Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Apa jadinya bagi para kolega guru di tempat mengajar saya masih terus menganggap, menulis itu tidaklah mudah mudah. Keluhan-demi keluhan diterima - lebih banyak yang mengatakan, saat memulai adalah yang paling berat. Hal itu wajar - bahakan harus dimaklumi. Tapi Prof Arismunandar, Rektor Universitas Negeri Makassar(dulu IKIP Makssar) malah membuktikan kalau rasa berat para mahasiswa dan termasuk guru untuk menulis adalah bisa jadi dari sudut latar belakang yang kurang mumpuni dengan pelajaran mengarang. Di sesi akhir pertanyaan dari Ibu Nurcahya, guru SD Pertiwi Makassar, sedang menyelesaikan s 3 nya di UNJ Jakarta itu, sang profesor malah menghimbau untuk segera dibuat semacam gerakan untuk menulis. Pelajaran mengarang menjadi ajang untuk memperkuat daya menulis. " Mulai saja dengan kalaimat 'ada suatu hari, tentunya tulisan selanjutnya akan ikut mengalir" sembur prof Arismunandar yang sudah kedua kali memegang jabatan Rektor mantan IKIP Makassar itu.
Pesan Profesor Dr Arismunandar disaat acara seminar nasional Guruku Panutanku yang mengambil tema' Dari Kelas Membangun Indonesia' itu sangat disambut oleh 65 peserta finalis Guruku Panutanku beserta hadirin undangan lainnya. Dikesempatan ini saya mencoba mengungkap satu simpanan tulisan siswa saya dalam buku catatan pelajarannya. Saya ingin memperlihatkan seruan profesor Arismunandar. Tahun 2013 saya pernah memberi tugas kepada 3 siswa saya di Madrasah Tsanawiyah darul rasidin di Dusun Balang Ajia Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupate Maros untuk mengambil bagian dari bahan koleksi saya tentang informasi Olempiade olahraga tingkat dunia. Sebelumnya sosialisai nama 'Kelas Olimpiade' sudah familiar di madrasah. Di bagian tulisan ini saya copy paste semua isi tulisan siswa :
Pergi Pameran Kelas Olimpiade
Ditulis: Silfiani Atika, Kelas VII MTs Darul Rasyidin
Pada hari minggu, tanggal 2-03-2013, kami diajak oleh pak Irwan untuk pergi pameran Kelas Olimpiade. Disana kami melihat banyak anak-anak yang sedang mendaftar untuk mengikuti lomba berbusana muslim dan lomba adzan. Setelah selesai mendaftar, mereka pun diberi nomor peserta. Disana ada KKN UIN Alauddin angkatan 48, pak imam desa dan ibu imam desa. Pak Irwan, Ibu Ketua Yayasan sekolah kami, Kepala Desa(Kepdes).
Lokasi yang kami tempati adalah di masjid Nurul dan acara pun dimulai. Pertaa-tama, ada salah satu KKN UIN Alauddin angkatan 48 yang membacakan ayat suci Alquran. Setelah membacakan ayat suci Alquran, ketua panitia berceramah, selanjutnya koordinator desa lagi yang berceramah. Sama seperti pak imam desa Samanggi. Kami yang ikut pameran cuman ada 3 orang, yaitu Kamria, Sulfiani Atika, dan Riski Nirmayani. Yang ikut lomba busana muslim cuma ada 1 yaitu Andika Purnama Sari dan yang ikut lomba adzan adalah Renaldi.
Selama acara pun berjalan, tiba-tiba Renaldi keluar dan katanya perutnya sakit. Karena dia belum sarapan. Akhirnya Renaldi pun tidak ikut lomba. Setelah semua peserta selesai lomba, mereka pun diajak berfoto-foto dengan para kakak-kaka KKN UIN Alauddin angkatan 48. Lalu ada persembahan kecil dari KKN UIN ngkatan 48 yaitu dia bernyanyi dan ada yang bermain gitar. Dia bernyanyio bersama seluruh peserta loma dan ada pula peserta busana muslim yang menangis karena tidak mau maju kedepan untuk pentas.
Adapun persembahan darii grup masjid Nurul Atttaqwa akhirnya acara pun selesai dengan lancar. Lalu ada seorang ustad yang bernama ustad Muhammad Sabir yang bertanya tentang poster yang kami punya. Sekianlah pengalaman kami pergi pameran Kelas olimpiade. Sekian dan terima kasih. (Karya Sulfiani Atika, kelas VII (1 SMP)
Pattunuang Asue: 010514
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H