Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Tulisan ini bisa menjadi cermin dari musibah jatuhnya Hercules (30/6/2015)di Medan. Saya diperkaya lewat membaca seksama tulisan dan berita di Kompas com yang menguak rubrik Hercules Jatuh di Medan sejak Rabu kemarin(1/6). Saya menyaring beberapa komentar dari calon Panglima TNI, TB Hasanuddin(Komisi 1)DPR, Ryamizard Ryakudu(Menhan). Termasuk tulisan analisa sejarah awal pengawalan peran Amerika- dimasa Presiden Soekarno dengan Jhon F Kennedy.Â
Saya baru pertama kali menikmati peenerbangan dengan Hercules pada tahun 1999. Saya bisa menumpang ke Hercules disaat ada tim kesehatan Himpunan Mahasiswa Islam(HMI)tingkat (pengurus Besar)PB habis mengadakan bantuan pengobatan kesehatan bagi korban kerusuhan konflik Januari 1999 di Ambon. Saya lupa tanggal pastinya, tapi yang masih terngiang adalah posisi darimana saya naik Hercules- naik bukan dari posisi area parkir pesawat komersil. Posisi itu berada di area khusus TNI AU di Ambon. Â
Rombongan dengan Tim Kesehatan HMI itu datang agak terlambat, sehingga pada saat naik Hercules tidak bisa lagi mendapat tempat duduk. Pemandangan di Hercules tidak ada bedanya dengan disaat menumpang bis kota Jakarta. Penumpang yang tidak bisa duduk ada yang berdiri. Saya sempat berada di ruang depan(ruang pilot). Saya senang bisa langsung pemandangan baru di Hercules. Pengalaman seperti itu menyiratkan betapa sederhana alat angkut udara milik TNI AU. Saya benar-benar percaya kalau pesawat itu bisa terbang - disaat melihat pemandangan langit dan awan dari kaca Hercules.Â
Hercules benar-benar bisa membantu masyarakat sipil yang sangat membutuhkan disaat konflik kerusuhan di Ambon pada media tahun 1999. Situasi gawat di Ambon membuat banyak orang ingin keluar dari Ambon untuk mengungsi. Hercules menjadi tumpuan disituasi seperti gejolak Ambon tahun 1999. Secara pribadi saya harus mengacungkan jempol dengan kberadaan Hercules.Â
Sedianya saya hanya ingin turun di bandara Sultan Hasanuddi di Makassar, tapi karena dukungan teman tim HMI mengajak terus - saya ikut. Beberapa saat pesawat Hercules beristirahat, berlanjut ke lapangan udara Kendari, berlanjut sampai ke Malang, dan berakhir di bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Â
Inilah gambaran peran Hercules untuk masyarakat sipil. Saya mengucapkan rasa duka buat keluarga yang ditinggalkan dari musibah jatuhnya Hercules di Medan. Innaa Lillaahi Wainna Ilaihi Raajiuun.Â
Pattunuang 2 Juli 2015Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H