Mohon tunggu...
Wawa GartiwaSPdI
Wawa GartiwaSPdI Mohon Tunggu... Guru - Wawa Gartiwa Bandung 4 Nopember 1989

Guru di SDN 137 Cijerokaso Kota Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Positif di Kelas dan Sekolah SDN 137 Cijerokaso

31 Januari 2022   10:00 Diperbarui: 31 Januari 2022   10:43 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan sejatinya adalah pemberian contoh yang harus dilakukan oleh seorang guru atau pendidik dalam membawa anak menuju perubahan ke arah yang lebih baik dimasa depannya. Namun tak bisa dipungkiri dengan adanya pandemi Covid-19 ini, strategi guru dalam memberikan contoh dalam pembelajaran sedikit terkendala karena siswa tidak diperkenankan dating ke sekolah. Selama masa pandemi pembelajaran terpaksa dilakukan secara daring,ini tentu saja merubah perilaku dan kebiasaan siswa dalam mekanisme pembelajaran. Tak bisa dipungkiri dengan adanya metode pembelajaran daring banyak kendala yang terjadi dilapangan,seperti terkendalanya pengadaan gawai,kuota dan sebagainya.Namun untungnya saat ini pemerintah mengeluarkan kebijakan  Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) bagi setiap sekolah, yang mana akan kembali memberikan motivasi baik itu guru maupun siswa dalam melakukan pembelajaran kembali. Dengan adanya PTMT tersebut diharapkan peran guru sebagai pemberi contoh dalam pembelajaran kembali berjalan.

Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan merupakan sebuah tuntunan yang diberikan oleh seorang guru dalam menumbuh kembangkan anak atau siswa,adapun secara lengkap definisi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak untuk mendapatkan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.Pendidikan haruslah membimbing dan menguatkan apa yang ada di dalam diri setiap anak agar dapat memperbaiki tingkah laku serta dapat mengetahui mana yang baik dan yang buruk dalam menjalankan perannya di masyarakat. Dalam proses menuntun, anak dapat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sesuai apa yang ada dalam kodrat alam dalam dirinya.

Guru berperan sebagai pamong yang dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.Guru pamong tersebut diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk membentuk karakter Pelajar Pancasila dengan memberikan tuntunan dan pembiasaan yang konsisten di sekolah. Pengembangan budaya positif dapat menumbuhkan motivasi positif dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila yaitu  beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, serta berkebinekaan global.

Salah satu contoh penerapan profil Pelajar Pancasila adalah dengan adanya Budaya Positif.Budaya positif merupakan turunan dari nilai-nilai yang diyakini dan disepakati di sekolah. Budaya positif tersebut berisi kebiasaan-kebiasaan yang sudah disepakati bersama dan dijalankan dalam waktu yang berkesinambungan dengan mengedepankan perbedaan kodrat alam dan kodrat zaman yang ada pada setiap anak agar anak mendapatkan kebahagiaan yang datang dari dalam dirinya saat melaksanakan kebiasaan-kebiasaan tersebut. Beberapa contoh kesepakatan atau keyakinan kelas yang bisa diterapkan contohnya seperti saling menghargai dan menghormati , disiplin, menjaga kebersihan kelas dan lain sebagainya.

Adapun hasil dari diterapkannya budaya positif tersebut yaitu setiap anak akan terbiasa dengan budaya-budaya positif tersebut dan menjadi sebuah kebiasaan yang mampu diterapkan dalam keluarga dan kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan adanya kebiasaan yang sudah diterapkan tersebut maka secara otomatis penanaman profil Pelajar Pancasila akan terwujud baik di sekolah, di rumah, bahkan di lingkungan masyarakat sekitar.

  • DESKRIPSI AKSI NYATA

  • Tujuan
  • Tujuan dari diadakannya aksi nyata dalam menerapkan budaya positif tersebut diantaranya adalah :
  • Terwujudnya budaya positif di sekolah sehungga terwujudnya profil pelajar Pancasila.
  • Perubahan positif dalam mekanisme belajar dan mengajar yang berpusat pada anak sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
  • Adanya kolaborasi antar siswa,guru,kepala sekolah, komite,pengawas dan pemangku kebijakan lainnya guna terciptanya perubahan yang sesuai dengan visi sekolah masing-masing.

  • Tolak Ukur
  • Tolak ukur budaya sekolah yang diharapkan yaitu :
  • Peserta didik mempunyai karakter religious dan berakhlak mulia.
  • Peserta didik mempunyai rasa cinta tanah air.
  • Peserta didik mempunyai sikap sopan dan santun.
  • Peserta didik mampu terlibat aktif, mandiri, kreatif, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan peranna sebagai siswa.
  • Peserta didik mempunyai rasa empati.
  • Peserta didik mampu menyusun keyakinan kelas.

  • LINIMASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN
  • Perubahan yang ingin dicapai sekolah yaitu :
  • Meluruskan niat untuk bersama-sama menerapkan budaya positif.
  • Bersama-sama dalam menerapkan Visi dan Misi Sekolah
  • Dimulai dari diri dan hal terkecil

Perubahan yang ingin dicapai oleh peserta didik :

  • Lingkungan belajar yang nyaman,menyenangkan .
  • Terciptanya budaya positif di lingkungan sekolah.
  • Mencetak peserta didik yang mempunyai Profil Pancasila.

Strategi dalam Pelaksanaannya :

  • Membuat Perencanaan
  • Sosialisasi program dan permohonan izin serta izin dari Kepala Sekolah.
  • Sosialisasi program kepada orang tua dan guru.
  • Memfasilitasi peserta didik dalam menerapkan Filosofi Ki Hajar Dewantara dan  budaya positif di kelas dengan salah satu contohnya membuat kesepakatan kelas dan kebiasaan-kebiasaan lain yang berhubungan dengan budaya positif seperti sholat berjamaah, berprilaku sopan santun dan lainnya.
  • Melaksanakan rencana yang telah direncanakan.

Refleksi

Senantiasa meminta penilaian dari Kepala sekolah dan rekan mengenai program yang telah dijalankan, dan apabila terdapat kendala maka sesegera mungkin diperbaiki dengan meminta saran dan masukan dari semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan program tersebut.

  • DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
  • Dukungan yang dibutuhkan dalam melaksanakan program aksi nyata yang berkaitan dengan  budaya positif yaitu :
  • Dukungan dari kepala sekolah baik secara materil maupun moril.
  • Dukungan moril dari rekan sejawat/guru.
  • Dukungan dari semua elemen sekolah.
  • Dukungan dari Peserta didik.
  • Dukungan dari Orang tua.

Cara Saya mendapatkan dukungan adalah :

  • Mensosialisasikan kepada semua stake holder pendukung mengenai perubahan yang ingin dicapai.
  • Menerapkan keyakinan kelas, sehingga pendidik dan peserta didik memulai perubahan positif di ruang lingkup termudah yaitu kelas.
  • Meminta kolaborasi dari semua pihak yang terlibat.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun