[caption id="attachment_314828" align="aligncenter" width="300" caption="Siswa kelas VI MI Darul Rasyidin (Dok ITM) "][/caption]
Pesona Menakjubkan: Irwan Thahir Manggala-  Mencari peminat pembaca tulisan di media sosial tidaklah mudah, termasuk di Kompasiana. Saya mengalami kemajuan yang cukup berarti, karena sudah mendapat pembaca dalam kelompok pembaca(komunitas baca Kompasiana). Itu berarti,  saya tidak (lagi)merasa susah-susah  mencari pembaca tulisan saya di Kompasiana. Kelompok (binaan) baca Kompasiana itu sekaligus menjadi media untuk menumbuhkembangkan  minat tulis-menulis. Sebelum membaca lebih lanjut tulisan ini, bisa lihat tulisan sebelumnya di Kompasiana(6 Siswa SD  Menanggapi Tulisan di Kompasiana: mendapat komentar 12, dan nilai 6 dari kompasianer).
[caption id="attachment_314829" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Irwan Thahir Manggala "]
[caption id="attachment_315203" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Irwan Thahir Manggala(Dok ITM) "]
[caption id="attachment_315204" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Irwan Thahir Manggala (Dok ITM) "]
[caption id="attachment_315205" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Irwan Thahir Manggala (Dok ITM) "]
[caption id="attachment_315206" align="aligncenter" width="300" caption="Koleksi Irwan Thahir Manggala (Dok ITM) "]
Siswa-siswi inilah yang menjadi parner baca tulisan saya di Kompasiana. Tulisan-tulisan saya yang sudah hampir berjumlah 600 itu akan di"refresh" - mana yang bisa diolah ulang untuk konsumsi baca anak-anak di kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Yayasan Darul Rasyidin, Dusun Balang Ajia, Desa Samangki, Kecamatan Simbang Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kolega guru, unsur pimpinan yayasan dan kepala sekolah sudah memberikan lampu hijau untuk saya kibarkan bendera Kompasiana di lingkungan sekolah. Anak-anak siswa pun kian bersemangat - malah berlomba, disaat saya sempat mengambil gambar di kelas atau di lingkungan sekolah.
Kehadiran tulisan-tulisan saya di Kompasiana bisa menjadi pengisi kekosongan fasilitas jaringan informasi internet maupun media massa cetak. Yayasan Darul Rasyidin juga memiliki 3 satuan pendidikan(RA-setingkat TK, MTs setingkat SMP ,MA setingkat SMA,juga berada  didalam area satu lokasi. Keempat satuan pendidikan tersebut tidak memiliki perpustakaan dan laboratorium. Upaya menumbuhkembangkan minat baca anak-anak yang berada di area dusun terpencil itu sangat penuh tantangan.
Tulisan-tulisan saya hasil print dari Kompasiana saya simpan dalam map file. Saya memberi keleluasaan siswa untuk membawa setiap map file itu ke rumah - bahkan saya memberi dorongan untuk memperlihatkannya kepada keluarga di rumah. Saya mendapat konfirmasi siswa dari keadaan orang tua yang melihat tulisan di Kompasiana; Â ada yang tidak melihat sama sekali, lebih banyak yang hanya melihat foto-foto. Semua tulisan siswa yang mengulas atau menyalin tulisan dari Kompasiana sudah saya baca(lihat: 6 Siswa SD Menanggapi Tulisan di Kompasiana).
Saya sedang merancang pendekatan untuk memanfaatkan keberadaan mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin(UIN)Makassar yang saat ini baru masuk seminggu melaksanakan kuliah kerja nyata(KKN) yang membawahi wilayah dusun Balang Ajia. Sebelumnya mahasiswa program studi ilmu komunikasi UIN Alauddin Makassar bulan lalu juga sudah menyepakati kerjasama bantuan bina literasi media dengan Yaysan Darul Rasyidin. Termasuk saling-silang peluang siswa MTs dan MA untuk bisa melakukan program tutur sebaya.
