Bila kau pikir setelah kejadian ini, laki-laki kami akan takut shalat berjamaah lagi di masjid. Tidak, kau salah. Lihatlah masjid-masjid di berbagai negeri justru makin ramai orang berdatangan. Mereka tak takut sama sekali.  Sebab baginya kalaupun harus wafat, meninggal keadaan bertaqarrub kepada Allah itu jauh lebih mulia. Â
Jika kau kira setelah kejadian ini, laki-laki kami akan takut shalat jumat di negeri-negeri minoritas. Maka, sekali lagi, kau salah. Malah di hati ini cemburu dengan saudara kami yang wafat di hari jumat. Sebab hari itu adalah hari yang istimewa untuk berpulang.Â
Apabila kau pikir sebakda aksi teror biadab itu, kami akan takut menampakkan keislaman kami. Â Berhentilah berpikir serendah itu. Sebab kami malah makin cinta dengan agama ini. Â Makin serius mendalaminya. Tengoklah setelah ini, apakah kami akan jadi pengecut atau kau akan melihat cucu-cucu keturunan Muhammad Al-Fatih dengan gigih membela agamanya. Â Sebutir telur anak muda yang meradang kemarin, mungkin sudah cukup menyadarkanmu.
Tapi tenang, kami tak akan membalasmu dengan aksi yang sama hinanya. Meski kami meminta pada pihak yang berwajib agar sanksi berat untukmu ditunaikan.Â
Hanya jangan heran jika setelah ini, Â orang-orang malah makin penasaran dengan agama yang sangat kau benci ini. Â Ramai mempelajarinya. Â Lalu banyak yang memeluknya.Â
Pun tak usah kaget, bila kau malah menyaksikan ukhuwwah di antara kami bertambah solid. Â Tak peduli negeri, mazhab, suku, ras ataupun ormas yang berbeda. Â Kami bersatu dalam rapalan doa yang selaras. Saling berpegangan dalam pembelaan terhadap agama. Pun beriringan dalam memperjuangkan tegaknya perisai umat. Pemersatu dan penegak toleransi seutuhnya. Khilafah ala minhajin Nubuwwah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H