Mohon tunggu...
Marwah Thalib
Marwah Thalib Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru yang suka menulis

Menolak kemungkaran itu harga mati, menyerukan islam kaffah itu konsekuensi keimanan.\r\nSejarah boleh mencatat kita sebagai pejuang. Tapi kita berjuang bukan karena catatan sejarah. alamat lainnya bisa dikunjungi di \r\nhttp://marwah-syiardalamtulisan.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Wajah Revolusioner

12 November 2014   21:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:57 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bahan bakar minyak untuk sekian kalinya akan dinaikkan. Sebanyak kali itu pula mahasiswa turun ke jalan untuk menolak kenaikan tersebut. Jalan protokol tumpah ruah oleh air bah lautan manusia yang katanya memperjuangkan nasib rakyat. Suara pendemo bersahutan dengan deru kendaraan yang sejak tadi tersendat jalannya. Asap hitam tak kalah ramainya mengepul akibat ban yang sengaja dibakar oleh para pejuang rakyat tersebut. Lalu ocehan para pengguna jalan menambah lengkap aksi mereka. Sayangnya para demonstran itu nampaknya harus kecewa karena ocehan mereka bukan untuk pemerintah melainkan untuk orang yang "memperjuangkan nasibnya". Mereka tak mendapat dukungan dari warga. Bahkan ditempat lain warga malah balik melawan para pejuang rakyat tersebut.

Menyandera SPBU jadi aksi andalan para pendemo tiap kali rencana kenaikan BBM. Kali ini giliran truk tangki minyak pertamina yang disandera. Mungkin mereka mengira, cara ini bisa mengancam para dedengkot pemerintahan untuk segera mengurungkan niatnya menaikan harga BBM. Sayangnya cara inipun tak berhasil.

Sementara di barisan lain tak kalah ramainya. Mereka juga datang berkumpul untuk meyuarakan dengan lantang penolakan mereka terhadap rencana kenaikan BBM. Bedanya aksi mereka tidak dihiasi kepulan asap ban. Juga tidak menyandera tangki atau SPBU pertamina. Mereka membawa bendera yang bertuliskan Lailaha Illallah. Ada yang berwarna putih dan ada pula yang berwarna hitam. Mereka menyebutnya sebagai bendera islam, karena Rasulullah dan para sahabat selalu memakainya termasuk saat perang.

"Allahuakbar" pekik salah seorang dari barisan yang membawa bendera islam. Segera diiukuti seluruh peserta dibelakangnya sambil mengangkat tangan kanan yang dikepal.

"Hidup mahasiswa" teriak barisan kiri tak mau kalah. Mereka juga mengangkat kepalan tangan. Bedanya mereka mengangkat tangan kiri.

"Omong kosong jika Jokowi tidak tahu bahwa jika BBM naik rakyat semakin sengsara" tegas salah satu orator aksi di barisan kanan. Tetiba depan gedung wakil rakyat dibuat panas dengan orasi yang membara.

“Rezim Jokowi tak berbeda dengan rezim – rezim sebelumnya.” tambahnya

Barisan kiri tak mau ketinggalan menghantam pemerintah dengan lemparan kata-kata tegas. "Jangan naikkan harga BBM, hentikan penindasan terhadap rakyat" teriak salah seorang diatas truk tangki minyak pertamina.

"Kenaikan harga BBM akan semakin mempersulit kehidupan rakyat jelata, harga sembako dan ongkos transportasi akan semakin mahal dan tidak terjangkau daya beli masyarakat," ujar orator tersebut.

Suara lantang menolak rencana kenaikan BBM bertalu-talu di telinga para pengguna jalan. Lambat laun suara tersebut pun akan sampai ditelinga presiden. Bahkan jauh sebelumnya presiden sudah bisa menebak gelombang penolakan ini pasti terjadi. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya. Toh, hampir seluruh presiden pernah merasakannya. Namun selalu saja mereka tetap menaikkan harga BBM.

***

"Buang-buang waktu saja ini semua mahasiswa. Bukannya pergi belajar, malah demo tidak jelas. Mengganggu perjalanan orang saja" komentar salah satu penumpang pete-pete tepat disamping duduk Riska.

"Trus gimana dong bu. Di keritik begini saja mereka tetap naikkan harga BBM, apalagi kalau tidak dikeritik sama sekali. Lagian mengkritik itu tugas kita. Ya rakyat ini" Riska menimpali

"Mengkeritik sih, mengkeritik. Tapi kan bisa tidak membuat macet seperti ini. Kita hargai niatnya memperjuangkan nasib rakyat. Tapi caranya ini, bikin emosi" keluhnya

"Tapi kata mereka, ini salah satu strategi untuk menunjukkan kemarahannya pada pemerintah"

"Buat apa. Kalau begini, warga malah ikut marah sama mereka"

Riska tersenyum tanda setuju

"Saya kiri depan fly over yah pak" teriak Riska kepada pak sopir.

"Mau kemana dek?" tanya ibu disampingnya penasaran

"Saya ikut barisan aksi damai yang sebelah kanan sana bu"

"Ini bu, saya ada buletin berisi penolakan kami terhadap kenaikan BBM" tambahnya sambil menyodorkan selebaran berwarna biru.

"Kiri" teriak Riska agak pelan tapi cukup jelas oleh pak sopir.

***

Kebijakan ini harus segera di hentikan, dan sebagai gantinya, Migas dan SDA dikelola sesuai tuntutan syariah untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat, baik muslim maupun non muslim. Dengan penerapan syariah Islam secara Kaffah dalam naungan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwah.

Ia baca dengan pelan baris-baris terakhir dari buletin yang baru saja ia dapatkan. "Khilafah" pikirnya mengingat kata yang pernah ia dengar sebelumnya. Masih samar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun