Lingkungan sosial memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pola self-talk seseorang. Seseorang yang merasa didukung oleh teman, keluarga, atau dosen lebih cenderung menggunakan self-talk positif. Misalnya, seorang mahasiswa mengatakan bahwa dukungan yang diterima dari temannya membuatnya lebih merasa percaya diri dan mendorongnya untuk berpikir positif, seperti "Saya bisa melakukannya bersama teman-teman saya." Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sosial yang mendukung dapat memperkuat self-talk positif dan memperkuat kepercayaan diri.
      Namun dalam kasus lainnya, kekurangan dukungan sosial juga mempengaruhi pola pikir seseorang, dan mereka cenderung terjebak dalam self-talk negatif. Contohnya, seseorang yang kurang mendapatkan dukungan dari keluarga mengungkapkan bahwa ia merasa lebih mudah terpuruk dalam pola pikir negatif, seperti "Saya tidak akan bisa membuat mereka bangga." Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial memainkan peran penting dalam membentuk pola self-talk, dan individu yang merasa kurang mendapat dukungan cenderung lebih sering menggunakan self-talk negatif, yang berdampak negatif pada kepercayaan diri mereka.
      Self-talk bukan hanya merupakan proses internal, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti hubungan sosial dan dukungan dari orang lain. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Mohiyeddini et al., 2011) juga menunjukkan bahwa lingkungan sosial yang mendukung dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri individu, yang tercermin dalam penggunaan self-talk positif. Sebaliknya, kurangnya dukungan sosial dapat memperburuk self-talk negatif dan menurunkan kepercayaan diri individu.
Dapat disimpulkan bahwa self-talk memainkan peran yang signifikan dalam membangun kepercayaan diri individu. Penggunaan self-talk positif terbukti memberikan dampak yang positif, yaitu meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, dan memperkuat kesiapan individu dalam menghadapi tantangan. Sebaliknya, self-talk negatif cenderung merugikan kepercayaan diri dan dapat memperburuk kecemasan, yang berdampak pada kinerja dan hasil yang dicapai. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk belajar mengelola dan mengubah pola self-talk mereka agar dapat lebih mendukung perkembangan kepercayaan diri yang sehat.
Selain itu, lingkungan sosial juga memiliki peran penting dalam mepengaruhi pola self-talk seseorang. Dukungan sosial yang diterima dari teman, keluarga, atau kolega dapat memperkuat penggunaan self-talk positif, yang pada gilirannya mendukung peningkatan kepercayaan diri. Sebaliknya, kekurangan dukungan sosial dapat memperburuk self-talk negatif, yang berpotensi menurunkan rasa percaya diri. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan sosial yang positif dan mendukung sangat penting dalam proses pengembangan kepercayaan diri individu. https://bk.fip.unesa.ac.id/Â
REFERENSI
Hatzigeorgiadis, A., Zourbanos, N., Galanis, E., & Theodorakis, Y. (2011). Self-talk and sports performance: A meta-analysis. Perspectives on Psychological Science, 6(4), 348--356. https://doi.org/10.1177/1745691611413136
Hidayat, Y. (2011). Reviu self-talk: Konsep, dimensi, dan perspektif teori. Jurnal Kepelatihan Olahraga, 3(1), 65--76.
Izzah, L. (2024). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dan Efikasi Diri. 7, 149--159.
Mohiyeddini, C., LeBlanc, S., & Bauer, S. (2011). Self-talk in sport. In Sport Psychology (Issue June). https://doi.org/10.4324/9780429460623
Saragih, I. S., Ginting, F. S. H. B., & Sirait, R. (2022). Effect of Positive Self-Talk on Anxiety Among Patients with Covid-19. Indonesian Nursing Journal of Education and Clinic (Injec), 7(1), 34. https://doi.org/10.24990/injec.v7i1.447