak di kelas, ketika bisa dekat dengan mereka, contoh saling berbagi cerita kisah, ataupun ketika terjadi masalah perkelahian, suatu hari ada anak yang berkelahi dengan kelas sebelah, untuk menyelesaikan masalah ini, bukan saling menyalahkan atau mencari kekurangan, memanggil anak itu berdua kita selesaikan, Â bicara baik baik katakan sejujurnya, fitroh anak kecil memang jujur, mereka akan jujur ketika di ajarkan kejujuran, yah saat perkelahian hati anak akan merasa muak, berat rasanya ingin menangis meluapkan amarah, saat itulah bagaimana seorang guru harus menghadapi temperamen mental anak yang sedang ingin meluapkan amarah, pasti dia akan menahan emosinya dan ketika menangis saat itulah sedikit berkurang bebannya, berkata jujur sembari memotifasi alasan apa yang membuat dia berkelahi, ternyata hal sepele hanya karena sepatu baru yang di injak injak teman kemudian temannya menginjak injak seolah saling bertukar salam, ternyata itu menyakiti anak yang sepatunya baru, dan terjadilah perkelahian saling memukul.
Ketika jam masuk tiba, dipanggillah anak itu ada apa dan kenapa setelah mengutarakan, guru memotifasinya bahwa kehidupan itu memang perjuangan, ketika ada teman yang menghina menindas, kita tak diajarkan untuk saling membalas tapi bersabar dan bersyukur, serta mendoakan, setelah memotifasi bahwa anak hebat anak kuat bukan dengan main tangan atau memukul tapi ketika dia bisa menahan sabar saat dia bisa marah, kamu anak hebat pasti bisa, dan saling memaafkan bersalaman tanpa perlu ada balas dendam di antara mereka, begitulah indahnya melihat tumbuh kembang mereka menemani setiap perilaku mereka pertumbuhan mereka selama di sekolah.
Sebuah kisah untuk terus berbagi pengalaman mengajar di MI kelas 3
#pengalamanmengajar
#ketikaadaanakberkelahi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H