Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala - Tulisan Ninoy Karundeng yang sedang HL sangat menarik perhatian Kompasianer. Saya masih menunggu tulisan Prayitno Ramelan yang ahli dibidang dunia intelijen dan spionase. Ninoy mengulas dengan jeli profile BIN walau singkat. Saya punya bekal mengamati sisi lain dari sosok putri terbaik asal Ambon Maluku itu Di tulisan saya ini lepih pas mengikuti jejak gaya reportase  Tjiptadinata Effendi - disaat mengurai korban kecalakaan (keluarganya) dipenerbangan Malaysia Airline beberapa bulan lalu.
[caption id="attachment_349887" align="aligncenter" width="300" caption="Catatan Siswa: Koleksi ITM "][/caption]
[caption id="attachment_349890" align="aligncenter" width="300" caption="Catatan Siswa: Koleksi ITM "]
Saking sibuk dalam 3 hari mempersiapkan agenda Tahun Baru Islam  1436 Hijriah, tulisan kompasianer baru saya baca Jumat - yang memberitakan meninggalnya Gayatri Wailissa, Pertama dan utama saya ingin mengucapkan Innaa Lillahi Wa Innaa llaihi Raajiuun( Sesungguhnya dari Allah kita berasal dan kepada-Nyalah kita kembali). Saya ingin berbagi bagaimana rasa seorang guru yang langsung pernah mendapat  pujian bahkan dari kekaguman dari almarhumah Gayatri - yang ternyata punya prestasi puncak bak seorang sosok selebritis.
[caption id="attachment_349893" align="aligncenter" width="300" caption="Catatan Siswa: Koleksi ITM "]
3 catatan tulisan tangan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Merah Ambon memberi ucapan selamat jalan kepada saya - disaat saya siap untuk melepas tugas mengajar di Ambon Provinsi Maluku. Semoga saja tulisan serupa dibuat oleh teman-teman Gayatri dari tingkat SD di Ambon dan SMP Negeri 2 Ambon dan seterusnya di tingkat SMA. Pertemuan pertama kali dengan almarhumah disaat  ia diantar oleh teman guru ke madrasah tempat saya mengajar. Saat kulihat  Gayatri di ruang kantor, spontan saya mengajaknya ke kelas. Kubiarkan ia berbicara memperkenalkan diri. Siswa sekelas saat itu terkagum dengan gaya bicara cepat dan hampir semua ungkapan dalam Bahasa Inggris. Dari pertemuan itu saya langsung menganggap kalau Gayatri itu punya serba talenta.
Pakistan wajib berbangga bila mendapatkan seorang Malala - yang bisa sampai mengharumkan nama negara ke seluruh penjuru dunia.  Gayatri harus mendapat tempat  yang layak, segera harus diangkat  dan dianggap  sebagai pahlawan lokal, nasional bahkan internasional. Saya mencoba menggali gaung dua berita terdahulu - seraya memebri kenangan dan penghargaan dari dunia pendidikan.
[caption id="attachment_349901" align="aligncenter" width="300" caption="Koran Suara Maluku (Koleksi ITM) "]
[caption id="attachment_349902" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Koran Kompas (Koleksi ITM)"]
Saya tidak habis pikir kalau memang Gayatri yang punya bakat "multi talenta" itu tidak dilirik dan dimanfaatkan oleh Kemendiknas, Kementristek, Kementrian Pemberdayan  Perempuan dan Anak, Komnas KPAI - termasuk pihak pemerintah daerah Kota Ambon dan Provinsi Maluku. Kenapa berita meninggalnya Gayatri hanya diulas dalam  porsi "kasus pembunuhan". Secara kasat mata saya mengamati kalau lebih baiknya tulisan Ninoy Karundeng itu mengulas jauh dari tanggapan tempat kuliah terakhir, teman tempat tinggal, teman dan guru di Ambon. Saya jadi malah menganggap kalau potensi besar anak dari daerah pasca konflik harus berakhir "tragis" - seperti tanggapan di media. Adakah kompasianer yang terpanggil membuat buku profilealmarhumah?
[caption id="attachment_349903" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Koran Kompas (Koleksi ITM) "]