Mohon tunggu...
Irwan Thahir Manggala
Irwan Thahir Manggala Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang Sudah Mati Benar-benar Sudah di ALAM KUBUR . Semoga kita terhindar dari golongan orang yang SEMANGATNYA LAGI TERKUBUR.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cerita Kompasianer tentang Kompasianer

10 Agustus 2013   22:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:27 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia kemasukan 17 gol dari 3 klub Inggris, sedangkan Malaysia bisa mengimbangi jawara klub Spanyol Barcelona dengan skor 3-1.  Saatnya masyarakat Indonesia segera berbenah diri. Saya harus segera banyak belajar dengan keadaan di rumah Kompasiana. Saya harus lebih terbuka kepada sesama kompasianer, karena saya percaya di Kompasiana lah tempat untuk bisa belajar banyak, selain  hanya untuk saling berhubung dan berbagi.

Usia dua tahun bergabung bergabung dengan media sosial terbesar di Indonesia, Kompasiana, memberi peluang  posisi sebagai mediator Kompasianer atau non Kompasianer. Berbekal waktu yang agak lowong memberi tantangan kepada saya untuk mengenal lebih dekat dengan beberapa Kompasianer. Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnaen, Wijaya Kusuma, Thamrin Dahlan, adalah Kompasianer yang pernah saya temui langsung. Kalau TD, panggilan Thamrin Dahlan dan Omjay, panggilan Wijaya Kusumah pertama kali saya temui saat ikut Kompasianival November 2012 di Jakarta. Sedangkan Pep, panggilan Pepih Nugraha dan Isjet, panggilan Iskandar Zulkarnaen selain juga di Kompasinival-sama halnya dengan DH dan Omjay. Pep dan Isjet sudah sangat sering saya temui langsung sejak awal saya gabung learning blogging  akhir Mei 2011 di Ambon - dilanjutkan di ajang yang sama Juni 2011 di Wisma Kalla Makassar. Pertemuan selanjutnya saat temuan novelis Ahmad Fuadi di Bank Indonesia Makassar. Wajah dan khas saya sudah bisa dikenal oleh Pep, beberapa kali dia menjadi narasumber di Makassar, saya selalu mendapat kesempatan saling bertegur sapa. Saya mulai punya ide ide untuk mengembangkan kekerabatan dengan mereka, setelah membaca sebagian besar kumpulan tulisan Johan Wahyudi di Kompasiana. Saya juga merasa tertantang untuk bercermin diri selama ajang proses bernaung dengan Kompasiana, khususnya  lewat tulisan teman teman yang lain. Saya seperti membuat pekerjaan rumah(PR) buat diri sendiri untuk memanfaatkan kesempatan lebih dekat dengan tulisan-tulisan Muhammad Armand, Yusran, Valentino, Christie Damayanti. Tulisan sebelumnya pernah saya menyinggung profile kompasianer Tjiptadinata Effendi dan Daniel Ht Saya juga bisa mengatur jadwal berlanjut untuk menelusuri tulisan Jusuf Kalla, Prayitno Ramelan, Jusril Ihja Mahendra, Ade Armando, Pipiet Senja. Mereka semua, termasuk kompasianer lain - mengambil masukan Isjet," Biar tukang becak pun punya kesempatan yang sama untuk membagi di media blog rame-rame Kompasiana". Teman guru dimana saja berada atau teman biasa dan keluarga harus tahu keberadaan saya berkompasiana. Semoga niatan membangun profile tulisan teman-teman di tas akan dapat memperkokoh keseriusan saya berkompasiana. Siapa tahu teman, atau siapa saja yang mengenal bisa saling memafaatkan buat berbagi. Di bawah ini saya ingin mengirim bingkisan ekspresi saya yang sudah harus hati-hati untuk menjadi seorang ayah- yang dapat meneladani anak untuk menulis nantinya. Anakku yang keempat Bintang Anugerah, baru masuk SD beberpa hari lalu. Semoga dua sesi foto Bintang bisa merefleksikan keadaan ayahnya ini. [caption id="attachment_271494" align="aligncenter" width="300" caption="Masa Awal Berkompasiana (DOk ITM) "][/caption] [caption id="attachment_271495" align="aligncenter" width="300" caption="Masa Awal Berkompasiana (Dok ITM) "]

13761467682108359933
13761467682108359933
[/caption] [caption id="attachment_271496" align="aligncenter" width="300" caption="Masa Awal Berkompasiana (Dok ITM) "]
137614683323891039
137614683323891039
[/caption] [caption id="attachment_271497" align="aligncenter" width="300" caption="Masa Awal Berkompasiana (Dok ITM) "]
13761469161360354157
13761469161360354157
[/caption] 4 foto di atas adalah gambaran posisi saat awal baru bergabung di Kompasiana; mengantuk, bingung, serba bergantung, malas, dan banyak diam. Masa-masa yang memang perlu penataan dan serba gugup deh. Bgaiamna pula seteah sekian lama berganug, kelanjutannya seperti apa jadinya: [caption id="attachment_271500" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Berlanjut Berkompasiana (Dok ITM) "]
1376147168180970090
1376147168180970090
[/caption] [caption id="attachment_271505" align="aligncenter" width="300" caption="Masa berlanjut Berkompasiana (Dok ITM) "]
13761474611162693816
13761474611162693816
[/caption] [caption id="attachment_271508" align="aligncenter" width="300" caption="Masa berlanjut Berkompasiana (Dok ITM) "]
13761475141403788877
13761475141403788877
[/caption] Perkembangan bergabung dengan Kompasiana, dari mulai tahu posisi untuk menyesuaikan diri, mulai lega karena bisa senyum sendiri, dan akhirnya sekali-kali sudah berani mengunjuk gigi. Selamat berkompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun